Part 1

7 0 0
                                    

Malam itu Jieun menangis tersedu.kesadarannya hampir hilang karna beberapa botol minuman beralkohol yg ia teguk di sebuah kedai di pinggir jalan.meski tubuhnya sudah tak sanggup untuk bangkit,namun otaknya masih sangat jelas mengingat semuanya.kata-kata menyakitkan dari pria sialan itu.

"Dasar jalang! Kau pikir aku mengencanimu karna aku menyukaimu?! Gunakan otakmu,bagaimana mungkin gadis miskin sepertimu menjadi kekasihku!"

Rasanya begitu menyakitkan,hingga ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja.lelaki yg selama ini begitu dicintainya ternyata hanya menjadikan dirinya sebagai pelampiasan semata.padahal ia sudah mengorbankan segalanya termasuk harga dirinya.

"Aah shibal!!".

Jieun berusaha bangkit,hendak melangkah,namun ia  kehilangan keseimbangan.alhasil tubuhnya jatuh dan berguling.Jieun meringis,kaki dan sikunya sepertinya terluka.lampu penerangan dijalan sedikit temaram,sulit untuk memastikan seberapa parah lukanya.

"Tolong aku!" Teriak Jieun diringi isak tangis.

Sepi,ia tak yakin pukul berapa sekarang,yg jelas bibi di kedai tadi mengatakan bahwa ini sudah larut malam.sialnya Jieun juga lupa untuk membawa ponselnya.ia terburu-buru pergi dari rumah Sang Sik setelah memergoki kekasihnya itu sedang bersama dengan wanita lain.Jieun meninggalkan tas beserta isinya dirumah Sang Sik.

"Siapapun tolong aku..".rintih Jieun sekali lagi dengan tetap berusaha mendapatkan kembali kesadarannya.

Tiba-tiba sebuah cahaya bersinar terang sekali didepan Jieun.Jieun mencoba mengerjapkan matanya,itu benar-benar cahaya yg begitu terang.lalu penglihatan Jieun menangkap siluet seseorang sedang berjalan didepannya.

"Syukurlah ada orang,tolong aku tuan".pinta Jieun.

Namun rupanya seseorang tersebut berlalu begitu saja melewati Jieun yg tengah bersimpuh.Jieun merangkak,mencoba meraih kaki orang tersebut,hingga akhirnya orang tersebut menghentikan langkahnya.

"Tolong aku,aku tidak bisa berjalan,kakiku sakit".ucap Jieun sekali lagi.akan tetapi orang itu tetap diam.

Kesadaran Jieun mulai datang dan pergi,tapi rasa perih pada lukanya benar-benar terasa menyakitkan.

"Kumohon..".

Kali ini Jieun sudah tak sanggup membuka mata.tangannya masih memegangi kaki seseorang yg berdiri didepannya tersebut.

"Apa balasanmu jika aku menolongmu?".tanya orang tersebut yg ternyata seorang laki-laki.

"Apapun,..asal kau tidak memintaku..untuk menciummu.." Jieun menjawab asal.karna sejujurnya ia sudah tak sanggup lagi untuk melakukan atau berpikir apapun.

"menikahlah denganku dan hiduplah denganku,maka aku akan membantumu".

"Baiklah".

No Love No KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang