dilamar?

370 26 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
.

"Assalamualaikum. Zyan"salam seorang pria paruh baya yang datang bersama istri dan anak semata wayangnya

"Wa'alaikumussalam. Ayo masuk pas sekali kalian sudah datang"ucap abba Zyan mempersilakan pria tadi masuk dan duduk

Di ruang tamu sudah ada Gus Ashraf dan Gus Zaka yang duduk di sofa yang muat dua orang, Gus Zaka yang duduk bersama Ning Nada di sofa yang muat tiga orang dan abba Zyan yang duduk di sofa yang muat dua orang namun disebelahnya kosong karena umma khaliza masih berada di dapur.

"Dimana istrimu Zyan? Aku ingin bertemu dengan istrimu, sudah lama kita tidak bertem-"sahut Bu nyai Ainun namun terpotong oleh salam umma khaliza dari arah dapur.

Bu nyai Ainun adalah istri Pak kyai Syaqil dan ibu dari Gus Fakhri

"Assalamualaikum. Ehh- mba, Ya Allah apa kabar? Udah lama nggak ketemu tambah cantik aja"uji umma khaliza pada Bu nyai Ainun seraya berpelukan

"Wa'alaikumussalam. Alhamdulillah baik, duh mba bisa aja, oh ya Chasna mana? Kok nggak keliatan?"tanya Bu nyai Ainun menoleh kearah dapur

"Chasna"panggil abba Zyan pada putrinya, abba Zyan tidak ridho jika istrinya berteriak, karena suara wanita adalah aurat

"Iya abba, kenapa?"tanya Chasna berjalan ke ruang tamu

"Sini nak, ini dicari sama Bu nyai Ainun"sahut umma khaliza

"Assalamualaikum. Bu nyai"salam Chasna seraya menyalimi tangan Bu nyai Ainun

"Ya Allah, udah gede ya tambah cantik lagi"puji Bu nyai Ainun

"Nggih terimakasih Bu nyai"

Setelah itu Chasna pun duduk disebelah Gus Sauqi, disana ada sofa kosong karena sofa yang diduduki Gus Sauqi dan Ning Nada muat 3 orang

Mereka yang berada di ruang tamu pun berbincang bincang Santai

"Nak Chasna"panggil Bu nyai Ainun membuat Chasna yang tadinya menunduk kini mendongak kearahnya

"Dalem Bu nyai"balasnya dengan nada sopan

"Mau tak jadiin mantu?"tanya Bu nyai Ainun

Deg

Jantung Chasna berdebar begitu cepat, ia yang tadinya menunduk kini mendongak kaget dengan ucapan Bu nyai Ainun.

Bagaimana ia bisa menerima? Sedangkan dirinya sudah memiliki calon suami.

Tak berbeda dengan Chasna semua keluarga Basyaiban termasuk Gus Ashraf pun terkejut karena dari awal abba Zyan dan pak kyai Syaqil tidak ada perjanjian diantara mereka.

Chasna, ia pun menatap umma yang ada di sofa sebelah nya untuk menjelaskan pada Bu nyai Ainun bahwa ada Gus Ashraf

Chasna merasa ada yang menatapnya, ia pun melirik Gus Ashraf yang sudah menggeram dengan wajah merah dan rahangnya yang sudah mengeras.

Bagaimana bisa calon istrinya dilamar di depan mata? Enak saja, ia yang selalu berdoa melangitkan nama Chasna dan dengan setelah sekian lama ia mencoba berta'aruf dengan Chasna, tapi dengan mudah ada seseorang yang mengucap ingin menjadikan calon istrinya menantunya?

Cinta Gus Ashraf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang