Prolog

125 23 5
                                    

Disclaimer!

Cerita ini murni hanya imajinasi author, terinsipirasi dari teori-teori ENHYPEN (MOSTLY DILEMMA) dan cerita ini benar-benar pemikiran author sendiri.

Sebelum masuk ke dalam cerita, author mau kasih tau lagi kalau cerita ini fiksi! Semua yang ada di cerita ini tidak ada kaitannya dengan dunia nyata, tidak berhubungan dengan cerita mitologi secara asli atau apapun! Tokoh hanya meminjam sebagai visualisasi!

Warn! Typo(s)

Kalau ada kalimat yang keliru, ambigu, atau bahasa yang belibet, tolong beritahu agar bisa diperbaiki (karena author-nya masih amatir T_T). Thank you ^^

Enjoy!

.
.
.

🍃🍃🍃🍃🍃

Ia menggeram marah atas kekalahan, tatap hampa tanah berwarna merah kehitaman yang terbakar api di hadapan hingga bangkitkan sebuah perasaan dalam diri yang kian membesar di setiap detiknya.

Dendam.

Kepalan tangan yang penuh luka lantas membuatnya bulatkan tekad untuk segera menghancurkan semua yang ada di negeri ini, negeri dengan lima wilayah besar yang dipimpin oleh raja-raja yang amat dzolim padanya;

Albert dan Yosia, perusak ramalan dan masa depannya dengan meminta bantuan pada Dewi bulan demi kepentingan pribadi;

Joseph, raja yang memberinya segel agar ia dikurung selamanya dalam kegelapan;

Dominic, raja yang mengutuknya menjadi makhluk paling buruk di negeri dan berniat untuk menghancurkannya hingga ia berada di dasar kesengsaraan;

Herest, raja yang selalu mementingkan kepentingannya sendiri hingga harus mengorbankan saudara kembarnya demi kekuasaan.

Dan saudara kembar itu adalah dirinya.

Hersient.

Seringainya tercipta kemudian, bersamaan dengan sebuah cara pantas yang terlintas untuk membalaskan dendam, sebuah cara untuk menghancurkan negeri ini.

Raveluxian.

.
.
.

🍃🍃🍃🍃🍃

.
.
.

Joseph baru saja turun dari kuda kala Dominic menyadari kedatangan pria itu dari taman kerajaan. Tamunya tak sendirian kala itu, melainkan bersama putranya yang masih berusia 9 tahun. Jay.

absconditus [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang