IMMUNITY part 3

159 14 1
                                    

















________


















Menyebrangi sungai dan melewati satu hutan lagi mereka akan sampai di dermaga, dunk dan archen beristirahat di tepi aliran sungai sambil mengisi botol air juga membersihkan kembali luka milik archen
"Pendarahan nya sudah berhenti, tapi jika luka nya di ganggu pasti akan pendarahan lagi" Gumam dunk setelah mengikat luka itu dengan kain yang baru

"Sakit? "

Archen mengggeleng, ia tidak berbohong memang tidak sakit sama sekali namun itu menjadi agak sedikit aneh.

"Kamu lelah? Kita bisa istirahat sebentar" Dunk mendudukan diri di atas batu tepat di pinggir sungai menatap sekeliling nya yang begitu tenang bahkan masih terdengar suara cuitan burung juga angin sepoi sepoi.

"Oh aku tidak bisa merasakan kaki ku" Eluh si manis gemas, mendengar itu archen tersenyum apa lagi saat melihat tingkah polos dunk,
Lalu suasana hening untuk beberapa saat sampai archen menyadari sesuatu sekawanan burung putih tiba-tiba terbang menjauh di iringi suara patahan ranting yang terinjak.

"Dunk... "

"Hmm"
Dunk berbalik menatap archen penasaran

"Bawa tas nya pelan-pelan!" Dunk terkejut menyadari gerak gerik archen hingga membuat nya mulai takut
Pemuda yang lebih muda merasakan keberadaan sosok asing lagi selain mereka berdua.

Tangan archen berayun pelan memberi tau dunk untuk jangan bersuara sedikit pun
Suara langkah kaki berat mulai terdengar, bukan hanya satu tapi lebih dari 15 orang
Archen mengigit bibir, menajamkan alis nya lalu mengisi senjata nya dengan beberapa peluru.

Masih perlahan, mereka bergerak menyebrang sungai sampai suara air menabrak kaki mereka membuat keadaan seketika menjadi sedikit kacau.
kekacauan terjadi suara teriakan mengerikan, juga langkah kaki cepat membuat kedua nya di landa kepanikan.

"Sial mayat-mayat itu datang"
Umpat archen, sadar akan ketajaman hidung mereka mengendus bau daging segar.

"Dor...dor... " Seketika ia berbalik melepaskan peluru yang tepat mengenai dua mayat hidup yang muncul dari balik semak-semak.

Suara kebisingan ini semakin beresiko, mayat-mayat itu muncul semakin banyak
"Dor.. "

"Dor.... Dor... "

Archen melepas genggaman nya pada lengan milik dunk ia mundur sembari melindungi langkah di belakang nya
Sedangkan dunk sedikit kesulitan berlari di dalam air, kaki nya amat berat.

"Lari dunk! "
Teriak archen sesaat ketika mayat-mayat itu berlari mengejar mereka.

"Joong,ayo! " Dunk mengulurkan tangan agar archen pergi bersama nya namun kaki pemuda itu di raih salah satu mayat hidup hingga menarik nya masuk kedalam air.

"Tidak... Joong! "

"DUNK LARI, KITA TIDAK BISA MELAWAN MEREKA, MEREKA TERLALU BANYAK"

padahal dunk sudah siap menembak tepat di kepala mahluk yang mencengkram archen tanpa ampun.
"Hikss... Joong" Dunk gemetar di tengah air sungai yang mengalir semakin deras, ia mencoba menarik archen tapi satu mayat hidup lain hampir meraih nya.

"Lari, sungai nya akan meluap dunk! " Teriak archen susah payah, karna kini ia harus bergulat dengan tiga mayat hidup yang tak terbawa hanyut, sial nya lagi senjata nya terlempar jauh dan tenggelam ke dasar sungai.

"Dor... " Satu mayat hidup tumbang dan hanyut terbawa arus setelah dunk menembak nya sedangkan anak itu masih di dalam air sama seperti archen.

"Pergi dunk, lari! " Archen kembali berteriak

IMMUNITY(joongdunk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang