Saat mereka pulang, mereka kebingungan karena rumah begitu sangat sepi. Mereka masuk dan melihat sebuah surat di meja makan.
Sayang, maaf ayah sama mama pergi tiba-tiba. Tapi kita pergi cuma beli buat bahan-bahan masak di rumah aja kok buat persediaan.
Appa
.
Sooji dan doah hanya terdiam. Sooji dan doah saling tatap, lalu doah memutar bola matanya malas dan naik ke atas untuk ke kamarnya.
"Tuh anak engga ada sopan-sopannya sama gua! Kan gua padahal seneng jadi kakak akhirnya bisa ngerasain punya adik, tapi adiknya malah ngelunjak sama gua!" Kesal sooji menggerutu.
.
Beberapa bulan kemudian, sooji sudah mulai terbiasa dengan sekolah, lingkungan baru dan doah adik barunya. Mereka tetep tidak akur toh.
Tapi kali ini sooji dan doah sedang di perpustakaan, mereka sedang belajar untuk ulangan ini habis istirahat. Oh ya, sooji dan doah adalah rival kalau masalah nilai.
Seperti waktu itu, kelas mereka lagi ujian harian. Saat di bagikan ulangannya, nilai sooji lebih tinggi dari doah. Sooji mendapat 100, doah mendapat 98. Doah benar-benar geram saat itu dengan sooji, jadi disitulah mereka menjadi rival kalau masalah nilai.
"Gue masih engga nyangka kalo lo sepinter itu IQ nya" ucap doah membuka suara.
Sooji menatap doah sejenak lalu tersenyum, kemudian tatapannya kembali membaca.
"Emang dari muka gua engga ke baca?" Pertanyaan sooji membuat doah tertawa mengejek.
"Malah gara-gara ngeliat muka lo yang keliatan bodoh dan polos itu gue engga expect kalo ternyata lo pinter juga" balas doah dengan tatapannya yang tak lepas dari bukunya.
Sooji yang mendengar pernyataan doah, membuat dia kesal sendiri dan ia memilih mengabaikan doah. Lalu tiba-tiba doah berdiri dari duduknya dan meninggalkan sooji, sedangkan sooji hanya menggelengkan kepalanya dan lanjut membaca.
.
Saat doah masuk kelas, doah salah fokus sama dayeon yang hanya tiduran di mejanya. Tak biasanya dayeon seperti itu. Doah langsung geleng-geleng kepalanya ketika dia memikirkan dayeon lalu duduk di tempatnya dan melanjutkan bacanya.
Skip.
Saat ulangan tiba, sooji sudah duduk siap di kursinya. Fyi, tempat duduk mereka beda-beda karena ulangan, doah stay di depan, sooji dibelakang doah, dan dibelakangnya sooji adalah dayeon.
Sooji menepuk pundak doah dan doah menoleh, sooji tersenyum angkuh ke doah. Doah hanya geleng-geleng dengan sooji yang tidak jelas, lalu ia kembali menghadap ke depan. Lalu sooji menatap harin, kemudian sooji menulis sesuatu untuk harin dan melempar kertas itu ke harin.
Kalau nilai ulangan aku seratus, kamu jadi pacar aku ya hihi
Sooji
Harin hanya tertawa, lalu mengangguk pada sooji dan sooji langsung tertawa kegirangan. Doah diam-diam memperhatikan sooji dan harin, kemudian doah mengepalkan tangannya.
Saat ujian, sooji begitu sangat fokus pada soal-soal yang kalau kata orang biasa mah sulit tapi menurut sooji terlalu easy. Lalu leher sooji ditepuk perlahan oleh dayeon dan sooji menengok.
"Nomor 5 apa jawabannya?" Bisik dayeon.
Sooji dengan malas memberitahu dayeon, "sekali aja lo nanya ke gue! Kalo nanya lagi awas lo!" Ancam sooji.
"Haha santai aja bang" balas dayeon sambil tersenyum smirk.
Selang beberapa menit, sooji tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa. Sooji mencengkram kedua sisi meja, lalu sooji mengangkat tangannya dan berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Sister [Do Ji]
Fanfictionwarn!!! (BxG) sooji yang merupakan anak tentara itu terus menerus pindah hampir ke semua kota di korea, dan sooji juga hampir merasakan juga sekolah di berbagai kota korea. lalu ayah sooji memutuskan untuk menikah lagi tujuannya agar sooji tidak sen...