Part 6

151 15 9
                                    

Hampir 5 jam Naruto berdiri didepan jendela itu, hingga matanya melihat begitu banyak cahaya yang berjalan menuju Castle.

Apa yang mereka lakukan?

Pertanyaan itu muncul dalam benak Naruto. Naruto berjalan keluar Castle, melihat lebih jelas kerumunan itu, hingga sayup-sayup Naruto mendengar suara mereka.

"BAKAR CASTLE ITU!"

Bakar? Tidak, Sasuke dalam bahaya, Naruto berlari kembali masuk kedalam Castle nya, dengan tak sabaran ia membuka pintu kamar Neji, memberi tau Neji agar mereka segera meninggalkan Castle.

Neji masih tak mengerti akan perkataan Naruto, karena pemuda pirang itu berbicara tak terlalu jelas, Naruto hanya mengatakan jika mereka harus segera meninggalkan Castle.

...

Suara keributan diluar mengusik tidur Sasuke maupun Gaara, kedua pemuda 16 tahun itu bangkit dan melihat keluar jendela. Di kejauhan sana dapat mereka lihat sekelompok orang yang datang dengan membawa obor serta senjata tajam, entah apa yang akan mereka lakukan namun itu berhasil membuat Sasuke dan Gaara takut.

"Apa yang terjadi?" Bisik Sasuke tak mengerti.

"Gaara? Suke?" Kedua pemuda itu mengalihkan pandangan mereka, melihat Neji yang kini berjalan menghampiri mereka dengan langkah besar dan tegas, tangannya dengan tak sabaran menarik mereka, membawa mereka segera keluar meninggalkan ruangan itu.

"Ada apa?" Tanya Gaara.

"Aku tak tau, Naruto menyuruh kita untuk segera pergi." Sahut Neji tanpa menghentikan langkah kakinya.

Sasuke menarik tangan serta menghentikan langkah kakinya. "Dimana Naruto?" Tanya Sasuke setengah khawatir.

Suara teriakan banyak warga menyapa pendengaran Sasuke, suara yang sontak membuat Neji menggendong tubuh Sasuke dan Gaara, membawa dua pemuda itu segera meninggalkan Castle megah mereka.

"BAKAR TEMPAT INI!" Teriak para warga.

...

Sasuke berlari sesaat setelah kakinya menyentuh tanah, dimana pemuda kuning itu? Apa ia masih ada didalam Castle? Apa ia ingin mati? Bodoh! Mengapa ia tak pergi? Apa ia ingin menjadi pahlawan?

Namun langkah Sasuke terhenti saat tangan Neji menariknya, memaksa Sasuke untuk menghentikan langkah kaki, meski ia memberontak tapi kekuatan Neji lebih besar darinya.

"Tenangkan dirimu!" Ucap Neji, matanya melihat langit yang mulai menyerang, cahaya mentari mulai menyapa pepohonan. "Mentari mulai meninggi, aku tak memiliki banyak waktu, dan begitu juga dengan Naruto. Ku mohon pergilah, selamatkan dirimu." Mohon Neji.

Berada di dalam Castle maupun diluar Castle, tidak akan mengubah kemungkinan ia akan mati, tapi setidaknya ia sudah menyelamat Gaara dan Sasuke, ini bukan kesalahan mereka, ini kesalahan Neji dan Naruto, biarkan mereka menerima semua konsekuensi yang ada.

"Tolong jaga Gaara untuk ku." Bisik Neji, Neji sempat melirik Gaara yang ada beberapa langkah dibelakang sana.

Neji hendak pergi, namun tangan kecil itu menghentikan langkah kakinya. "Kau mau pergi kemana?" Bisik Gaara menatap Neji khawatir. "Tidak bisakah kau tinggal?" Lanjutnya.

Neji menatap dalam mata itu, pertama kali dalam hidupnya, ia tak ingin berpisah dengan seseorang, seakan begitu berat ia melangkah pergi meninggalkan Gaara.

"Pergilah, Gaara. Aku akan baik-baik saja." Sahut Neji.

"Apa kau akan kembali?" Tanya Gaara menatap harap pada pemuda lavender itu.

Neji tersenyum, tangannya dengan lembut mengusap Surai merah itu dengan sayang. "Aku akan kembali untuk mu." Bohong Neji.

Neji tau dirinya tidak akan kembali, ini mungkin kali terakhir ia bertemu Gaara, ini hari terakhir ia menatap wajah manis itu.

Neji membawa Gaara dalam pelukannya, memeluk Gaara begitu erat, enggan untuk melepaskan tubuh itu. "Aku mencintai mu." Bisik Neji.

Gaara melepas pelukannya, menarik wajah Neji dan mengecup bibir itu. "Aku akan menunggumu disini." Bisik Gaara.

Tunggu! Apa yang terjadi disini? Mengapa Gaara mencium Neji? Ini sungguh membuat Sasuke bingung, jangan katakan jika Gaara dan Neji menjalin hubungan. Jika benar, mengapa Sasuke tidak mengetahui nya? Mengapa Gaara tak menceritakan apapun tentang hal ini? Dan lagi, sejak kapan? Sejak kapan Gaara menjalin hubungan dengan Neji?

Mata lavender Neji menatap langit yang semakin terang, cahaya mentari bahkan sudah menembus dedaunan hutan, cahaya yang mulai terasa hangat di kulit Neji.

Tapi tunggu! Mengapa Neji tak merasa terbakar? Mengapa Neji tak merasa sakit saat cahaya mentari itu menyentuh kulitnya?

Pemuda lavender itu mengangkat tangannya, membiarkan cahaya mentari mengenai kulitnya. Ia tak merasakan apapun selain hangatnya mentari pagi itu.

Suara Sasuke serta langkah kaki yang berlari pergi menyadarkan Neji, ini bukan waktunya untuk kagum menyadari dirinya bukanlah monster, Naruto masih ada didalam Castle itu.

"NARUTO!" Teriak Sasuke mempercepat langkah kakinya.

Api sudah membakar bagian depan bangunan itu, Sasuke yakin jika Naruto ada didalam sana, bersembunyi dari cahaya mentari. Beberapa bulir air mata jatuh begitu saja, dada Sasuke terasa begitu sesak membayangkan Naruto terbakar didalam sana.

Tidak. Sasuke tidak menginginkan Naruto mati. Sasuke tak ingin Naruto terbakar dan menyerah pada hidupnya.

...

Alunan piano menggema diruangan itu, jari-jemari Naruto bermain dengan indah diatas sana. Mungkin ini memang akhir dari hidupnya, mati terlalap api.

Naruto gagal. Ia tak berhasil mendapatkan seribu nyawa, ataupun cinta Sasuke. Berbeda dengan Neji, pemuda Hyuga itu berhasil mendapatkan cinta sejatinya. Hah~ Naruto sungguh iri.

Jika kalian bertanya mengapa Naruto tidak keluar dari Castle itu?

Bukankah sudah jelas? Ia didalam Castle ataupun pergi dari Castle ia akan mati. Mati karena cahaya mentari atau mati terbakar api.

Dan bagaimana dengan Neji?

Ah... Naruto sudah menyadarinya sejak malam. Mata Neji berubah, kulit pucat nya pun berubah, entah Neji menyadari nya atau tidak, namun Naruto yakin jika kutukan itu sudah berhasil Neji patahkan. Dan itu sebabnya ia meminta Neji untuk membawa pergi Sasuke dan Gaara, ia tau Neji akan baik-baik saja jika terkena cahaya mentari.

Naruto menghentikan jari-jemari nya, mengapa ini begitu menyakitkan? Naruto tak kuasa menahan air matanya, ia menangis dalam ruangan itu. Mengapa ia harus berakhir seperti ini? Mengapa ia tak mendapat akhir yang bahagia? Dunia ini begitu kejam padanya.

Mata Naruto melihat api yang kini merambat membakar ruangan nya. Ia benar-benar berakhir, kisah hidupnya berakhir dengan tragis. Tuhan tak mengizinkan nya untuk bahagia.

...

Lee menghentikan langkah kaki, ia terjatuh lemas saat melihat bangunan itu sudah terbakar. Mereka benar-benar membakar nya.

Bagaimana dengan Sasuke dan Gaara? Apa mereka membakar nya juga? Mengapa? Mereka berjanji untuk menyelamatkan kedua teman Lee, mengapa mereka mengingkari janji?

Lee menangis didalam hutan sana, air matanya tak dapat berhenti mengalir membasahi pipi, rasa penyesalan memenuhi hati Lee. Ini salahnya, seharusnya ia tak meninggalkan Sasuke dan Gaara di Castle itu, seharusnya Lee menarik tangan mereka, membawa mereka pergi dari Castle itu. Ini semua salah Lee.

"Maafkan aku." Lirihnya penuh penyesalan.

Tamat.

Akhirnya tamat juga. Ga tau, tapi Jean waktu nulis ini nangis, nyesek banget Naruto mati kebakar di Castle nya sendiri😭😭

Udah segitu aja, Jean masih nyesek nulis cerita kaya gini.

Sebelumnya Jean mau ucapin makasih banyak buat para readers, Voters, followers, silent readers dan untuk komentator yang selalu kasih Jean semangat🙌🙌 makasih banyak ya, Jean jadi ada penyemangat buat nulis cerita lagi.

Sekian dari Jean, terima kasih.

Jeantherapper.

Save Them🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang