Luna membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menyusup lewat celah tirai jendela langsung menyambut penglihatannya. Ia mengerjapkan mata, berusaha menyesuaikan cahaya terang itu. Setelah pandangannya jelas, Luna menoleh ke samping dan mendapati Bintang masih tertidur lelap di sebelahnya.
Wajah suaminya itu terlihat begitu damai dan polos. Rambutnya yang ikal sedikit berantakan, poninya jatuh menutupi dahi. Bulu matanya yang lentik dan hidung mancungnya membuat Bintang terlihat sangat tampan, bahkan saat tertidur sekalipun.
Luna tidak tahan untuk tidak tersenyum memandangi wajah suaminya. Secara diam-diam ia mengagumi setiap lekuk wajah Bintang, dari alis tebalnya, kelopak mata, hidung, pipi, hingga bibir tipisnya yang kissable.
Lamunan Luna buyar saat tiba-tiba kelopak mata Bintang bergerak-gerak. Luna buru-buru memalingkan wajahnya, berpura-pura masih terlelap. Ia dapat mendengar Bintang menguap pelan dan meregangkan otot-ototnya yang kaku setelah tidur.
Ketika Luna memberanikan diri menoleh lagi, Bintang sudah terbangun dan balas menatapnya dengan senyum manis tersungging di wajah.
"Pagi, Lun," sapa Bintang lembut.
Luna sedikit salah tingkah ketahuan memandangi wajah suaminya. "Pa-pagi..."
"Kamu sudah merasa baikan?" tanya Bintang sambil menyibakkan poni Luna dan meletakkan punggung tangannya di dahi Luna, memastikan suhu tubuh istrinya itu.
Luna mengangguk, "Sudah lumayan kok."
"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, kamu mandi dulu gih. Aku siapkan sarapan ya," ucap Bintang seraya turun dari ranjang.
Luna pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia sudah merasa jauh lebih segar setelah guyuran air dingin membasuh tubuhnya yang terasa lengket.
Saat keluar kamar mandi, Luna melihat Bintang sudah kembali dengan nampan berisi semangkuk bubur ayam dan segelas jus jeruk.
"Nih sarapannya sudah siap," ucap Bintang riang.
"Makasih, tapi aku sudah sehat kok. Nggak perlu bawa-bawa makanan ke kamar lagi," tolak Luna halus.
Bintang mengerutkan keningnya, "Yakin sudah sehat? Jangan memaksakan diri dulu kalau masih lemas."
"Beneran sudah mendingan. Malah aku mau berangkat kerja hari ini," sahut Luna mantap.
"Lho, kerja? Belum boleh dong. Kamu kan masih harus istirahat penuh 3 hari sesuai saran dokter," cegah Bintang.
Luna mendengus sebal, "Aku nggak sakit parah kok. Lagipula udah dua hari istirahatnya."
"Pokoknya sebelum diperbolehkan dokter, kamu nggak boleh kemana-mana. Tetap di rumah sampai benar-benar pulih," tegas Bintang.
Mau tak mau Luna menurut saja meski dalam hati jengkel setengah mati.
Sepanjang sarapan, Luna heran melihat Bintang tidak bersiap-siap berangkat kerja seperti biasa. Suaminya itu justru duduk santai di ruang makan sambil menikmati secangkir kopi.
"Kamu nggak berangkat kerja?" tanya Luna penasaran.
"Nggak dulu. Mau menemani istriku yang sedang sakit ini," jawab Bintang enteng.
Luna tersedak mendengarnya, "A-apa? Menemaniku? Lagi?"
"Iya dong. Kan kasihan kalau kamu sendirian di rumah seharian," sahut Bintang polos.
Semburat merah langsung menjalari wajah Luna. Jantungnya berdebar kencang mendengar ucapan manis Bintang. Suaminya rela absen kerja demi menemaninya yang sedang sakit.
"Kamu nggak perlu repot-repot menemaniku kok. Aku bisa sendiri. Lagian kemarin kamu sudah bolos," elak Luna salah tingkah.
"Nggak repot sama sekali kok. Justru aku senang bisa menghabiskan waktu berdua denganmu," ucap Bintang tulus sambil tersenyum.
Wajah Luna semakin memerah sampai ke telinga mendengar pernyataan Bintang.
"Aku juga senang punya alasan buat bolos," Bintang menambahkan.
***
Siang itu, Luna dan Bintang sudah mulai bosan berada di rumah terus. Mereka sudah menghabiskan pagi dengan bermain game dan membaca buku. Kini perut mulai terasa lapar menjelang waktu makan malam.
"Lun, gimana kalau kita nonton film sambil makan malam aja? Aku pesan makanan dari luar yuk," usul Bintang mengusir kejenuhan.
Luna yang duduk di sofa ruang tengah menoleh, "Boleh juga tuh, film apa yang mau kamu tonton?"
"Ada film horor baru yang pengen banget aku tonton. Judulnya The Veiled. Kamu mau nonton itu?" tanya Bintang penuh harap.
Sebenarnya Luna agak ngeri dengan film horor, tapi demi menyenangkan Bintang yang sudah menemaninya selama dua hari ini, dia mengangguk setuju. "Oke deh, aku sih ikut kamu aja."
"Asiiik, makasih ya Lun! Aku pesen makanannya dulu ya," seru Bintang senang sambil mengambil ponselnya.
Luna hanya tersenyum tipis melihat antusiasme Bintang. Sebenarnya dia berniat memanfaatkan waktu berharga ini untuk mengakrabkan diri dengan sang suami. Makanya Luna berusaha menuruti kemauan Bintang, meski sebenarnya dia agak takut menonton film seram begitu.
Tak lama kemudian, terdengar suara bel pintu berbunyi. Bintang segera beranjak membuka pintu dan menerima bungkusan makanan dari kurir pengantar. Luna menghampiri Bintang yang sedang meletakkan pesanan mereka di meja.
"Wah kamu pesan makanan dari Mezzaluna? Kok bisa tau kalau itu resto kesukaanku?" tanya Luna heran.
Bintang tersenyum jahil, "Rahasia dong. Aku kan suami yang perhatian, pasti hafal makanan favorit istri sendiri."
"Ah masa sih? Ayo ngaku, kok bisa tau aku suka pasta dari Mezzaluna?" desak Luna penasaran.
"Iya deh aku ngaku. Waktu itu aku nggak sengaja nonton kamu diwawancarai di salah satu postingan lama di sosmed. Kamu bilang suka pasta dari Mezzaluna kan," aku Bintang.
Luna tersipu malu, "Wah kamu masih ingat ya padahal itu wawancara lama banget, waktu ayahku baru aja jadi presiden. Aku aja udah lupa pernah bilang begitu."
"Nggak tahu kenapa.. Menarik aja. Mungkin karena orang yang diwawancara yang menarik?" goda Bintang.
Muka Luna merona hebat mendengar gombalan Bintang. Luna sadar Bintang paling bisa bikin dia melting. Akhirnya mereka menyantap makan malam romantis itu sambil sesekali bercanda dan tertawa.
Usai makan, Luna dan Bintang segera bersiap menonton film pilihan Bintang. Mereka duduk bersebelahan di sofa dengan semangkuk besar popcorn di pangkuan. Layar TV LED super lebar itu menayangkan pembukaan film The Veiled dengan efek suara yang mencekam.
Awalnya Luna berusaha bersikap biasa saja meski suasana film sudah menegangkan. Namun lama kelamaan dia tak sanggup menahan ketakutannya. Beberapa kali Luna memekik tertahan saat hantu tiba-tiba muncul menakut-nakuti.
Luna hampir terlonjak dari sofa saat sesosok hantu wanita muncul tepat di depan kamera dengan wajah mengerikan. Refleks Luna beringsut mendekat dan memeluk lengan Bintang erat-erat, membenamkan wajahnya di dada sang suami.
Bintang sedikit kaget mendapati Luna tiba-tiba memeluknya. Tapi kemudian dia tersenyum maklum dan balas melingkarkan tangannya di pundak Luna, membelai lembut rambut istrinya itu.
"Sssh tenang Lun, itu cuma film kok," bisik Bintang menenangkan.
Luna mendongak malu. "I-iya maaf, aku kaget," ujarnya salah tingkah sambil bergerak menjauh.
Namun sebelum sempat melepas pelukannya, Bintang sudah lebih dulu menahan Luna. Ditatapnya wajah cantik istrinya lekat-lekat, lalu diciumnya bibir Luna dengan penuh gairah.
Luna terkesiap, namun sedetik kemudian dia memejamkan mata dan membalas ciuman Bintang.
Terima kasih sudah baca! Cerita ini bisa kamu nikmati gratis sampai selesai. Jadi, jangan lupa ikuti terus kelanjutannya ya!
Kalau pengen baca cerita-cerita 'hot' lainnya, lihat koleksi ceritaku di Karyakarsa.
Klik link yang di Bio ya!
YOU ARE READING
Unwanted Marriage
Roman d'amourLuna, putri satu-satunya presiden yang sedang berkuasa, dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya dengan Bintang, putra sulung dari calon presiden berikutnya dari partai yang sama dengan ayahnya. Luna yang tadinya menolak perjodohan tersebut akhirnya...