approach

189 12 5
                                    

Sebelum mulai membaca, jangan
lupa klik logo bintang di sebelah kiri bawah yah!!!,biar semangat up bab2 terbarunya...

Udah di klik blom??, klik buruan!!!

Dari arah ruang ganti, terlihat Mala berlari terbirit-birit, seperti di kejar sesuatu yang menyeramkan, namun tampaknya beda, karena ia lari bukan dengan ekspresi ketakutan melainkan dengan ekspresi muka cumi, keningnya berkerut ke bawah alisnya melekuk dan bibirnya condong monyong ke atas.

Namun, karena melihat keberadaan Syifa di ruang ganti, wajahnya yang semula cerah ceria berubah 180° dari ekspresi awalnya.

"Loe... Kenapa sih Mal!?" Tanya Syifa

Wajahnya terlihat kebingungan, karena sikap mala yang tiba-tiba berubah hanya karena persoalan kecil, yang di perdebakan di parkiran tadi.

"Kok sekarang loe jadi baperan gini sih!?" Tanya-nya kembali. Dengan nada yang terlihat meragukan Mala

"Apa-apaan loe!!,  gue baperan atau enggak yahh terserah gue lah!" Jawab  Mala, sembari melipat seragam sekolah yang kini ia telah ganti, ekspresinya terlihat tidak begitu peduli.

Ia pergi meninggalkan Syifa yang masih berada di ruang ganti,

Syifa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, ia terlihat begitu kecewa melihat sikap Mala yang berubah 180°. Mala yang ia kenal adalah Mala yang ceria, nggak terlalu mengambil hati perkataan orang, namun...... Sejak rakha pergi, perlahan ia berubah menjadi orang yang lebih sensian dalam artian BAPERAN.

••••••

"satu, dua ,tiga, empat, lima, enam, tujuh , delapan"   ucap seorang pemandu olahraga, sembari mempraktikkan gerakan menggeolkan pinggang ke kanan dan ke kiri.

"sebelum latihan, pemanasan ini, sangat penting!!, agar tidak ada yang terkilir ataupun sebagainya"

Terlihat Mala yang sedang meminum beberapa teguk air mineral, ia duduk di samping Devi yang juga sedang minum.

"Cipp!! Minum gak?" tawar Devi sembari menyodorkan setengah botol air mineral, Syifa yang terlihat sangat kehausan, namun sepertinya ia tak punya air mineral?.

"cluk, cluk"
Dua teguk cukup "makasih yah Dev!!"

"baik!!..dalam permainan kali ini, ada tiga orang dalam satu kelompok, kalian bisa pilih teman kelompok masing-masing"

Terlihat beberapa siswa berpencar untuk mencari teman kelompok yang di inginkan.

"Dev, bareng yah!" ucap Mala sigap merangkul tangan kanan Devi " Iya, satu lagi siapa yah?!"tanya Devi kebingungan, matanya berputar mengelilingi satu-persatu siswa yang belum memiliki kelompok. Matanya tertuju kepada seorang siswa berambut pirang, yang terlihat kebingungan di tengah-tengah siswa lainnya

"Cipp!!bareng yukk!!" Ajak Devi begitu bersemangat.

Wajah Mala terlihat tertekuk, kelihatannya ia tak suka jika Syifa masuk ke dalam kelompok Mereka.

Tak sengaja Syifa eye contacts dengan Mala, ia memperhatikan gerak-gerik Mala, yang kelihatannga benar-benar sangat tidak suka dengannya.

"eumm, gausah Dev, makasih.. aku sama karin aja!"
jawabnya menolak tawaran Devi, sambil refleks menunjuk ke arah salah seorang siswa

"Aku sama adel, sama fatul" ucap karin, tak bermaksud menolak Syifa.

Syifa terlihat semakin kebingungan, karena telah ketahuan.

"Yaelah cip!!"
"Gausah malu-malu kaleee, udah..bareng gue aja bareng Mala juga!" Devi kembali membujuk Syifa, hingga beberapa saat Syifa mau bergabung ke kelompok Mala dan Devi.

Pak Regi sebagai pemandu olahraga mulaj menjelaskan peraturan & cara bermain lari estafet

"Seharusnya, dalam satu kelompok terdiri dari 4 orang, berhubung di lapang basket ada yang latihan basket kita tidak bisa menggunakan lapang futsal sebagai rute!.

Tak satu pun siswa yanb terlihat ikhlas mendengarkan arahan dari pak Regi, yang suka ngaco kalau ngomong.

"Ya iyalah pak!! lapangan basket buat orang' main basket, yakali lapangan basket di pake main trampolin pak" ucap anre membenarkan inti dari perkataan pak Regi, seakan tak terima jika satu kata pun salah pengertian.

Hampir seluruh siswa kelas XI IPA2 tertawa, kecuali.....

"heh!! jokes?" Ucap Mala dengan ekspresi datar.  Ia memutar sekitar 67° bola matanya sinis, hingga ia tertuju kepada sesosok pria dengan rambutnya yang sudah di basahi oleh keringatnya, dan seluruh tubuhnya terutama bagian tulang Grahamnya berceceran keringat

"OMAGAAAA!" ucapnya melongo,
••••••

"Bersedia, siap, mulai!!"

Semua regu pertama berlarian.
Devi berlari terbirit-birit dengan langkah kakinya yang begitu cepat, mengoperkan tongkat estafet kepada Syifa yang berada di  barisan ke-dua, dan begitu seterusnya hingga.....

"Ayo, Malllll"ucap devi bersemangat
Syifa yang hanya diam, wajahnya terlihat cemas, ia berjalan bolak-balik di ruanagan itu, ia menggigit bibirnya hingga hampir berdarah

"Kenapasih, Cipp? Loe gak percaya Mala bisa menangin kelompok kita?!" Tanya Devi yang ternyata memperhatikan gerak-geriknya

Syifa masih saja melakukan hal yang sama, hingga ia menyadari bahwa Mala benar-benar pucat dan seperti nya sebentar lagi akan pingsan.

"Mala gak boleh kecapean!!!" Jawabnya sedikit telat, sembari berlari ke arah Mala yang sebentar lagi jatuh ke lantai.

Untungnya Syifa bergerak cepat, jika tidak bisa saja Mala terluka akibat terjatuh.

Terlihat beberapa siswa kelas olahraga, mulai berdatangan, dan mengerumuni Syifa dan Mala yang berada di tengah-tengah para siswa

"Woi, tolongin dong!! Knpa cuma di liatin anjing!!" Ucap Syifa dengan suara tinggi,

"Malaaa.....mal,mala" ucapnya menepuk-nepuk pundak mala, yang sudah terkapar di lantai

"Minggir-minggir" titah seorang pria yang berjalan menerobos di tengah-tengah para siswa

"Fan!! Bantuin buruan!!" Ucap Syifa, wajahnya terlihat begitu khawatir.

Afan menggendong lalu membawa Mala ke UKS.....

Segini dulu yah guys...nanty kalau rame, aku post lebih panjang lagi!!

Raden Rakha & Basmalahnya (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang