[5] Langkah pertama

758 92 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya ya biar author tambah semangat!!

Happy reading~

-

Hari itu masih sekolah. Jadi Jeza segera pergi pulang untuk mandi dan mengganti bajunya, ia tak berniat untuk membolos lagi karena kini ia sudah punya tujuan.

Ketika Jeza sedang memakai seragamnya pintu kamarnya diketuk dua kali. "Masuk," jawabnya tanpa menoleh sama sekali.

Sesosok pria dengan rambut putih berjenggot dengan sopan memasuki ruangan. Postur tubuhnya yang tegak saat berdiri dan elegan saat berjalan, seperti seseorang yang berpengalaman dalam hal melayani selama bertahun-tahun.

Pria itu bernama Pak Budi. Ia adalah kepala pelayan yang sudah melayani keluarganya selama puluhan tahun. Pria ini juga mengasuh Jeza sedari kecil.

"Tuan muda ini data yang anda minta," ucap Pak Budi sembari memberinya dokumen.

Jeza segera menerimanya dan membuka dokumen tersebut, itu adalah data informasi tentang Vano. Nama panjangnya adalah Revano andrava. Ia lahir di keluarga kecil yang bahagia, dengan Ayah bekerja di sebuah perusahaan ternama dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Tak disangka kebahagiaan itu hanya sesaat. Ayah nya entah dengan alasan apa dipecat dari pekerjaannya, dan sejak saat itu ayahnya sering mabuk-mabukan dan berjudi. Sangking seringnya Ayahnya berjudi, ibunya tak kuat lagi dan akhirnya memilih untuk meninggalkan Vano dan Ayahnya sendirian.

Setelah itu Vano dan ayahnya tinggal di sebuah kosan kecil di daerah kumuh karena kekurangan uang. Untungnya Ayahnya tak pernah melakukan kekerasan kepada Vano, namun kebiasaan buruknya membuat Vano menderita.

Vano bekerja paruh waktu dimana-mana untuk mendapatkan uang, dan harus mati-matian belajar untuk mendapat beasiswa masuk SMA. Hebatnya Vano mendapatkan beasiswa dan masuk ke SMA yang terkenal. Sayangnya tepat saat itu juga, Ayah Vano tiba-tiba menghilang entah kemana.

Dan seperti yang diceritakan oleh Vano, hidupnya di SMA tidak sebaik yang ia kira. Ia dirundung, disuruh-suruh, bahkan hampir di lecehkan. Guru-guru mengetahui itu, namun tak bisa bertindak karena salah satu ayah pelaku adalah orang penting yang sering menyumbang uang ke sekolah.

Jeza membaca daftar pelaku dan dengan cepatnya mengingat semuanya. Setelah itu Ia melempar dokumen itu ke mejanya kesal dan bergegas untuk keluar.

Pak Budi yang melihat tuan muda nya pergi ke sekolah menawarkan. "Tuan muda ingin diantarkan?"

"Tidak perlu." Jeza melihat jam yang sudah menunjukkan pukul jam 9. "Aku sudah telat."

Pak Budi tak membahasnya lebih lanjut.

Jeza segera turun, mengambil kunci motornya dan segera ke sekolah. Dengan kecepatan 75 km/jam Jeza dengan cepat sampai ke sekolah. Namun sebelum menginjakkan kakinya di halaman sekolah, guru olahraga menghadangnya.

"Kamu lihat ini jam berapa? Kok bisa telat banget?"

"Maaf pak, saya ketiduran."

Guru itu mendelik kearahnya. "Alasannya terlalu kuno! kamu Jeza bukan? mentang-mentang udah pintar ya jadi seenaknya sendiri?!"

Walau Jeza kesal, ia tak berani melawan. Ia tak ingin Vano mendengar kesannya yang jelek saat ia masuk sekolah lagi nanti.

"Maaf Pak."

"Putar lapangan sepuluh kali!"

Jeza meletakkan tas nya dan segera berlari di lapangan. Selama ia berlari, berita tentang sang rangking 1 dihukum di lapangan dengan cepat menyebar ke seluruh sekolah, apalagi saat itu jam istirahat pertama. Hal ini membuat sekitar lapangan agak ramai di penuhi gadis-gadis yang penasaran.

JEZA'S SUNSHINE [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang