11. Lenora

1.7K 131 16
                                    

Kyle sedang menjalankan meeting bersama para manager perusahaan nya. Namun tiba-tiba tiba ia berniat mengecek cctv ruangannya yang tersambung lansung dengan hanphonenya. Entah kenapa ia merasa kepo dengan apa yang Lenora lakukan saat ini.

Normal, Lenora nampak sibuk memeriksa barang-barang barangnya yang ada di meja, gadis itu kadang juga mengomentari barang yang menurutnya aneh.

Ethan dapat mendengar dengan jelas karna cctv nya juga memiliki sensor suara, jadi tak heran ia mendengar suara Lenora dengan jelas.

"...... Bukankah begitu tuan Kyle??"

"Hm? Ah iya... Lanjutkan pak anam...." Ucap Kyle, jujur saja sedari tadi ia tak fokus di meeting hari ini.

"Saya sudah selesai pak, sekarang kami hanya menunggu tanggapan dari pak Kyle tentang investasi yang akan di lakukan bulan ini"

Kyle berdehem singkat, investasi apa?? Kyle benar-benar benar tak menyimak sedari tadi. Mata nya beralih kembali pada hanphonenya, yang ternyata Lenora telah menghilang dari pandangan, Kyle dengan cepat memeriksa cctv lainya namun gadis itu benar- benar telah hilang dari ruangannya.

Bukan apa- apa, ia hanya tak mau gadis itu di culik dan ayah dari gadis itu malah menuntutnya atau marah- marah tak jelas nantinya.

"Pak Kyle??"

"Kita lanjutkan nanti" ucap Kyle, pria itu berdiri dari duduknya masih mempertahatikan hanphonenya, melangkah keluar dari ruangan tanpa peduli tatapan keheranan dari semua orang yang ada di ruangan tersebut.

Kyle menyimpan telponnya, menatap sekitar mencari keberadaan calon istrinya.... Asek.

Setelah mencari kemana- mana, Bahakan mengecek cctv kantor akhirnya Kyle menemukan keberadaan gadis yang ia cari.

Gadis itu nampak kesal, menatap ke sampingnya namun entah siapa yang ia tatap, yang jelas di samping gadis itu hanya ada dinding tembok yang tak bersalah.

"Siapa yang mengizinkan anda berkeliaran di kantor saya, nona Lenora??"

'deg'

Kekesalan Lenora yang tak menemukan keberadaan Si man kini berganti rasa gugup, bak maling ayam yang ketahuan, gadis itu berbalik menatap Kyle yang berada di belakangnya, menatap Lenora dengan mata elangnya serta dengan kedua tangan besarnya yang berada di saku.

Terlihat tampan dan mempesona, namun juga menakutkan.

"Gak--ada.... Ayolah om...aku kan—bosan" cicit Lenora, menundukkan kepala.

Kyle menatap datar gadis di hadapannya ini. Sebenarnya apa rencananya?? Beberapa hari yang lalu gadis itu menolaknya, dan sekarang seakan mendekatinya.

"Pulang, saya akan mengantar anda" putus Kyle, berbalik namun tiba-tiba pergelangan tangannya di tahan oleh jemati kecil yang bahkan membutuhkan dua tangan untuk memegangi nya.

"Nanti aja om, ini kan masih siang—aku bosan di rumah" ucap Lenora dengan mengeluarkan puppy eyes nya.

Sejenak Kyle tertegun, namun ia tak akan luluh begitu saja. Lagi pula adanya gadis ini di kantornya hanya menjadi beban tak berguna.

"Ayolah om– janji deh gak akan ke mana- mana, asal ada makanan yah....hehe"

"Tidak"

Lenora berdecak kesal, apalagi saat Kyle dengan santai meninggalkanya. Mau tak mau Lenora akhirnya mengikuti pria itu yang ternyata melangkah ke ruangannya.

Memang tujuan Lenora yang ingin mencari si Man tak terlaksanakan dengan baik, namun bukan berarti ia ingin segara pulang. Lenora bosan di rumah dan lebih baik ia berada di kantor Kyle, mengganggu pria itu nampaknya lebih menyenangkan.

"Om"

"Om Kyle"

"Om Leyik"

"Om"

Lenora terus memanggil pria itu, menghiraukan beberapa orang yang menatap penasaran ke arahnya.

Mereka tiba di lift, Lenora dengan cepat berlari, mengikuti Kyle yang memasuki lift, takut juga ketinggalan.

"Om Kyy, nanti yah pulangnya... Atau aku telpon papi, bilang om nyakitin aku sambil nangis- nangis trus....."

"Diam atau saya potong lidah mu"

Lenora seketika terdiam, gadis itu betingsut mundur berdiri di pojokan menatap ngeri ke arah Kyle.

Gadis itu tak lagi mengeluarkan suara, bahkan ketika mereka sudah sampai di ruangan Kyle. Pria itu membuka pintu ruangannya, di ikuti oleh Lenora yang tak mau di tinggal, walau masih merasa ngeri pada pria itu.

Di dalam sana sudah ada sekretaris Kyle yang menunggu, wanita itu nampak menatap Lenora sambil tersenyum namun tak di balas sama sekali oleh Lenora.

"Dua menit lagi pak Leo akan datang ........"

Lenora tak lagi menghiraukan percakapan keduanya, gadis itu memilih mengemasi tasnya dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu, menunggu Kyle dan sekretaris nya selesai bicara.

Cukup lama, entah apa yang mereka bahas.

Setelah nya, Kyle melangkah mendekat. Lenora sudah siap untuk pulang, ia pasrah dan tak berniat lagi membujuk si om.

"Tunggulah di sini, jangan kemana- mana"

Senyum lenora mengembang, kesenangan.

"Menunggu tanpa makanan itu gak enak om" ucap Lenora tersenyum manis.

Kyle beralih menatap Sandra, sekretaris nya "berikan apa yang dia minta" ucap pria itu lalu melangkah keluar begitu saja.

Lenora tersenyum senang, mulai mengatakan semua makanan yang ia ingikan.

.....


Dua jam berlalu, kini Lenora sibuk dengan drakor dan beberapa jajanan nya yang belum habis, semenatata itu Kyle juga sudah kembali satu jam yang lalu dan pria itu kini di sibukkan dengan pekerjaan nya.

Pria itu tak lagi memosrsulikan Lenora, begitu juga Lenora yang sama sekali tak menghiraukan keberadaan Kyle.

"Enak yah kamu.... Bagi dong"

"Ambil aja" jawab Lenora acuh, dari tadi Nora memang berada di sampingnya, ikut menonton dan sesekali meneguk ludah.

"Ck, kalo aku bisa dari tadi aku udah ambil"

"Gak bisa kenapa?" Tanya Lenora, namun sama sekali tak berniat menoleh pada Nora.

"Au ah, kamu nyebelin aku ambil lagi tubuh ku yaaa"

"Ambil aja kalo bisa"  balas Lenora santai.

Nora kesal, gadis itu memilih menghilang dari pada semakin kesal pada tubuhnya sendiri.

Kyle mendengar semua yang Lenora ucapkan, awalnya ia mengira Lenora mengajaknya bicara namun gadis itu sama sekali tak menatapnya dan fokus pada handphone di tangannya.

Kyle menggeleng, mungkin saja gadis itu sedang mengomentari drama yang ia tonton. Tapi tetap saja terlihat tak waras kan?

Jam sudah menunjukkan pukul 5, Kyle yang sadar membawa anak orang memutuskan untuk menghentikan pekerjaanya dan mengantar Lenora pulang.

"Ayo pulang" ucapnya tiba- tiba.

Lenora gelagaoan, apalagi saat menyadari banyak sampah berserakan ulahnya.

"Tapi om.... "

"Biarkan Sandra yang mengurusnya" ucap Kyle, melangkah lebih dulu keluar dari ruangan nya.

Lenora tersenyum senang, menyimpan ponselnya ke tas kecilnya lalu menyusul kyle yang lebih dulu keluar.

Setelah beberapa menit, kini Lenora sudah berada di mobil Kyle. Mereka terjabak macet, walau tak terlalu parah namun tetap saja terasa menyebalkan.

"Panas om" keluh Lenora namun sama sekali tak di pedulikan Kyle.

Tanpa Lenora sadari, seseorang melihat ia yang satu mobil dengan Kyle. 













Vote comen

Setuju gak aku up seminggu sekali?? Setuju comen yah

LeNoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang