[13] Goyah

366 51 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa~

-

Happy reading💐💐

-

Jauh dari tempat Jeza berada, di sebuah perusahaan di tengah kota tepatnya di lantai paling atas. Ada sebuah ruangan tenang yang hanya diisi suara halus dari kertas yang di balik oleh seorang pria.

Kerutan di dahi dan mata bewarna hitam di balik kacamata pria itu menjadi sangat fokus ketika membaca sebuah tumpukan dokumen penting. Pekerjaan Rendra bertambah setelah mendengar pemikiran sang anak atas salah satu projek besar di perusahaan nya.

Yang dibilang Jeza cukup masuk akal karena Arya cukup memberontak di bawah kepimpinannya yang membuatnya berpikir dua kali dan memutuskan untuk memastikan nya. Sebagai contoh ketika rapat berlangsung Arya cukup agresif untuk mengomentari semua pendapat nya tanpa pikir panjang.

Sejujurnya itu tidak masalah untuk Rendra, hanya saja kadang-kadang pertanyaan yang di tanyakan menuju ke ranah personal yang membuatnya agak tersinggung dan heran. Rendra sebagai direktur telah bekerja sangat baik dan pengertian kepada bawahannya.

Namun ia tidak mentolerir tindakan Arya, jadi setelah rapat selesai ia langsung mendatangi Arya untuk memberikan peringatan. Namun kesalahan terus terjadi membuat Rendra geram, disisi lain Arya masih sangat dibutuhkan dalam projek besar. Jadi ia tidak langsung bisa untuk memecatnya.

Namun jika projek besar yang dijalankan adalah ilegal seperti yang dikatakan Jeza, ini akan menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Yang pasti perusahaan mereka akan mendapatkan sanksi dan jika saja berita ini menyebar, saham akan menurun drastis.

Memikirkan hal ini membuat Rendra merasa marah. Ia mendengus kasar, melempar dokumen nya di atas meja lalu melepas kacamatanya, ia memijit hidungmenjadi agak lelah setelah membaca terlalu lama.

Tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.

"Masuk."

Pintu terbuka menampilkan seorang pria yang memiliki badan bulat, ia memakai kacamata dan kumis tipis di atas bibirnya. Pria sempat mengangkat kepalanya sombong menatap Rendra lalu berjalan mendekat, "Saya mau mengajukan proposal," ucapnya lalu memberikan proposalnya kepada Rendra.

Rendra dengan enggan menerima proposal itu dan membacanya.

"Bukankah sudah saya berikan untuk biaya nya? Kenapa kurang? Saya sudah menghitung semua untuk kebutuhan proyek, dan biaya yang diberikan itu harusnya cukup untuk tiga bulan kedepan." Rendra menatap tajam Arya.

"Sudah ada buktinya di proposal tersebut, saya ingin direktur membacanya dengan cermat. Bahan-bahan yang dibutuhkan semakin mahal. Siapa yang tau akan semahal itu bukan Direktur?"

Arya tersenyum tak sampai kematanya, niat tertentu jelas terpancar. "Saya mohon kerja samanya agar proyek terus berjalan lancar."

Rendra menatap nya dingin. Dalam proposal tersebut ada data harga bahan yang tiba-tiba menunjukkan kenaikan harga signifikan. Namun data-data lainnya sangat lengkap, hampir menutupi keanehan kenaikan harga dan membuatnya menjadi masuk akal.

Setelah berpikir sejenak Rendra menjawab, "Baik, saya akan menambah biayanya mulai bulan depan."

Arya menatapnya terlihat mengejek. "Baik direktur, saya undur diri." ucapnya langsung berbalik pergi keluar ruangan.

Pintu tertutup dan ruangan kembali menjadi hening, Rendra dengan perasaan yang rumit segera mengirim pesan ke Jeza.

Setelah pulang segeralah ke perusahaan, ada tugas untukmu.

JEZA'S SUNSHINE [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang