CHAPTER 08

52 14 3
                                    

Eaaaaaaaaa

Aku kembali😉 kangen gak kangen gak?!😋 Kangen lah masa enggak sih😳

Tapi gusy, serius, emang cerita gw seru ya?🗿 Ternyata ada gitu yang baca nih cerita, gabut kah kalian?

Clopeh ganteng banget astagoy😆😆😆
___________________________________

Setelah menyelesaikan sebagian tugas kelompok mereka, Kim dokja dan Han Soyoung pun pamit untuk pulang dengan wajah yang terlihat aneh.

'mereka agak aneh', pikir Cale.

Mungkin hanya perasaannya saja, tetapi tadi dia melihat jika wajah dokja dan Soyoung tampak pucat dengan keringat dingin di dahi mereka.

Cale masih berada di depan gerbang rumahnya, menatap ke arah jalan setapak yang sebelumnya di lalui oleh dokja dan Soyoung. Mereka sudah pergi, dia hanya menatap jalanan kosong.

Malam hari, ia berdiri di depan gerbang sendirian setelah mengantar kedua teman sekelasnya itu ke luar gerbang.

Cale berjengit kala merasakan hembusan angin yang menerpa dirinya, bulu kuduknya tiba tiba berdiri.

"Dingin banget..." Gumam Cale sembari menggosok gosokkan kedua tangannya yang terasa kebas.

Cale buru buru menutup gerbang dan berjalan kembali menuju pintu depan, sebelum menutup pintunya, Cale dengan mata menyipit memerhatikan sekitar halaman rumahnya.

Dia merasa seperti sedang di awasi, tetapi tidak ada apapun di halaman rumah.

Cale mengangkat bahunya tidak peduli. Ya, siapa coba yang malam malam dengan udara dingin begini masih ada di luar.

Jadi dengan santai Cale pun menutup pintu itu.

Tanpa tahu bahwa memang ada yang sedang memerhatikannya.

Di ruang tengah.

Dengan kaki kanannya yang bertumpu di atas kaki kiri, Nora yang sedang membaca sebuah buku dengan santai di sofa ruang tengah menggerakkan tangan kanannya untuk mengambil cangkir berisi teh yang tadi dia buat, lalu menyeruputnya.

Walaupun terlihat santai, Nora tampak sedang dalam suasana hati yang tidak baik dengan aura suram yang mengelilingi nya.

Di selebah kanannya, terdapat kaisar agung kita Adin yang terlihat sangat tertekan dengan keadaannya sekarang.

Adin tidak mengerti, sangat tidak mengerti.

Sejak tadi, Nora terus saja mendiaminya, bahkan memperlakukannya dengan sinis dan emosi.

Pengen nangis darah aja Adin kalau begini mah.

Adin berdehem pelan lalu mulai berbicara dengan perempuan itu kembali.

"Nora, sebenarnya apa salahku, kenapa kau terus mendiami ku seperti ini?!"

Kali ini Nora merespons, Adin tersenyum senang karena dia akhirnya mendapatkan atensi Nora.

Tapi bukannya mendapatkan apa yang dia bayangkan, Nora malah menabok muka mantan kaisar itu dengan buku yang dia pegang. Gak kenceng sih, tapi Adin di buat meringis karenanya.

"Kau pikir saja sendiri!"

Adin cengo, Cale yang melewati ruang tengah langsung meringis melihat pemandangan tersebut.

Karena tidak ingin ikut campur, Cale buru buru melangkah menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Saat kakinya akan menginjak anak tangga terakhir, Cale di kejutkan dengan kepala Aster yang tiba tiba saja muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang