#6

84 6 3
                                    

"Sayang, kalo beberapa hari gak aktif maaf ya? Aku lagi sibuk bantu Mommy urus berkas-berkas."

Begitulah pesan terakhir dari Zee pada hari Jum'at, selepas mengantarkan Jessi pulang setelah pulang sekolah lalu dilanjutkan main dan makan bersama hingga lumayan larut. Jessi agak merasa aneh memang, namun ia mewajari dan mengizinkan.

Kini hari sudah di ujung pekan, hari Minggu. Jessi sudah mencoba menghubungi Zee namun notifikasinya selalu sama baik dikirimi pesan atau menelpon, nomor selalu tidak aktif.

"Semoga urusannya cepet beres lah, kangen juga beberapa hari gak ketemu atau chattan sama Zee." Monolog Jessi menaruh hp nya kembali setelah menyapa selamat pagi pada Zee

"Jess? Itu ada orang nyariin kamu katanya di depan, katanya dia temennya Zee." Panggil ibu Jessi dari luar kamar

Jessi segera merapihkan diri dan mengikat rambutnya, sambil mencoba mengingat jika ada keperluan apa sampai teman kekasihnya itu datang ke rumah.

Saat sampai di depan, Jessi melihat Freya yang duduk di kursi teras. Dengan mengenakan jaket jeans, celana jeans hitam, dan sepatu kets. Freya nampak sangat modis dibanding saat di sekolah.

"Lah Freya? Kenapa kamu ke rumah aku?."

"Oh pagi Jess, maaf kalo ganggu paginya hehe. Ini, ada surat dari Zee buat kamu. Baca coba." Freya mengeluarkan sepucuk amplop dari tas messenger-nya

Jessi tanpa ragu menerimanya lalu dibuka, nampak beberapa paragraf tertulis di sana dengan tulisan tangan khas Zee. Tak lupa ada foto polaroid juga,

"Dear Jessica Chandra sayangku, cintaku, matiku, dan lain-lainnya.

Jika surat ini telah kamu terima/baca/liat dan diterima dari Freya, itu tandanya aku sudah tidak lagi ada di tanah air Indonesia. Baca dulu ya sampe beres, suka kebiasaan kamu tuh!ಠ⁠_⁠ʖ⁠ಠ

Maaf jika setahun hubungan kita ini aku ada salah-salah, entah sampe nyakitin hati kamu atau jiwa raga kamu hehe. Intinya aku cinta kamu, selalu dan tak akan pernah pudar walau dicuci berkali-kali.

Ada saatnya kita mengejar apa yang diimpikan sayang, entah harta atau takhta. Kamu juga pasti punya kan? Eh iya kamu pengen jadi dokter kan? Semoga beneran ya, tapi jangan dokter gadungan!

Begitu juga dengan aku, aku sejak kecil ingin sekali bersekolah di luar negeri. Dan bersamaan saat aku masuk SMA, aku pun ditawari juga bersekolah di Inggris.

Maka aku harap kamu maafkan keegoisan aku, karena aku juga pengen kamu hidup lebih bermakna dan berguna selain dengan aku. Aku gak mau jadi penghalang cita-cita kamu kedepannya dan seterusnya, makanya aku pilih ini.

Aku pun menyadari jika ada seseorang yang lebih pantas dari aku buat kamu, seseorang yang dengan sadar dan berani mencintai orang yang sudah dimiliki. Kecintaan dan rasa sayang yang timbul itu kuat, aku bisa rasakan itu. Dan siapa orang itu? Dialah yang memberikan surat ini pada kamu Jessi, Freyana Jayawardana. Maka dari itu aku percayakan dia buat jaga kamu, buat lindungi kamu, karena cinta dan tulusnya bukan kaleng-kaleng.

Silahkan jika kamu mau marah, bahkan sampe benci aku. Itu sudah resiko yang harus aku tanggung seumur hidupku, aku terima dengan lapang dada.

Hiduplah dengan bahagia dan senang, aku percaya Jessica Chandra yang aku tahu pasti bisa hidup tanpa aku. Terima kasih untuk 1 tahun ini, perjalanan cinta kita akan kekal dalam keabadian.

Penuh cinta dan sayang,
Azizi Azkiya Lenathea."

Seketika tubuh Jessi melemas, sampai ia terduduk di lantai dengan tatapan kosong. Freya dengan refleks langsung menahan tubuh Jessi, ia masih tak percaya jika Zee telah pergi begitu saja dari hidupnya.

Repercussions [Jessi - Zee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang