Hao sedang merapikan rambutnya. Ia baru saja pulang dari kampus dan baru selesai mandi. Sudah hampir tiga bulan berlalu, Hao masih belum menjalani kemoterapi karena ia masih takut sesuatu yang buruk terjadi padanya. Hanbin pun terus mengingatkan Hao untuk segera mengobati penyakitnya ini, namun Hao selalu beralasan kalau ia akan baik-baik saja meski tanpa di kemoterapi.
Saat sedang menyisir rambutnya, ia merasakan sesuatu yang aneh pada kepalanya. Dan ketika ia melihat sisir yang ia pegang, seketika itu juga Hao terkejut, karena sisirnya tertempel banyak rambut yang rontok dari kepalanya.
Hao :"Ya Tuhan. Apa lagi ini? Kenapa rambutku rontok banyak sekali?"
Lagi dan lagi, Hao kembali merasakan kepalanya sangat sakit. Ia dengan cepat menghampiri tempat tidur dan mengambil kotak obat di dalam laci nakas, lalu ia mengambil beberapa butir obat dan langsung menelannya. Setelah itu, Hao langsung meminum segelas air yang berada di atas nakas. Dan beberapa saat kemudian, sakit di kepalanya mulai mereda. Sungguh, Hao sudah sangat lelah dengan semua ini, tapi ia juga takut jika harus menjalani kemoterapi. Ia benar-benar dilanda dilema saat ini.
Hao :"Apa yang harus kulakukan sekarang? Di satu sisi, aku sudah lelah dengan penyakit ini, tapi di sisi lain, aku juga takut untuk menjalani kemoterapi itu. Aku tidak ingin membuat orang-orang yang ku sayangi sedih, salah satunya Hanbin"
***Beberapa hari kemudian***
Hao sedang berada di ruang musik kampus. Ia sedang memainkan biola di ruangan tersebut. Hao memainkan sebuah lagu yang cukup sedih dan seolah mewakili isi hatinya.
Tiba-tiba, Hao kembali merasakan sakit di kepalanya. Dan bodohnya, ia lupa untuk meminum obat tadi pagi sebelum berangkat ke kampus. Ia juga lupa untuk membawa obatnya ke kampus untuk berjaga-jaga. Dan tak lama kemudian, Hao langsung tak sadarkan diri dan terjatuh dari tempat duduknya dengan biolanya ikut tergeletak di lantai.
Sementara itu, Hanbin sedang mencari keberadaan Hao. Ia sudah mencari ke berbagai tempat di kampus ini, mulai dari kantin, perpustakaan, hingga rooftop. Namun, ia tidak menemukan Hao di tempat-tempat itu. Sampai kemudian, Hanbin berhenti di depan pintu ruang musik.
Hanbin :"Aku yakin Hao ada di dalam ruangan ini. Karena dia sering bermain biola disini, dia juga sering berdiam diri di ruang musik ini"
Hanbin perlahan membuka pintu dan melihat sekeliling ruangan. Dan saat itu juga, ia menemukan Hao sudah tak sadarkan diri dan tergeletak di lantai dengan biolanya di sampingnya. Hanbin dengan cepat menghampiri Hao, ia terduduk di lantai dan memeluk erat tubuh Hao lalu menepuk-nepuk pipi Hao agar kekasihnya bangun.
Hanbin :"Hao-ya... Hao-ya, bangun... Aku mohon buka matamu... Hao-ya... Jangan buatku takut... Hao-ya"
Namun, tidak ada respon apapun dari Hao. Karena sangat takut terjadi sesuatu pada sang kekasih, Hanbin langsung menggendong Hao ala bridal style lalu dengan cepat berlari menuju parkiran untuk membawa Hao ke rumah sakit.
***Beberapa jam kemudian***
Saat ini, Hanbin sedang berada di depan ruang UGD. Setelah Hanbin sampai di rumah sakit, Hao langsung dibawa ke ruang UGD. Sampai sekarang, dokter belum keluar dari ruangan Hao diperiksa. Hanbin benar-benar takut jika mimpi buruk yang ia alami beberapa hari terakhir ini akan menjadi kenyataan.
Kemudian, ia melihat teman-temannya dan teman Hao yaitu Ricky datang. Tidak hanya mereka, ada juga orang tuanya beserta sang adik yaitu Gyuvin juga datang ke rumah sakit ini.
Doyoung :"Hanbin-ah. Apa yang terjadi pada Hao?"
Hanbin :"Aku tidak tahu, appa. Saat itu, aku sedang mencari Hao, dan saat aku temukan dia di ruang musik, aku lihat dia sudah tak sadarkan diri"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS LOVE (BinHao ver.) [END]
Fanfiction[Remake dari book ENDLESS LOVE (GyuJin)] . . . . . Sung Hanbin merupakan seorang pemuda tampan dan pintar. Dia merupakan mahasiswa di sebuah kampus terkenal di korea yaitu Star Planet University. Hanbin dikenal sebagai mahasiswa yang pintar dan muda...