Musim sakura di Jepang sudah datang seakan menyambut bulan kelahiran dari seorang wanita bernama Haruno Sakura yang pada tanggal dua puluh delapan maret menginjak usia dua puluh sembilan nya. Senyum nya merekah di bibir dengan wajahnya yang sangat cantik dengan polesan riasan yang tipis, pakaian kerja nya dengan jas lab yang tersampir di lengannya, kaki nya melangkah dengan semangat menuju rumah sakit di mana tempatnya bekerja. Ia resmi menjadi seorang dokter pediatri di mana ia merawat anak – anak dari bayi hingga remaja yang akan melakukan perawatan kesehatan dengannya.
"selamat pagi haruno san!" seru beberapa staff rumah sakit yang menyapanya dengan senyuman, "selamat ulang tahun dokter cantik!" beberapa mengucapkan nya selamat ulang tahun membuat nya semakin bahagia hari ini, ia menundukan kepala nya berterimakasih sembari berjalan menuju ruangannya.
Klek.
Ia menutup pintu ruangan lalu meletakan tas nya dan duduk di kursi kesayangan nya di mana ia akan memulai bekerja, tidak lupa ia mengantongi stethoscope di saku nya.
Klek.
"happy birthday to you...happy birthday to you! Happy birthday happy birthday, happy birthday to you" seorang wanita bersurai blonde masuk dengan kue di tangan nya yang sudah di nyalakan lilin di atas nya, di ikuti dengan seorang wanita bersurai hitam dan lelaki bersurai kuning.
"astaga – " sakura menutup mulutnya bangun dari duduknya menatap Yamanaka ino, hinata hyuuga dan uzumaki naruto kawan nya yang selalu setia di sisinya sejak dulu.
"buat permohonan sakura chan" ucap hinata tersenyum.
"baiklah!" ia memejamkan mata seraya menyatukan tangan nya mendoakan banyak hal di dalam dirinya, sesudahnya ia membuka kedua mata lalu meniup lilinnya.
"yeyy!" seru mereka bersamaan lalu tertawa pelan, mereka berakhir duduk di ruangan sakura memakan kue manis strawberry di kafe sebrang toko itu.
Sudah tujuh tahun lamanya semua mimpi buruk yang ia lewati pada akhirnya berlalu begitu saja, dari mimpi – mimpi buruk yang menghampirinya, menderita insomnia hampir setahun lama nya dan sulit membuka diri. Tetapi dengan kehadiran ketiga orang ini dalam hidup nya membuat hidup sakura lebih berwarna setidak nya ia bahagia ada di titik ini sekarang, di tambah yuna sering menghubungi nya dan adik nya itu juga sedang fokus dengan profesi dokternya di sana, tuan lee il wook juga masih sangat sehat meskipun sudah di makan usia. Terkadang ayah tirinya itu mengirimkan nya banyak hal selain berupa materi, apa saja terkadang alat – alat kedokteran, baju, tas, makanan apapun itu yang ia rasakan di sana tuan lee merasa sakura harus merasakannya juga. yah – hidup nya sudah sangat damai dan soal sasuke... lelaki itu yang bernama uchiha sasuke, sudah sangat lama sakura menutup hati nya untuk segala jenis percintaan yang ada meskipun umur nya menuju tiga puluh tahun.
"sakura, ino"
Hinata menyodorkan sebuah amlop yang membuat kedua sahabatnya itu bingung, naruto tertawa pelan dengan wajah bangga nya. Ia meraih amplop itu ketika mendapati sebuah print USG di dalam nya yang menunjukan kandungan hinata yang sudah tiga minggu, "apa?!" sakura membelalak menatap hinata dan naruto yang mengangguk.
"kau akan dapat keponakan!" seru naruto membuat ino berteriak di ikuti tangis haru memeluk hinata di ikuti oleh sakura, ya – kedua nya menikah lima tahun lalu di tengah studi mereka dan sepakat menunda sampai akhir nya tahun ini mereka fokus melakukan program kehamilan dengan ino si dokter ginekologi.
"aku pikir usaha ku selama ini sia – sia membantu mu dan naruto! Hiks" histeris ino karena ia yang memegang program kehamilan hinata dan naruto selama setahun lebih.
"syukurlah..." sakura menghela nafas lega menatap hinata begitu juga naruto, ia menempeleng kepala naruto begitu saja membuat sang empu mengaduh tidak tahu apa salah nya, "awas saja kau tidak menjaga nya! jangan buat hinata terlalu lelah dan hati – hati jika kau berhubungan seks!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Mirror
FanfictionCermin adalah pintu ke dunia paralel, tempat di mana kita bertemu dengan refleksi diri kita sendiri. Itu adalah jendela menuju kedalaman jiwa, di mana kita bisa menghadapi kebenaran yang tersembunyi dan menemukan kekuatan dalam kelemahan kita. Cermi...