Y/n mulai bosan di club malam ini. Matanya bergerilya mencari pria yang mungkin tengah sendirian ke sini, dan berniat untuk jadikan teman bicara malam ini.
Kemudian pandangannya tertuju pada pria yang menempati table seorang diri, dari penampilannya yang belum berantakan, serta botol minuman yang hanya ada satu di sana, sepertinya pria itu baru datang juga. Lain dengan dirinya yang sudah dua jam menghabiskan malam di sini.
Kaki jenjangnya beranjak mendekati pria yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Y/n berkata, "aku temani ya."
Pria itu mendongak padanya tampak terkejut, melihat ke arah ponsel dan Y/n bergantian seakan sedang memastikan sesuatu, sebelum menjatuhkan pandangannya hanya untuk Y/n.
Pria ini tampak lugu dan canggung saat Y/n mendekatkan diri padanya. Bahkan Y/n dapat melihat pria ini menelan ludah saat Y/n menyentuh tangannya.
Menarik sekali. Tapi Y/n tidak mendapat penolakan apa pun.
"Siapa namamu?" Pria itu memberanikan diri untuk bertanya.
"Y/n," jawabnya singkat, "kau sendiri? Boleh aku mengenalmu?"
"Renjun," balasnya dengan mengalihkan pandangan dari Y/n.
Apa yang tengah dipikirkan pria ini?
Y/n menempatkan tangannya di sisi wajah Renjun, mengarahkan pria itu untuk tetap tertuju padanya.
Dia berbisik tepat ditelinga Renjun yang membuat pria itu gelisah, "tidak bisa 'kah kau melihat ke arahku saja?"
Sungguh, pria bernama Renjun ini amat manis untuk digoda.
"Jangan menggodaku," balas Renjun datar, "aku sedang menahan diri agar tidak melakukan sesuatu padamu."
Jemari lentiknya turun perlahan memberikan sentuhan di tengkuk pria itu. Renjun terdengar mendesis sampai tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Y/n.
Renjun bergumam, "aku kira dia hanya bercanda."
Y/n tidak tahu siapa Renjun maksud dengan sebutan dia, tapi Y/n memilih mengabaikan itu.
"Kau benar-benar menginginkanku ya?" tanya Renjun seductive.
Entah Renjun memiliki kepribadian ganda atau apa. Pria itu yang tadinya canggung, kini malah seperti hendak menunjukan sisi liarnya.
Apa mungkin sikap malu-malunya tadi sebuah topeng? Masa bodo, paling tidak malam ini dia bersama pria yang sangat sesuai tipenya.
Y/n mengangguk yakin. "Tentu. Bagaimana denganmu?"
"Sebenarnya dari awal aku tertarik padamu. Aku hanya ragu saja tadi."
"Kalau begitu, kau tidak perlu ragu lagi sekarang."
AC ditempat ini tidak terasa dingin lagi, suasana disekitar tubuhnya terasa panas ketika menyadari tatapan yang diberikan Renjun padanya. Tidak ada jarak diantara mereka selain jarak antara wajah mereka yang terpisah beberapa inci saja. Tubuhnya menempel pada tubuh tegap Renjun.
Hembusan ringan nafas Renjun menerpa wajahnya, membuat mata Y/n tergulir ke bawah menatap bibir tipis Renjun sebelum kembali menatap mata hitam itu yang ternyata sedang memandangi wajahnya. Sebagai reflek Y/n mengigit sensual bibir bawahnya sebagai bentuk untuk menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Heart » Renjun X You
FanfictionPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Renjun merasakan telinganya selalu berisik karena dirinya bisa mendengar isi hati orang lain yang sering sekali berbanding terbalik dengan apa yang mereka ucapkan. Tapi Re...