Hari ke-2 : Malam Minggu Yeshana

90 24 39
                                    

Sabtu. 27 Juli 2024

"Yesha sayang."

Suara seorang wanita yang terdengar lembut memanggil Yeshana dari luar kamar ketika si perempuan sedang asyik menonton sebuah film di laptopnya. Dia langsung menutup layar benda elektronik itu sambil melepas earphone yang terpasang di telinga. Habis itu ia beringsut menuruni tempat tidur dan berjalan cepat menghampiri sumber suara.

Tante Riani muncul di hadapan Yeshana ketika dia membuka pintu kamar. Wanita itu memberi lambaian kecil seraya mengulas senyuman semringah, menyapa perempuan yang merupakan teman sebaya putra bungsunya ini. "Malam ini kamu enggak ada kegiatan apa-apa kan, sayang?"

"Enggg ... " Yeshana menjeda kalimatnya untuk berpikir sebentar. Kemudian dia menjawab pertanyaan wanita itu dengan menggeleng pelan. "Enggak ada, Mi. Emangnya kenapa?"

Senyuman di bibir tante Riani terlihat semakin cerah usai mendengar ucapan Yeshana. Kini wanita itu menggamit erat kedua tangan si perempuan sambil memandangnya dengan mata yang mengerling. "Kamu ikut Mami ya, sayang. Malam ini kita mau makan di luar sekalian jalan-jalan."

"Emangnya mau makan di mana, Mi?"

"Restoran jepang yang baru buka di daerah Blok M. Mami lagi FOMO banget gara-gara hampir semua temen di tempat kerja Mami ngomongin itu. Katanya makanan di sana enak banget, Sha! Mami kan jadi penasaran, hehehe!"

Yeshana manggut-manggut ketika menyimak ocehan panjang lebar yang keluar dari bibir tante Riani. "Oke deh. Yesha siap-siap dulu ya, Mi."

Kilauan cahaya mulat terpancar dari sorot mata tante Riani saat Yeshana mengiyakan ajakannya. Kemudian wanita itu tersenyum simpul seraya mengusap lembut salah satu pipi si lawan bicara. "Ya udah kalau gitu Mami tunggu di bawah ya, sayang." Tante Riani pamit. Habis itu dia memutar badannya membelakangi Yeshana dan bergerak dengan langkah ringan mendekati tangga.

Yeshana masuk ke kamarnya lagi selepas tante Riani benar-benar luput dari pandangannya. Dia segera memindahkan laptop berserta barang-barang lainnya ke atas meja belajar, lalu pindah ke depan lemari pakaian.

Setibanya di sana,Yeshana tidak langsung bergerak mengambil pakaiannya. Gadis itu hanya bergeming sembari memandangi beberapa tumpuk pakaian yang tersusun rapi di dalam lemari. Wajahnya tampak bingung memikirkan outfit apa yang cocok digunakan untuk pergi bersama keluarga Mikail malam ini.

Midi dress warna putih? Terlalu formal. Baju itu lebih cocok untuk dipakai di acara resmi.

Rok tenis warna pink di atas lutut? Ah, sepertinya terlalu pendek.

Setelah bergulat dengan pikirannya sendiri selama hampir setengah jam, akhirnya pilihan Yeshana jatuh kepada celana jeans hitam dan kemeja abu-abu. Lantas gadis itu pun segera mengganti pakaian dengan outfit cantik pilihannya.

Habis itu Yeshana pindah ke depan meja rias. Dia melakukan rangkaian kecil perawatan kulit terlebih dahulu sebelum mengenakan riasan. Selanjutnya, secara bertahap ia memoleskan primer, foundation, concealer, lalu bedak dan perona pipi secara merata di wajah cantiknya. Lalu sebagai sentuhan akhir, dia menambahkan pelembab warna merah alami di bibir ranumnya.

"Hasilnya lumayan juga, ya," gumam Yeshana seraya tersenyum puas. Dia menyematkan sebuah jepit berbentuk pita di sekitar anak rambut bagian kanan selepas menata helaian tersebut. Kemudian dia bangun dan menyemprot parfum aroma bedak bayi ke hampir seluruh tubuh.

Yeshana bergegas meninggalkan kamarnya selepas memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Kaki jenjangnya bergerak cepat menuruni tangga yang mengarah ke ruang keluarga di lantai satu. Kemudian dia melangkah tergesa-gesa mendekati tante Riani yang sudah menunggu di ruang tamu.

Crush! : 40 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang