PUTRI KEMBALI

44 16 14
                                    

Suara bel rumah yang berbunyi tiada henti membuat Afaska dan Gea yang asyik menonton televisi bersama merasa terganggu. Afaska yang hendak membuka pintu sedikit geram. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya menuju pintu.
Wajah garang yang semula laki-laki itu tampakkan berubah dengan raut heran. Sekumpulan anggota inti Phoenix tengah berkumpul di depan rumahnya. Bukan hanya itu, sahabat dari sang istri juga ikut serta. Sebagai tuan rumah yang baik, Afaska mempersilahkan mereka semua untuk masuk. Gea yang semula asyik merebahkan diri ikut terkejut. Segera ia menyambut kedatangan mereka dengan senyum ramah.

"Kenapa pada ke sini semua?" tanya Afaska heran.

"Anu ... Ndan. Hari ini kan ulang tahun si Fero, terus dia mau kita makan-makan di rumah lo. Apa aja bebas katanya," ucap Fardhan sedikit malu.

Gea tersenyum. Berbeda dengan Afaska yang hanya memberikan respon tak suka. Gagal sudah planning manja-manjanya dengan Gea.

"Boleh juga sih kalau maunya gitu. Tapi gue belum nge-stok bahan makanan. Gimana kalau kita bagi tugas, yang cewek pergi ke pasar buat beli bahan masakannya terus yang cowok bersih-bersih rumah," usul Gea antusias.

"Bersih-bersih?" Tomy menanyakan usulan itu kembali.

"Kenapa? Nggak mau bersih-bersih?"
Kali ini bukan Gea yang menyahut. Angel yang sedari tadi hanya duduk di pojokan menanggapi pertanyaan Tomy. Tomy terpaksa menurut. Laki-laki itu malas berdebat untuk saat ini.

Semua bergerak sesuai dengan arahan yang Gea usulkan. Butuh waktu setengah jam bagi tim wanita untuk berbelanja. Berbeda dengan tim laki-laki yang kurang lebih menghabiskan waktu satu jam untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Suasana gaduh terdengar dari arah dapur. Mereka yang tidak pernah tahu ritual masak memasak baru tersadar saat mereka menata bahan baku yang sudah mereka beli. Semula suasana mendadak hening.

Dora yang sadar terlebih dahulu langsung melempar tanggung jawab pada Gea. ia mengira sang tuan rumah itu sudah pandai memasak. Gea hanya tersenyum masam. Ia malu jika harus mengungkapkan kekurangannya itu. Ia juga tidak mau merekomendasikan Afaska untuk menjadi juru masak rumahnya saat ini.
Seketika otak Gea berkelana mencari kandidat yang cocok untuk dijadikan partner masaknya. Nama Nafisah langsung hinggap dipikirannya. Ia baru ingat jika sepupunya yang kalem itu pandai memasak. Kemampuannya sebelas dua belas dengan Afaska.

Gea segera berlari ke arah kamar. Diambilnya ponsel yang semula di charger itu, dan mulai menghubungi Nafisah. Baru saja suara ponselnya yang berdering dan langsung diangkat oleh gadis di seberang sana. Gea lega ketika Nafisah menyetujui permintaannya. Meski dirinya harus mengorbankan beberapa uang tabungannya untuk ia belikan album BTS terbaru untuk sepupunya itu.
Setengah jam berlalu cukup membuat para wanita lelah menunggu. Mereka hanya mampu menatap sayur dan daging yang mereka beli. Tak ada yang berani memegang panci dan penggorengan yang ada. Mereka tak mau merusak bahan makanan jika nanti ujungnya akan menghasilkan menu yang gosong.

Suara bel berbunyi membuat semua perhatian penghuni rumah teralihkan. Fardhan yang posisinya dekat dengan pintu mengambil inisiatif untuk membuka. Dirinya mematung saat melihat Nafisah berdiri di depannya. Gadis itu tersenyum menyapa. Fardhan yang tak bisa mengontrol detak jantung hanya diam. Tubuhnya hanya menutup jalan akses pintu yang membuat Nafisah kebingungan untuk masuk.
Dengan lembut Nafisah menyadarkan lamunan Fardhan, dan disambut dengan tingkah gelagapan Fardhan. Merasa membuat malu pada diri sendiri, Fardhan segera menepi. Membiarkan gadis yang ia suka untuk masuk.

Tomy yang sedari tadi memperhatikan Fardhan berusaha menahan tawa. Gelagat kawannya bila menyukai seseorang memang terbilang unik.
Tidak lama, berbagai aneka menu makanan sudah tersaji di atas meja. Mereka kagum dengan keahlian memasak Nafisah. Gadis itu begitu cekatan jika disandingkan dengan peralatan dapur. Tangan lincahnya begitu cakap menggunakan dan mengolah bahan baku yang ada. Gea, Dora, Muti, dan Angel hanya bia melongo ketika melihat Nafisah memasak.

AFASKA {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang