CHAPTER 05

33 15 1
                                    

Duoble up ges!

Pastikan kalian sudah meninggalkan jejak di chapter sebelumnya ya!

Mon maap dengan segala typo dan jenis kawan kawannya!

Enjoy your time!
___________________________________

"Heh pemalas! Bangun dan cuci muka sana! Kau mau tidur berapa lama lagi Adin!"

Adin mengerang tertahan dan bergumam, bantal yang menutupi wajahnya karena posisi tidurnya yang tengkurap membuat suaranya tidak jelas.

Nora yang telah menyalakan lampu kamar Adin beralih ke arah jendela untuk menutup tirainya di karenakan sore yang akan menjelang malam. Ia juga perlu mengambil tumpukan pakaian kotor pria yang masih berada di tempat tidur.

Di rumah hanya ada mereka berdua, mengingat yang lainnya belum pulang. Venion berkata akan pulang terlambat karena adanya rapat OSIS. Aster seharusnya pulang bersama Cale naik bus umum, tetapi mengapa mereka belum juga sampai? Apa dia harus menyusulnya ya?

Adin menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.

Ketika Nora berjalan kearah kamar mandi untuk mengambil pakaian kotornya, Adin menyedot ingus yang meler. Kau tau masalah saat tidur dengan Ace yang menyala? Adin merasa ia akan terkena serangan flu.

Nora berdecak pelan saat mendengar ritual srat srot srat srot yang Adin lakukan, "Itu menjijikan Adin, buang sana ingusmu!" Ucapnya lalu ia menghilang di balik pintu dengan keranjang pakaian kotor di tangannya.

"Hmm..." Balasnya singkat dengan mata tertutup, ia masih mengumpulkan nyawanya tahu.

Nora hanya menggelengkan kepala sembari menuruni tangga ke lantai bawah. Heran dia tuh, masalahnya walau pun sekarang Adin bukanlah kaisar lagi, ia masih lah mantan kaisar di kekaisaran Mogoru.

Jadi setidaknya, kelakuannya masih lah di batas tertentu. Maksud dirinya, kau tau setidaknya masih ada beberapa sikap bawaan Adin karena pernah menjadi kaisar. Tetapi jangankan sifatnya, kelakuannya saja sudah sangat absurd ebel.

Di luar Nurul, bahkan Nurul saja sudah tidak di luar.

Nora ragu bahwa Adin memang pernah menjadi kaisar. Bahkan ia kagum kekaisaran Mogoru bisa semakmur itu di tangan Adin bahkan saat usianya masih dini, apa rakyatnya ia mantrai dengan sesuatu ya? Atau di gunah gunah? Wah Adin sangat pintar sekali kawan kawan.

"Hah, ada ada saja." Nora menggeleng kan kepalanya dengan pemikiran itu.

"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan!"teriak Adin dari kamarnya.

"Bodo amat!"balas Nora tidak peduli.

Ia manaruh pakaian Adin dengan pakaian kotor milik yang lainnya. Besok mereka akan di antar ke tempat laundry, walau pun Nora terkadang mencucinya, tetapi ia tidak mau mencuci sebanyak itu. Enak saja, emang di kira dirinya babu apa, Cape tahu.

Adin turun ke lantai bawah dengan wajah segar walau matanya masih terlihat berat. Tidak baik tidur di waktu sore untuk kesehatan, tetapi apa Adin peduli. Dia terlanjur lelah dengan laporan dan pemasukan dari cafe dan restoran yang ia dan Nora kelola.

Apa lagi kini cabangnya mulai banyak, itu kabar baik tetapi juga membuatnya malas.

Ya, sebenarnya lebih baik melakukan ini dari pada menjadi kaisar. Walau ia merindukan tanah kelahirannya itu sih.

"Yang lainnya pada kemana? Kok sepi?" Tanya Adin begitu ia menduduki dirinya di sofa panjang ruang tengah.

"Venion ada rapat dengan OSIS, Aster dan Cale sebentar lagi pulang." Jawab Nora dari arah dapur.

We Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang