Suara langkah kaki pada anak tangga menginterupsi kegiatan Faizal yang hendak membuka bungkusan mie instan.
Seketika tubuh Faizal membatu tidak berani berbalik. Hal yang paling Faizal takutkan ialah tertangkap sedang memasak mie instan tengah malam sedangkan masih hidangan makan malam masih penuh sekulkas.
Faizal menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi diiringi suara air mendidih yang seolah sedang mengejek Faizal.
Hampir semenit dan tidak ada apapun yang terjadi. Harusnya akan ada adegan saling lempar barang antara Faizal dan Mamanya, tapi ini benar - benar nihil.
Memantapkan hati Faizal berbalik dan mulutnya seketika ingin memaki begitu melihat warna rambut mengkilap milik adiknya yang minggu lalu Faizal antar ke salon.
Di tangga paling bawah, Julia malah cengengesan tidak jelas. Persis seperti orang bodoh.
Faizal menggeram. "Pilih mau ribut sekarang atau besok?"
Julia masih betah tersenyum tanpa rasa berdosa. "Ampun bang hehe, kalau sekarang kita ribut terus mama denger kan gak seru."
Faizal membuang nafas kasar. Selain moodyan, Julia juga termasuk tipe cewek suka ngadu.
Jadi demi keselamatan diri sendiri, Faizal memilih meneruskan kegiatan memasaknya daripada meladeni tingkah Julia yang memancing emosi.
"Abang jadi paham motivasi kamu pengen ganti cat rambut."
Tidak ada sahutan.
Faizal menganggap adiknya memang sedang dalam mode geblek.
Padahal Julia yang mendengarnya menunggu maksut perkataan Faizal.
"Bilang aja kalau mau temenan sama kuyang." Lanjut Faizal masih tetap membelakangi Julia.
Sedetik setelahnya sebuah jedai mengenai tepat belakang kepala Faizal. "Ish abang."
Faizal mengusap belakang kepalanya. Beruntung jedai laknat milik Julia tidak mengenai mie buatannya. Bisa makin runyam urusannya jika Faizal refleks berteriak.
"Yaudah cepetan mau ngapain malem - malem malah nangkring disitu."
Faizal meletakkan semangkok mie buatannya ke atas meja makan sembari matanya melihat pergerakan Julia yang mendekat pelan ke arah Faizal.
"Ikut makan mie aja gimana, dari pada cuma bengong berdiri disitu. Berasa lagi di nilai guenya." Ucap Faizal mulai tidak sabar melihat Julia yang malah mematung.
Tingkah Julia malam ini sangat aneh. Sore tadi seingat Faizal Julia masih betah berteriak - teriak kesetanan melihat tukang bakso langganan Julia yang lupa mampir ke rumah.
Pikir Fazial pasti ada yang mau diomongin Julia.
"Cepetan ngomong Jul, abang udah gak sabar pengen nyeruput kuah mie. Mana ini pedes, kan gak lucu banget kalo tiba - tiba kesedak."
Julia menelan ludahnya gugup. "Anu bang, jadi gini-"
"Jadi apa?"
"Anu--"
"Jul please!"
"Beribu maap, Julia gak bisa ikut abang ke rumah temen." Ucap Julia dalam satu tarikan nafas.
Julia refleks memejamkan matanya, takut akan respon Faizal. Tapi tidak ada reaksi mengerikan yang dibayangkan Julia, yang ada malah suara mulut Faizal yang menyeruput kuah mie.
"Abang nggak marah?" Lirih Julia.
Faizal menggeleng. "Marah kenapa?" Tanya Faizal sedikit bingung.
Julia menghembuskan nafas penuh kelegaan tidak lupa dengan senyum lebarnya. "Julia takut abang marah, kan janjinya udah dari minggu lalu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Unlocked [Jaemin x Lia]
FanfictionKembalinya David berhasil membawa Julia menuju puncak komedi paling gila dalam hidupnya. Sedangkan David merasa pertemuannya dengan Julia adalah takdir yang semestinya ia syukuri. Start : 01 Mei 2024