5

654 64 9
                                    

Happy reading!!

Maaf kalau ada typo



"Kak~ a-aku... Sebenarnya, suka sama kakak. Aku engga suka sama kakak kalau kakak suka harin"

.

Sooji hanya diam sambil menatap doah. Sooji benar-benar tak berekspektasi kalau doah, adiknya itu menyukainya yang notabenenya adalah kakaknya.

Sooji bingung ingin bicara apa, soalnya ia masih terkejut dengan apa yang di ucapkan adiknya itu bahwa adiknya itu menyukainya.

"Tuan sung sooji!"

Sooji begitu pun doah langsung menoleh ke arah dimana ada seseorang yang memanggil nama sooji. Dan keduanya melihat kalau suster lah yang memanggil sooji.

"Saya kira tuan kabur tapi ternyata disini. Ah ya, ini sudah waktunya makan" kata susternya.

Sooji kembali menatap doah, dan doah juga menatap dirinya. Sooji menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. Sooji langsung berdiri meninggalkan keduanya.

Doah. Dia begitu sedih karena melihat respon sooji. Doah harus berbuat apa? Doah bingung.

"Non, ayo ikut makan juga" ajak susternya.

"A-ah ya, ayo" jawab doah.

.....

Setelah makan, sooji dan doah pulang ke rumah. Sebenarnya sooji masih belum boleh pulang, tapi dia maksa, alhasil ya sooji di perbolehkan pulang.

Sooji dan doah duduk di belakang mobil, mereka membuang muka. Sedangkan di depan adalah ayahnya yang mengendarai dan mamanya di kursi samping suaminya.

Tuang sung bingung melihat interaksi anaknya yang tiba-tiba menjaga jarak dan lebih banyak terdiam.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya sang ayah dan keduanya menggeleng.

"Kalian bertengkar?" Kali ini mama yang bertanya.

Sooji hanya diam seribu bahasa. Ia hanya memilih menatap keluar jendela tanpa melihat yang lain.

Doah melihat sooji sebentar lalu menatap mamanya. Doah menggeleng sambil tersenyum, "kita tak apa-apa mama, cuma lagi males ngobrol aja hehe" kata doah.

"Males ngobrol bukan berarti berjaga jarak juga kan?" Ucapan ibunya membuat doah hanya diam.

"Sudahlah sayang, paling pertengkaran adik kakak pada umumnya aja. Entar juga engga lama akur lagi kan hahaha" perkataan suaminya itu langsung diangguki oleh istrinya.

.

Keesokannya, doah dan sooji lagi sarapan. Hanya berdua saja, soalnya ayah dan mamanya pergi bekerja ke luar kota, jadi mereka hanya berdua saja di rumah dan paling ada bibi sama satpam saja. Ah ya, dan supir.

Sooji diam-diam melirik doah. Dia merasa ingin menanyakan sesuatu.

"Kamu suka sama kakak dari kapan?" Pertanyaan sooji itu membuat doah langsung menatapnya.

"Dari pas awal kamu elus kepala aku, dan kamu rela buka jaket kamu demi tutupin itu aku. Padahal di situ cuaca lagi lumayan dingin" jawab doah.

"Ah begitu... Tapi di situ kamu... A-ah Aku engga tau ternyata kamu sampai terbawa perasaan, padahal aku cuma berusaha baik sama adik aku aja dan engga mau bikin sakit kamu. Apalagi aku pertama kali ngerasain punya adik, jadi aku kayak excited banget buat deket kamu" penjelasan sooji membuat doah berhenti mengunyah makanannya.

"Hm aku ngerti kalo dari awal kakak cuma anggap aku adik doang, engga lebih. Tapi aku engga bisa terus mendam perasaan aku aja, setidaknya dengan aku udah bilang perasaan aku yang sebenernya ke kakak. Aku udah lega" balas doah lagi.

Step Sister [Do Ji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang