Hari ke-1 : The Hype Boy

111 24 34
                                    

Jumat, 26 Juli 2024

"Yeshana, gue tunggu di depan ya."

Mikail sempat meberikan senyuman kepada Yeshana ketika mata mereka bertemu. Dia bangun sambil mengenakan almamater yang sebelumnya disampirkan di kepala kursi. Habis itu ia menghampiri om Sagara dan tante Riani, lalu mencium tangan mereka secara bergantian. Selanjutnya, ia bergegas meninggalkan semua orang di ruangan itu.

Selang beberapa menit selepas Mikail pergi, makanan di piring Yeshana akhirnya habis tak tersisa. Gadis itu langsung membasahi tenggorokannya dengan air mineral dingin yang tersaji di meja. Kemudian ia berdiri dan mengumpulkan piring dan gelas kotor bekas makan para penghuni rumah tersebut.

Akan tetapi ketika Yeshana hendak mengangkat tumpukan alat makan tersebut, tante Riani tiba-tiba bangun dan menahan tangannya. "Eh, kamu mau ngapain, sayang? Udah ih, jangan repot-repot! Sini, biar Mami aja yang bawa ke dapur," kata beliau seraya mengambil tumpukan benda tersebut dari tangan si gadis.

"Yesha, kamu hati-hati, ya. Bilangin ke Mika, bawa motornya jangan ngebut-ngebut."

Perhatian Yeshana dari tante Riani seketika beralih saat om Sagara membuka suara. Lantas sudut beber merahnya mengembang, membentuk senyuman tipis kala menanggapi pesan beliau. Habis itu dia mengambil tangan kanan pria itu dan menciumnya dengan penuh hormat.

Lalu Yeshana menghampiri tante Riani yang saat ini tengah mencuci alat makan di dapur. Selepas bercengkrama selama beberapa saat dengan ibu dari cowok yang disukai ini, dia pamit dan mencium tangan kanan wanita itu. Selanjutnya, Yeshana bergerak cepat keluar dari ruangan yang berisi satu meja besar dan enam kursi makan itu.

Yeshana sampai di teras rumah bangunan bertingkat tersebut selang beberapa menit kemudian. Sudut matanya yang bulat langsung menangkap Mikail yang sudah duduk manis di atas motor sport merek Yamaha warna hitam yang sering dibawa ke sekolah. Lantas selepas memasukkan kaki ke dalam sepatu kets putih-hitam, Yeshana berjalan cepat menghampiri cowok itu.

"Kok lama, Sha? Gue kira lo enggak jadi bareng gue loh."

"Sorry ... gue tadi lama karena diajak ngobrol dulu sama mami, hehehe!"

"Ya ampun, dasar cewek," gumam Mikail sembari menggeleng keheranan. Habis itu dia menyodorkan sebuah helm cadangan warna krem yang sebelumnya digantung di dashboard. "Ya udah sekarang helmnya ambil dulu, terus lo naik ke sini. Sebentar lagi udah mau jam 7 loh. Kalau kelamaan di sini, bisa-bisa kita terlambat."

Yeshana manut. Lantas gadis itu mengulurkan tangannya ke depan, mengambil helm di tangan Mikail dan memasangnya di kepala. Lalu ia bergerak menaiki sepeda motor berplat nomor B itu sambil bertumpu kepada dua bahu kokoh milik si cowok.

"Pegangannya yang bener ya, Yeshana," ucap Mikail ketika mengintip Yeshana yang sedang mencari posisi nyaman melalui kaca spionnya. "Aduh, pegangnya jangan di situ. Bahaya, nanti lo bisa jatuh," sambung cowok itu tatkala si perempuan mencengkeram dua ujung almamaternya.

"Terus gimana?"

Lantas Mikail menuntun kedua tangan Yeshana agar melingkari sekitar perutnya yang mulai terbentuk massa otot. Habis itu dia menoleh ke belakang, melirik si perempuan dengan tatapan lembut dan senyuman tipis yang manis. "Peluk yang erat kayak gini, Sha. Gue jamin lo pasti bakal aman sampai tujuan!"

Yeshana hanya merespons ucapan Mikail yang terkesan penuh keyakinan itu dengan senyuman canggung. Setelah itu dia memalingkan wajahnya ke jalan perumahan yang mereka lewati saat ini. Memang, Yeshana juga percaya kalo cowok itu bisa menjamin keselamatan raganya. Tapi bagaimana dengan perasaan meledak-ledak yang dirasakan gadis itu? Apakah Mikail bisa menjamin hati Yeshana bisa tetap aman sampai tujuan?

Crush! : 40 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang