Setelah prosesi akad nikah selesai, Luna dan Bintang pun menyambut ucapan selamat dari para kerabat dan tamu undangan yang hadir. Salah satunya adalah Rahmi, sepupu Luna yang datang dari Jogja.
"Selamat ya Lun, akhirnya kamu menikah juga. Semoga langgeng dan bahagia," ucap Rahmi riang sambil memeluk Luna.
"Makasih Mi. Aku juga nggak nyangka bakal menikah secepat ini. Oh iya, makasih banyak kamu sudah datang jauh-jauh dari Jogja," balas Luna.
"Sama-sama Lun. Mana mungkin aku melewatkan pernikahan sepupu kesayanganku ini," sahut Rahmi ceria.
Saat berpelukan, Rahmi berbisik di telinga Luna, "Oh iya, aku bawa kado spesial buat kamu. Sudah kukasih lewat Mbak Yenny."
Luna mengernyitkan dahi, penasaran dengan kado spesial yang dimaksud Rahmi. Namun dia tidak sempat bertanya lebih lanjut karena antrian tamu yang menunggu untuk menyalami mereka cukup panjang.
Setelah sesi foto bersama tamu dan kerabat usai, Luna pun kembali ke ruang rias pengantin. Meski lelah, ia belum bisa beristirahat karena harus bersiap untuk resepsi pernikahan yang akan digelar malam ini.
***
Begitu tiba di kamar rias, Luna langsung melepas kebaya berwarna putih gading yang dikenakannya saat akad nikah tadi. Rambutnya yang tersanggul rapi juga sudah diurai. Wajahnya terlihat lelah setelah berjam-jam dipoles make up dan tersenyum untuk para tamu.
Luna pun memutuskan untuk membersihkan diri sejenak sebelum benar-benar bersiap untuk resepsi nanti malam. Dibukanya pintu kamar mandi yang ada di kamar rias itu. Kamar rias yang dipakai Luna sebenarnya adalah kamar tidur Luna yang dihias di hari pernikahannya untuk dijadikan kamar pengantin.
Begitu membuka pintu kamar mandi, Luna langsung duduk di kloset untuk buang air kecil sambil mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal setelah berdiri berjam-jam tadi.
Namun belum sempat Luna menyelesaikan urusannya, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang dibuka dari luar.
"Eh, maaf Luna. Aku nggak tahu kamu ada di sini," ucap Bintang kaget begitu melihat Luna sedang duduk di kloset.
Luna pun memekik karena terkejut dan segera menutupi bagian intimnya.
"Ya ampun Bintang, bisakah kamu mengetuk pintu dulu sebelum masuk?!" hardik Luna jengkel.
Bintang tampak salah tingkah. "Sekali lagi maaf ya Luna. Habis tadi aku nggak dengar suara air mengalir jadi kukira kosong," sesalnya.
"Kamu ini beneran deh. Ya sudah, cepat keluar sana!" usir Luna masih dengan wajah jengkel.
"Iya, maafkan aku," ucap Bintang sambil buru-buru menutup pintu kamar mandi.
Setelah Bintang pergi, Luna menghela napas panjang. Meski kesal, dia menyadari kalau kamarnya adalah kamar pengantin. Otomatis Bintang juga akan menggunakan kamar mandi yang ada di kamar ini.
Luna pun melanjutkan aktivitasnya dengan perasaan was-was, khawatir Bintang akan kembali masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.
***
Setelah membersihkan diri, Luna keluar dari kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Ia berusaha bersikap wajar meski masih merasa canggung atas insiden memalukan tadi. Luna tidak ingin terlihat salah tingkah di hadapan Bintang.
Untungnya begitu keluar dari kamar mandi, Luna tidak menemukan Bintang di kamar rias itu. Hanya ada Yenny, pengawal pribadinya yang tengah membereskan pakaian Luna.
"Nona, Tuan Bintang sudah ke luar. Katanya mau menemui saudara-saudaranya dulu," ujar Yenny sopan.
Luna mengangguk lega mendengar informasi itu. Setidaknya ia bisa menenangkan diri sejenak sebelum berhadapan lagi dengan Bintang.
YOU ARE READING
Unwanted Marriage
RomanceLuna, putri satu-satunya presiden yang sedang berkuasa, dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya dengan Bintang, putra sulung dari calon presiden berikutnya dari partai yang sama dengan ayahnya. Luna yang tadinya menolak perjodohan tersebut akhirnya...