06

1.5K 163 43
                                    

Riji dan Makoto di kepung di sebuah rumah yng tidak berpenghuni, riji dan Makoto berlutut. Riji melihat sekeliling, orang orang itu serasi memakai baju hitam dan menggunakan masker.

"Mako bediri" seseorang dengan suara kasar itu menyuruh Mako berdiri.

Makoto berdiri dan mengeluarkan pistol dari tasnya ikut menodong riji. Ini membuat riji terkejut.. apakah Makoto menjebaknya? Apakah Makoto selama ini...

"In.. ini maksudnya apa? Makoto?" Suara riji sedikit gemetar karena kegugupan.

"Lu bilang butuh kerjaan kan? Pih jelasin dulu pih"

Seseorang berjongkok didepan riji, menggunakan topi Koboi hitam dan masker tengkorak.

"Wajah wajah tersakiti nih"

"Maksudnya?"

"Mako, lu yakin dia bisa kaya kita?"

"Belajar pasti bisa."

"Tapi boleh juga nih kalau dilihat lihat.. Riji Casanova u have a good name. Sekarang aku mau tanya.. kamu butuh kerjaan? Aku bisa memberimu pekerjaan dan gaji yng lumayan. Tapi... Ada tapinya.. kamu siap mati nggak?" Ucap pria itu dengan suara beratnya,dan tawa pelan.

"Seberbahaya itu kah? Dan selain gaji.. apa yng bisa aku dapatkan? Kau bilang mati.. berarti itu menyangkut nyawa bukan?"

"Selain gaji? Kau akan mendapatkan perlindungan, jika saja kau dalam bahaya seperti di culik,dibegal, atau apalah.. kami akan turun membantumu. Dan kau akan mendapatkan keluarga yng hangat.. tidak seperti ayah dan ibumu itu"

Riji terkejut apakah Makoto memberitahu orang ini tentang masalahnya? "Oh ya.. um.."

"Jangan khawatir.. semua akan tercukupi dari keselamatan hingga ekonomi. Itu sisi baiknya.. dan sisi buruknya adalah.. kau harus siap mempertaruhkan nyawamu juga untuk keluarga ini. Jika ada situasi mendesak.. kau juga harus tetap siaga. Bagaimana? Tertarik dengan pekerjaan ini?" Pria itu terkekeh dibalik maskernya.

Riji jujur sedikit ragu.. dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk berpikir sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.

Semua senjata yng menodongnya langsung diturunkan dan disimpan. "Dah.. buka masker gapapa ges, kenalin diri dulu"

Mereka semua melepaskan maskernya.

"Udah lu boleh bediri" - Makoto

"Jantung gw hampir merosot ke kaki anjir"

"Penakut lu anyink"

"Eh gw tampol lu ya, gw gatau apa apa ditodong , GK geneter gimna gw anyink"

"Udah udah, mereka sebenarnya baik kok"

"Hay riji, aku key" seorang wanita berambut biru dengan tampang yng sedikit dominan itu mengajak riji untuk berkenalan.

"O-oh.. key iya" riji masih gugup.

"Aku Elya, aku sama key duo dispenser" mereka bergandengan tangan.

"Dispenser? Anjir"

Lalu seseorang berambut coklat tinggi dengan paras tampan itu mendekati Riji "Aku.. kamu kenal lah ya?"

Riji langsung mundur satu langkah "k-kak gin??" Entah mengapa wajahnya selalu menghangat saat melihat Gin.

"Waduh.. ciee" -makoto

"Anyink-"

✧-----------------✧

Setelah berkenalan dengan mereka riji dibawa lagi ke sebuah rumah mewah. Jujur saja tadi memang membuat riji terkejut diantara anggota mereka ada Caine dan beberapa orang lainnya seperti krow, Rion, dan gin , apalagi Makoto?? Shak Shik shok riji teh. Riji memasuki rumah itu dan berkumpul dengan mereka.

"Lu mau tinggal disini apa dirumah lama lu?"

Riji berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara "tinggal disini boleh deh.. rumah gw sepi bet sepi karena gw sendiri."

"Bagus deh klo gitu.." Makoto mengeluarkan radio nya dan bertanya pada anggota yng ada di radio. "Ges ,kamar siapa yng masih kosong? Gw sama Agil nanti , kagak di peluk pundung pulak dia nanti" lalu Rion menjawab pertanyaan tersebut di radio.

"Dih sekip bucin.  Tu kamar Gin -1"

"Ngaca anj-"

Lalu riji menyimpan radionya lalu menatap kearah riji. "Lu sekamar sama gin gpp?"

"Anjir.. sama kak gin..??"

"Mana tau makin Deket lu awoakwowkw"

"Apasi anjing"

"Lu keatas aja,  trus belok kiri 2 kali abistu liat disamping ruangan gym tu ada jalan trus ada beberapa pintu disana, lu buka yng paling ujung bagian kiri. Yng bagian kanan punya mami ama papi gweh. Gw mau makan dulu"

Riji mengangguk pelan, dan pergi menaiki tangga dan mengikuti perkataan Makoto, saat sampai di kamar ujung.. riji terhenti dia sedikit gugup. Lalu dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Setelah beberapa saat pintu itu terbuka menampilkan gin dengan menggunakan kaos dan celana selutut ymg sedikit basah, juga handuk di rambutnya yng menandakan dia baru saja selesai mandi.

"Ada apa?"

"M-makoto bilang.. kamar yng -1 kamar kamu jadi.."

"Oh.. kamu tinggal disini? Yaudah masuk masuk" gin membiarkan riji untuk masuk. Namun Riji lebih dibuat terkejut lagi saat melihat kasur hanya 1 satu namun cukup untuk 2 orang.

"Kasurnya.."

"Ya.. semuanya gitu kok, cuman mereka pada big size buat 4-5 orang cukup. Cuma punyaku buat 2 orang aja.. wajahmu gugup banget." Gin menyeringai sedikit saat dia mengeringkan rambutnya. "Malu tidur sama aku?"

"Enggak gitu-" riji kehabisan kata kata nya.

"Merah tuh wajahmu."

✧-----------------✧

Tuh double up 😃 suka ga?

Tired? Don't worry i hold you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang