cara paling ampuh

350 26 1
                                    

"Sen!! Maap ih"

"Senaa"

"Lu mau kemana? Gua turutin deh kemana aja!"

Kobo terus membujuk sena, namun sang empu tak kunjung luluh, hingga bunda pun mendatangi Kobo.

"Kobo?" Panggil si bunda

"Ah.. iya?" Saut Kobo

"Kenapa kok teriak-teriak?"

"Dikunciin sena bun" jawab Kobo dengan muka sedih

"Biarin, sena mah kalo ngambek kan emang gitu. Bantu bunda masak yuk buat makan malem" ajak bunda

"Oh? belum selesai bun masak nya?" Tanya Kobo

"Dikit lagi sih, ayo!" Ajak bunda dengan menggandeng Kobo menuju dapur

"Bunda masak apa?"

"Bunda masak kepiting asam manis, udang sama ikan bakar" jawab bunda

"Em.. enak tuh seafood" ucap Kobo sambil membayangkan makanan bunda

"Eh tapi Kobo ga Bisa masak bun!" Lanjutnya mengingat bahwa ia tidak bisa memasak, ya bisa sih tapi mie doang

"Gampang kok! Kobo balurin udang yg udah dipotong² ke tepung, abis tu masukin ke minyak yang udah bunda panas in. Bunda mau bikin kangkung dulu" jawab bunda "udangnya udah bunda bersihin kok" lanjutnya

Kobo pun menuruti apa yang diperintah oleh bunda (panggil saja bunda Sen), saat ia ingin memasukan udang yg terbalur oleh tepung ke minyak panas tak sengaja tangannya keciprat minyak panas

"Awshh" rintihnya dengan memegangi tangan yang terciprat minyak

"Kenapa bo?" Kaget bunda mendengar rintihan Kobo

"Tangan Kobo Kecipratan bun"

"Taruh ke air mengalir biar ga melepuh, abis tu kompres pake es batu" perintah bunda dan di iya kan oleh Kobo

Setelah beberapa menit menaruh tangannya di air mengalir Kobo pun mengambil es batu didalam kulkas sena, setelah itu ia duduk di kursi sambil mengompres tangannya

"Bun itu udang nya udah dibalur tepung semua, tinggal di goreng aja" ucap Kobo sambil melihat bunda Sen memasak

"Iya udah tau, kamu panggil sena gih dah mau matang nih"

"Oke" jawab Kobo, ia pun menuju kamar sena dan memanggil sena untuk makan malam

Tok tok

"Sen, dipanggil bunda tuh buat makan malem!" Ucap Kobo dengan lembut namun sedikit berteriak agar sena mendengar suaranya

"..." tak ada jawaban apapun dari sang empu

"Masih marah ya?" Gumam Kobo lalu menghela nafas

"Gua kebawah duluan ya sen" karna tetap tak ada jawaban dari sang empu, Kobo pun kebawah dan terdapat papa dan bunda sena

"Sena nya mana bo?" Tanya papa sena

"Masih dikamar"

"Masih marah?"

"Iya, "

"Yaudah lah bentar lagi juga turun anaknya, makan tuh bo" ucap bunda sen dan dijawab anggukan oleh Kobo

Kobo pun mengambil nasi dan lauk lalu memakannya, tak lama sena muncul dan duduk disebelah Kobo namun kursinya ia geser agar menjauh dengan Kobo.

"Ga mau deket gua nih?" Batin Kobo

Mereka berempat pun makan dengan nikmat dan hikmat, selesai makan dan meminum susu Sena langsung meninggalkan dapur tanpa sepatah kata pun menuju kamar, namun dengan cepat Kobo mengejar sena agar tidak mengunci pintu kamarnya lagi

"Bun, Kobo nginep ya" ucapnya pelan agar tak terdengar oleh sena, bunda hanya menjawab dengan ancungan jempol

°°°

"Sen.." panggil Kobo lembut namun hasilnya tetap sama, hingga ia kelihangan kesabaran karna terus dihiraukan oleh sena

"SENA!" Tanpa Kobo sadari ia telah membentak sena dengan memegang tangan sena

Sena yang baru pertama kali dibentak kobo itu pun tentu saja terkejut, jantungnya Seketika berhenti sedetik tubuhnya mematung dan ada perasaan sedih di dada namun ia tahan agar tak menangis.

Setelah sadar ia pun dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Kobo, namun bukannya melepas sang empu semakin menggenggam tangan sena dengan lumayan kuat

"Lepas!"

"Ga!"

"Lepasin!"

"Ga sen! Ga mau!" Ucap Kobo lalu memeluk sena, ya tentu saja sena memberontak tak mau dipeluk oleh Kobo

"Gausah peluk gua!! Gua Ga mau deket deket sama lo!!" Berontak sena

"M-maaf.. Kobo ga sengaja bentak sena.. Kobo ga sadar kalo bentak sena.. maaf" ucap maaf Kobo dengan gemetar, tak lama terdengar isakan dari sena karna tak kuat menahan rasa sakit di dada

"LEPAS!" Mau ga mau Kobo harus melepas pelukannya pada sena, sena pun segera memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya membelakangi pintu sambil memeluk guling

Kobo mematung sebentar didepan pintu kamar Sena hingga akhirnya ia memasuki ruangan tersebut dan duduk di tepi ranjang

"Sen.. maaf"

"..." terdengar helaan nafas panjang dari Kobo, ia terus memikirkan cara bagaimana agar sena bisa memaafkannya, satu cara terlintas di pikirannya namun.. cara itu bisa dibilang sangat gila

"Sen.." ia mencoba untuk memanggil sena lagi dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan sena, namun tangan Kobo ditepis oleh sena

"Yaa mungkin gua harus ngelakuin cara gila itu.." batin Kobo

Kobo bangkit dari duduknya dan berjalan kedepan ranjang setelah itu ia naik dan merangkak keatas tubuh sena, tentu saja sang empu yang mendapat tindakan seperti itu pun terkejut

"Ngapain lo?!" Ucap dingin sena

"..."

"Gausah ngadi-ngadi deh l-mphh" ucapan sena terpotong kala Kobo mencium nya secara tiba-tiba, tak lama ciuman itu berubah menjadi lumatan.

Hingga ciuman dan lumayan itu terhenti kala keduanya kehabisan nafas, bisa Kobo liat bibir sena sedikit bengkak karna ulahnya hal itu mampu membuat Kobo terkekeh pelan

"Ngapain lo ketawa?!"

"Bibir lo manis, gua suka" Kobo tersenyum lalu menyentuh bibir sena yang bengkak, ucapan Kobo mampu membuat wajah sena memerah namun dengan cepat ia menggantinya dengan tatapan awalnya

"Gausah nyentuh bibir gua!" Sena menepis tangan Kobo

"Loh? Tadi bibir gua gapapa tuh nyentuh bibir lu, sekarang kok tangan gua ga boleh?" Tanya jahil Kobo

"Ck, turun deh lo dari tubuh gua!"

"Ga mau ngelanjutin yang tadi? Nanggung banget" ucap Kobo dengan seringai

"Huh..?"

Kobo mulai mencium bibir sena lagi, tak lama ciuman itu beralih ke leher, ia menjilat, menghisap dan terakhir menggigit leher sena hingga banyak bekas pada leher sena

"AKHH"






Tbc

BOCIL GILAA!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang