Sebelum Hari H : Sudden Move

174 35 40
                                    

Kamis, 25 Juli 2024

Langkah kaki Yeshana tiba-tiba berhenti di depan pintu kamar ayah setelah tak sengaja melihat beberapa barang berserakan di ruangan itu. Dahi mulusnya mengernyit tatkala mengalihkan pandangan ke ayah yang terlihat sibuk memasukkan beberapa lembar pakaiannya ke dalam sebuah koper besar warna hitam yang tergeletak di lantai.

"Loh, Ayah mau ke mana? Kok bajunya dimasukin ke koper, sih?" tanya Yeshana bingung. Usai itu dia berjalan memasuki kamar tersebut dan duduk di ptepi kasur king size yang berada di sudut ruangan.

"Eh, Yesha udah pulang," ucap ayah saat menyadari keberadaan putrinya.

Lantas selepas menutup rapat dan mengunci koper tersebut, pria itu bangun dan berjalan menghampiri Yeshana. Ayah tersenyum kecil sembari mengusap kepalaku ketika sang anak mencium tangan kanannya. Selanjutnya beliau mengambil tas jinjing warna cokelat yang tergeletak di samping Yeshana, lalu memasukkan beberapa kertas yang berserakan di meja kerjanya ke dalam benda itu.

"Jadi gini, Sha. Besok Ayah harus pergi ke Malang untuk nemenin bos selama pengurusan peresmian kantor cabang baru di Malang," jelas ayah sembari mendaratkan pantatnya di sampingku. Kemudian pria itu mengulurkan tangannya di atas kepala Yeshana dan mengusapnya dengan lembut. "Maaf ya kalau Ayah baru bilang sama kamu. Sebenernya Ayah mau bilang tadi malem, tapi kamu udah tidur pas Ayah pulang."

"Malang, Yah? Jauh banget! Ayah sampai kapan di sana?"

"Mungkin sekitar satu sampai dua bulan. Semuanya tergantung gimana proses di sana, sih. Semoga aja bisa lebih cepat," jawab ayah. Kemudian beliau kembali mengusap pucuk kepala Yeshana sembari tersenyum penuh arti ketika melihat perubahan raut yang terpancar di wajah manis anakk gadisnya. "Tenang aja, Ayah enggak bakal biarin kamu sendirian kok."

Senyuman semringah seketika merekah di bibir merah Yeshana. Gadis itu langsung merangkul lengan ayah sembari memandanginya dengan mata yang mengerjap. "Berarti Yesha boleh ngajak Kamila nginep di sini selama Ayah pergi, dong? Wah, asyik!"

Yeshana berseru girang. Namun perasaan itu hanya berlangsung selama beberapa detik. Wajah manis itu mulai ditekuk setelah ayah melarangnya mengajak Kamila untuk menginap di rumah selama beliau tidak ada. Katanya sih beliau khawatir jika terjadi sesuatu di antara mereka, apalagi keduanya sama-sama perempuan.

Ya, sebenarnya Yeshana paham dengan apa yang dikhawatirkan ayah. Hanya saja, dia menganggap dirinya sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri. Lagipula, Kamila juga sering menginap di rumah selama ayah enggak ada di rumah. Bahkan, teman dekatnya ini pun pernah tinggal selama seminggu ketika pria itu dinas di Bandung loh!

"Nanti selama Ayah di Malang, kamu tinggal di rumah temen kuliah Ayah, ya. Namanya om Sagara," ucap ayah. Selepas itu beliau beranjak dari tempatnya sambil memindahkan tas jinjing tersebut ke atas koper.

Kini Yeshana hanya mengangguk pasrah lalu menarik napas panjang dan membuangnya kasar. Dia tidak lagi membantah perkataan ayah setelah melihat pancaran matanya ketika berbicara. Lantas gadis itu berdiri sambil membetulkan letak tali ransel ungu di punggung yang sempat melorot ke lengan bawah. "Ya udah terserah Ayah deh. Kalau gitu Yesha ke kamar dulu, ya."

"Jangan lupa siapin barang-barangmu, ya! Nanti habis makan malam kita berangkat ke rumah om Sagara."

Yeshana hanya menanggapi dengan dehaman acuh tak acuh. Setelah itu dia memutar badannya ke depan, lalu menyeret kakinya dengan malas meninggalkan ruangan tersebut.

Crush! : 40 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang