Setelah dinyatakan tidak lulus oleh mas Gama juga senior lainnya. Kami diperintahkan untuk tidur dan beristirahat. Namun, belum genap 2 jam kami dapat menutup mata dengan tenang. Mas Fajar berteriak keras membuat semuanya berlarian keluar tenda karena panik.
"Gempaa! Gempaaa!"
Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Yang ku lakukan hanyalah berpegang erat pada pohon besar disebelahku sambil merapal doa dalam hati supaya gempa cepat selesai.
Tapi tunggu dulu, kok ada yang janggal ya? Tanah yang ku pijak ini tidak bergerak sama sekali. Atau, mungkin..
"SELAMAT! Kalian lulus jadi tim Bapala!"
Prank terjadi lagi. Riani keluar bersama Kak Melda, ternyata selama perjalanan Riani tidak diikutsertakan dan baru saja berangkat ketika kami mulai tertidur.
Rupanya angkatan Elang sangat senang membuat juniornya panik dan menangis.
ᴥᴥᴥ
Selepas misi penting Bapala, grup SMP-ku mengeluarkan banyak notifikasi. Aku yang baru mengaktifkan ponsel, diserbu beribu-ribu pesan. Berisik.
SMP BIRU PUTIH 58
Nino:
Ayolah, deket kokKelvin:
Gua ketua deh.Asraf:
Skuylah.Gisel:
jadi ya? Kumpul di SMP hari minggu jam 7 supaya kita ngga kesiangan. No ngaret guys♡Astaga. Hari ini? Ah, ini saja sudah pukul setengah 7. Tidak ikut saja deh. Lagipun, aku baru pulang, cape. Mending tidur saja.
Baru aku melangkahkan kaki untuk naik ke lantai atas, klakson di depan rumah membuatku berjingkat.
"Ra, ada temanmu tuh di luar," bunda memberi tahu dari arah ruang keluarga.
Aku melangkah turun, dan terkejut menemui Sam yang sudah nangkring manis di atas motornya.
Namanya Samuel Adipati. Sam adalah salah satu teman dekatku. Kami dekat berkat orasi yang aku buatkan untuknya mencalonkan diri sebagai ketua OSIS waktu itu.
Aku menatapnya sambil terdiam.
"Ra, ikut kan?"
Aku diam, bingung harus menjawab apa. Sebenarnya aku lelah. Namun, kasihan juga Sam sudah menjemputku pagi-pagi begini.
"Ikut ya?" tanya Sam lagi.
"Iya deh, ikut. Tapi, aku mandi dulu ya sebentar, baru pulang mendaki soalnya."
"Aku tunggu, jangan lama-lama. Ngga usah pake make up, ngga usah dandan alay-alay."
"Iya, iya."
Aku masuk ke dalam rumah, mandi dan berpamitan lagi kepada bunda untuk pergi bersama Sam dan teman-teman SMP yang lainnya.
Tidak sampai setengah jam, aku sudah menemui Sam lagi dan berganti pakaian.
"Siap?"
"Siap,"
"Berangkat,"
Aku duduk di jok belakang motor Sam, dan motor Sam mulai berjalan menuju SMP Biru Putih-tempat ternyamanku dulu-.
ᴥᴥᴥ
"Lama banget sih, Sam"
Ketika motor Sam baru saja memasuki halaman depan sekolah, Tania-perempuan paling hits- berkomentar heboh.
"Maaf, Raisa baru pulang soalnya. Kasihan,"
"Oh Raisa," ucapnya dengan nada menyindir.
"Sudah. Daripada nanti makin kesiangan. Lebih baik kita berangkat dari sekarang,"

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI WIYATA
Ficção Adolescenteresposted on ASA by my another accound that has been locked @MeilindaErsa