#1

236 18 8
                                    

Pagi itu mentari bersinar terang, kebetulan pula hari Senin sebagai hari yang mengawali minggu. Jessi berdiri dengan wajah kesal di depan rumahnya, tangannya sejak tadi memegang hp yang menampilkan ruang chat dengan seseorang.

Dirinya sudah menunggu seseorang sudah hampir 10 menit di sana, sungguh sebuah perasaan yang tak enak dirasakan. Mulutnya pun sudah bersumpah serapah pada seseorang yang hendak menjemputnya tersebut, menahan ledakan emosi hingga orang terkait tiba.

Dari ujung jalan rumah Jessi, muncul sebuah mobil sedan yang dikendarai seseorang. Mobil itu berjalan hingga berhenti tepat di depan rumah Jessi, lalu kacanya terbuka dan menunjukkan seorang siswi dengan seragam SMA sama seperti Jessi.

"Dari mana aja sih!? Main game lagi kan sampe pagi tadi!?." Sinis Jessi sambil membuka pintu dan masuk

"E-enggak kok, aku ngerjain tugas dulu tadi, soalnya baru inget dikumpulin sekarang hehe." Tukasnya tersenyum mencoba membujuk Jessi

Jessi hanya bisa melenguh panjang "lain kali jangan gitu lagi ah Zee, nanti kita telat!."

"Iya-iya sayang, toh kalo telat mending kita nonton aja gak sih?." Goda Zee yang justru mendapat pukulan di lengan oleh Jessi

Keduanya pun melenggang pergi dari rumah Jessi menuju sekolah, Zee pun tak lupa menanyakan kabar kekasihnya itu pagi ini. Mulai dari sarapan apa, moodnya pagi ini seperti apa, sampai pulang sekolah ingin ke mana. Jessi menjawabnya tentu saja dengan antusias, ia selalu senang jika kekasihnya itu memintanya cerewet, bukan konteks marah atau apapun namun lebih ke memahami segala emosi yang Jessi rasakan.

Sialnya perjalanan tak semulus yang dibayangkan, entah bagaimana ceritanya ada sebuah galian kabel terjadi di jalan menuju sekolah keduanya. Hal ini tentu menyebabkan kemacetan karena jumlah kendaraan yang membludak hendak berpergian, Zee hanya bisa mendumel di dalam hati dan tak berani menengok pada Jessi, sebab dapat dipastikan kekasihnya itu sedang marah saat ini.

Akhirnya perjalanan yang biasanya ditempuh 10 menit atau kurang tersebut, berakhir dengan 30 menit lebih setelah menembus rimba kendaraan di jalanan. Sungguh gelisah hati Zee karena Jessi pasti akan murka,

"Y-yah gerbangnya ditutup sayang." Lenguh Zee mengeluh

"Hmmm kira-kira karena siapa ya aku jadi telat dan gak boleh masuk? Penasaran deh." Jessi mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke dagu sendiri seperti mencari jawaban

Zee menelan ludahnya gugup "maaf sayang, please maafin aku ya? Ya?." Zee begitu memelas wajahnya, meminta maaf pada Jessi sedalam-dalamnya

"Ya." Singkat saja, namun wajah Jessi begitu masam dan suaranya dingin

"M-mau ke mana dong? Mau nonton gimana? Atau atau, makan aja?."

"Gak, lagi males nonton sama udah makan tadi. Makan hati!!." Jessi menekan 2 kata terakhirnya hingga menyebabkan Zee serasa dibombardir hatinya

"Ya udah kamu mau apa dong? Bilang ya?." Zee masih berusaha

"Mau tahu aku mau apa?," Zee mengangguk dengan polosnya "kamu sekarang putar balik waktu terus jemput aku tepat waktu dan kita gak usah telat kayak sekarang. Dah itu aja!."

Zee bukannya mendapat pencerahan justru makin dibuat pusing, mana mungkin dirinya bisa lakukan seperti itu.

Namun Zee tak habis pikir tentu saja, ia menyalakan lagi mobilnya lalu pergi dari sekolah. Jessi nampak tak acuh dengan Zee karena dirinya sibuk bermain TikTok.

Hingga Jessi tersadar sedang dibawa ke mana oleh kekasihnya tersebut,

"Zee kok kita ke arah Cikampek? Kamu mau bawa aku ke mana?." Tanya Jessi dengan tatapan menyelidik

"Ke Bandung, biar kamu gak ngambek lagi." Alangkah terkejutnya Jessi dengan pernyataan Zee yang begitu santai tersebut

"Ih kok gak ngomong dulu sih? Kan biar aku pake baju bebas, masa pake seragam buat main?."

"Biar kaget kamu nya, dah sana kalo mau tidur biar nanti sampe Bandung seger." Tukas Zee masih fokus menyetir

Jessi langsung merasa bersalah setelah ngambek pada sang kekasih tadi, dirinya memang boleh marah namun jika balasannya akan seperti ini Jessi lebih memilih tak mau ngambek. Rasa tak enak dan sungkan mulai menyelimutinya saat ini,

Jessi pun memegang tangan kiri Zee yang standby di atas tuas transmisi "maafin aku ya sayang? Aku tadi agak berlebihan marahnya, harusnya aku tahu kalo kamu lagi sibuk ngerjain tugas biar aku berangkat sendiri pake ojol aja. Aku malah gak tahu diri maksa dijemput kamu, alhasil kita berdua telat."

"Udah gak papa, jambu udah jadi jus ini. Maafin aku juga gak jujur dari awal yang malah bikin kamu marah, bahkan sampe kamu jadi gak masuk sekolah deh hari ini. Besok-besok aku pastiin semua tugas beres deh, biar peri kecil kesayanganku ini gak sampe telat."

Jessi tentu merona pipinya mendengar gombalan Zee tersebut, maka ia pun mendekatkan wajahnya pada Zee. Zee yang paham sedikit melambatkan mobilnya lalu dengan perlahan menempelkan bibirnya pada bibir Jessi, menyalurkan cinta dan kasih sayang antar sesama di jalanan tol tersebut sambil melanjutkan perjalanan menuju kota kembang.

---

Jessi dan Zee pun menghabiskan waktu di Bandung bersama selepas sampai, keduanya memilih berjalan-jalan duluan mengelilingi kota. Untungnya jalanan sedikit tidak terlalu padat, entah efek hari kerja dan di jam kosong.

Setelah puas berkeliling kota, keduanya memilih melipir ke sebuah kafe yang Jessi rekomendasikan dari TikTok nya. Zee hanya manut saja atas kemauan kekasihnya tersebut, toh salahnya sendiri sehingga terjadi seperti hari ini.

"Sayang, ini di mataku ada apaan sih? Kok kayak ada sesuatu." Panggil Zee saat keduanya selesai memesan dan duduk menunggu pesanan

Jessi yang sedang membalas pesan menoleh sejenak namun langsung dikejutkan dengan Zee yang ternyata sudah siap memfotonya "Azizi!." Geram Jessi menunjukkan wajah kesalnya namun justru Zee tertawa puas

"Cantik banget sih ih makhluk ini, pengen tak gigit sumpah!." Zee mencubit gemas pipi tembem Jessi

"Azizi ih! Malu aku!!." Wajah Jessi memerah karena malu sedang ada di tempat umum dan juga gombalan Zee

"Kenapa malu? Justru semua orang harus tahu kalo aku punya pacar secantik sama selucu ini, rugi kalo diumpetin!." Pernyataan Zee membuat Jessi menggerlingkan matanya namun sebenarnya hatinya bagai diobok-obok karena gombalan Zee

Akhirnya pesanan keduanya telah sampai, setelah puas mengobrol keduanya kini dibuat serius dengan menikmati makanan masing-masing. Zee sendiri membagi setengah makanannya pada Jessi dengan alasan terlalu kenyang, namun sebenarnya ia suka saja melihat Jessi makan. Bagi Zee melihat Jessi fokus makan sebuah pemandangan unik, kapan lagi liat bidadari makan lahap? Begitu pikir Zee.

Ditengah makan, tetiba hp Jessi berbunyi dan memunculkan sebuah nama bernama Angel di layar. Jessi pun mengangkatnya,

"Hallo Ngel, kenapa nelpon?."

"Lu kagak sekolah Jess? Sakit?."

"Kagak, nih," Jessi memutar kamera depannya ke belakang yang menunjukkan Zee tengah memakan nasi gorengnya "lagi makan sama Zee gue."

"Dih anjir bolos gak ngajak, lagi di mana kalian? Gue ikut lah, bosen bet nih pelajaran ekonomi sumpah!."

"Sini aja Ngel, kita lagi makan di Bandung. Gue pesenin dah." Ejek Zee berbicara dengan Angel

"Si anjir, bolosnya ngedate ke Bandung!." Pekik Christy tak percaya dan membuat Jessi serta Zee tertawa
















Saran nama kapalnya guys, author baru dapet sih JeZee (dibaca Jessi cuma S diganti Z hehe)

Pengen bikin mereka berdua dari J&F cuma gak punya ide mulu, akhirnya ketemu dan yah cuma segini. Semoga kalian suka deh.

Sama author pun mau minta maaf kalo ada cerita yang tiba-tiba di-upload karena bingung mau lanjutin, ini semua karena ambisi author sendiri mau makin rajin nulis di 2024 ini. Tapi yang ini enggak ya, udah fix beres dengan nyicil sehari 1 part hehe.

Thanks yang masih mau baca ceritaku, love to y'all so much<3

Repercussions [Jessi - Zee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang