#3

115 10 1
                                        

Semalam adalah waktu yang amat membahagiakan bagi Jessi dan Zee, keduanya amat menikmati waktu dengan memadu cinta. Seperti Zee memangku Jessi sambil menonton film di ruang tengah, memasak bersama di dapur, sampai tidur pun saling memeluk untuk membagikan rasa hangat dan cinta.

Mata Zee pun perlahan terbuka karena dering alarm hp nya, pemandangan pertamanya adalah tubuhnya yang ditindih Jessi yang masih terlelap dalam buaian mimpinya. Wajah kekasihnya nampak sangat tenang dan damai, tidak banyak bertingkah seperti saat bangun.

Enggan menganggu tidur Jessi, Zee pun memilih memandangi wajah kekasihnya lamat-lamat. Menikmati keindahan maha karya Tuhan tersebut yang dianugerahkan padanya.

15 menit kemudian berlalu, mata Jessi perlahan terbuka dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Sebuah senyum lebar tercipta di wajah Jessi kala melihat Zee yang sudah bangun duluan dibanding dirinya,

"Pagi sayang, gimana tidurnya? Enak gak?." Tanya Jessi mengeratkan pelukannya sambil mengendus leher Zee

"Enak kok, kamu sendiri? Gimana tidurnya?."

"Aku mimpi kita ke pantai main air laut, cuma gak tahu pantai mana, tapi kita seneng seneng deh pokoknya di sana. Kamu mimpi apa?."

"Buruk, aku dikejar-kejar bendahara kelas buat bayar kas. Anehnya kenapa langsung 50 juta tunggakannya coba? Padahal cuma 50 ribu aslinya." Jessi terkekeh kecil mendengar cerita Zee yang membangkitkan moodnya pagi hari itu

Jessi pun mencubit gemas hidung Zee "aneh banget sih jadi orang, heran aku."

"Aneh-aneh gini kamu suka kan?." Goda Zee sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Jessi sambil mengusap pipi kekasihnya

"Enggak~." Bohong Jessi sambil menjulurkan lidahnya mengejek, namun wajahnya yang bersemu merah malu-malu tak bisa ditutupi lagi

"Masaaa?~." Zee makin mendekatkan wajahnya hingga bibirnya dan Jessi saling bersentuhan

Berawal dari saling bersentuhan saja, lama kelamaan keduanya makin terasa panas dan ciuman makin dalam. Zee menahan pinggul Jessi dan menahan agar tidak menjauh, Jessi sendiri menaruh kedua tangannya di belakang kepala Zee sambil memainkan rambut wolf cut kekasihnya tersebut.

Selain ciuman pun terus berlanjut ke bagian lainnya, yang pada intinya mereka berdua saling memacu nafsu antar sesama di pagi hari. Menyalurkan energi dan cinta untuk memulai hari yang nampak cerah.

Setelah puas bercumbu dan memadu kasih di atas ranjang pagi hari ini, keduanya beranjak menuju dapur rumah Jessi.

"Mau sarapan apa? Eh tadi udah sarapan aku ya?." Jessi tertawa mengingat kembali momen mesra tadi

"Itu makanan pembuka doang— tapi gak usahlah, makasih. Aku gak biasa sarapan soalnya sayang, nanti atit eyut." Jessi tambah tertawa mendengar celetukan random kekasihnya tersebut

Jessi yang gemas pun berjalan ke belakang Zee dan memainkan rambut Zee "atit eyut tuh apa coba? Kayak anak balita aja kamu tuh, di depan orang-orang aja keliatan sangar tapi bareng aku kek anak kucing!."

"Ya harus, itu tandanya aku bisa galak sama orang tapi lembut pas sama kamu hehe." Zee mengambil salah satu tangan Jessi lalu mencium pundak lengannya

"Gombal!." Jessi kembali menarik tangannya lalu berjalan ke kulkas

Sebuah roti lapis, segelas susu SAPI, dan obrolan intim menghiasi sarapan Jessi dan Zee pagi itu. Tawa dan canda pun mengisi dapur itu, sebuah momen manis antar insan yang dimabuk cinta.

Hingga akhirnya momen itu harus dipisahkan oleh sebuah hal, kepulangan Zee karena telpon sang kakak yang memintanya pulang karena diminta tolong. Dengan berat hati Jessi pun tak bisa menahannya,

Repercussions [Jessi - Zee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang