Misterius Sekali

10 1 0
                                    

Libur panjang yang sangat jarang ditemui oleh manusia abad sekarang, menyulap beberapa tempat wisata menjadi ramai. Bagi sebagian orang menghabiskan hari libur dengan bersantai merupakan hal yang wajib sebelum bertemu dengan pekerjaan mereka lagi. Memanjakan diri kesana kemari, mencoba, mengunjungi, membeli sesuatu yang sangat diimpikan. Namun, apakah libur panjang juga dirasakan oleh Daneswara? Lihatlah, bahkan ia belum tidur sama sekali. Mata yang memerah karena semalaman ia harus mengejar deadline untuk minggu ini.

Ia menyandarkan bahu kekarnya ke kursi kebesarannya. Ruang kerja yang didominasi dengan warna hitam dan abu terkesan tegas namun tetap elegan bagi siapa saja yang melihat. Bau khas maskulin menyeruak di dalam ruangan. "Huhhh.. Akhirnya selesai juga" ia merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Jendela yang lebar, menampilkan cerah dan bersihnya langit  yang patut untuk dipandang.

"Hari ini cerah, sayang sekali kalau dilewatkan" gumamnya. Ia memejamkan matanya sejenak. Menjadikan telapak tangannya sebagai bantalan. Ah, sungguh nikmat sekali.

Tok..

Tok..

Tok..

Alisnya mengeryit. Siapa yang datang?

"Masuk, pintunya ngga dikunci"

Tak lama pintu mulai terbuka. Menampilkan pria yang sudah sangat familiar untuk Daneswara. Sosok yang hanya berjarak tiga tahun lebih tua darinya. "Waw, sepupuku pekerja keras sekali. Tapi sayang masih sendiri.. Hahaha"

Matanya melirik tajam. Bisa-bisanya seorang tamu lancang sekali. "Hei, jangan karena udah nikah. Seenak jidat ngomongnya. Inget, siapa yang berperan penting sama pernikahan kemarin" Ucap Daneswara.

Ridwan, teman semasa kuliah sekaligus sepupu Daneswara. Iya, Ridwan menikahi kaka sepupunya. "Wah.. Kayanya harus ada jamuan khusus untukmu ya?"

"Udahlah, mau apa kesini? Apa segabut itu jadi pengantin baru sampai-sampai mengusik libur panjangku?"

"Apa? Libur panjang? Kau bilang ini libur panjang?!" Ridwan menunjuk layar komputer lebar dihadapannya. Ia menggelengkan kepala heran. Memang, kalau urusan pekerjaan dia kalah jauh dari Daneswara. Manusia yang gila kerja sepanjang ia kenal. "Ayolah Nes, ngga mungkin terus-terusan mengutuk hidupmu sendiri seperti ini. Itu udah jadi bagian masa lalu"

Ia menengok, mengabsen pakaian Ridwan dari atas sampai bawah. "Apa aku terlihat memikirkan masa lalu? Sepertinya ngga tuh" Sembari ia mengedikkan bahu.

Ridwan mensedekapkan tangannya. Manusia di depannya ini sangat susah sekali ditebak "Maksudmu Nes?"

"Kayaknya aku butuh batuanmu deh Rid"

"Apa ini soal pekerjaan?"

Daneswara menggeleng cepat.

"Lalu?" Tanya Ridwan bingung.

"Kayanya, aku jatuh cinta pandangan pertama"

Seketika mata Ridwan membulat. "APAA???? COBA ULANGI!!!!"

"Apa kau pikir ini lapangan???! Berisik sekali! Jadi, mau bantu aku ngga?"

Ridwan menyengir. Ia sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Daneswara. "Akhirnya kau normal juga Nes"

"Ck, selama aku hidup, aku jadi manusia normal.. Yang ngga normal itu kau"

Ridwan menarik kursi. Mendaratkan tubuhnya disamping Daneswara. "Bantuan apa yang kau mau? Coba ceritakan dengan jelas dari mana kau mengenal cewe itu"

Kenal? Boro-boro kenal!

Akhirnya Danes menceritakan pertemuan dengan perempuan itu dari awal sampai akhir. Bayangan wajah yang mengganggu pikirannya beberapa hari terakhir. Mengusik hatinya yang sudah tertutup rapat setelah kejadian memilukan 6 tahun silam. Siapa sangka, hanya karena pertemuan yang tak sengaja dipernikahan sepupunya membuat ia merasa jatuh hati, lagi.

"Dari sekian banyak perempuan yang nawar-nawar. Dari yang pinter, cantik, putih, mulus, seksi. Kamu tertariknya sama salah satu tamu undangan yang ngga sengaja duduk sebelahan?? Dan hanya tau namanya Sha??? Sungguh diluar akal sehat" Ridwan menjeda kalimatnya "Tapi ku pastikan, itu bukan tamuku. Jadi bisa saja itu tamu isitriku"

Yah, memang patut diakui. Perempuan mana yang tidak tergila-gila dengan Daneswara. Diusianya yang sudah terbilang mapan, tubuh eksotis dengan dada bidangnya, wajah dengan rahang tegas yang mampu memikat kaum hawa dalam sekali pandang. Jangan lupakan satu hal, sekalipun ia memiliki kesempurnaan fisik. Daneswara juga pria yang pintar. Terbukti bahwa sekarang ia memiliki bisnis dalam dunia fotografi. Pemilik studio foto yang cukup terkenal dan bekerja sama dengan beberapa petinggi di kotanya. Penggambaran seorang pria matang yang sangat ideal.

Sayang seribu sayang, masa lalu yang terlalu menyakitkan membuat hatinya menjadi tumpul. Benar kata Ridwan, banyak wanita yang jatuh cinta namun ditolak secara sepihak oleh pria matang umur 30 tahun itu. Hatinya belum siap untuk membuka lembar baru. Pecahan ingatan itu sangat menganggunya selama bertahun-tahun. Manusia tercipta tidak ada yang sempurna, persis sekali dengan Daneswara, meskipun tampak menarik dengan segala yang nampak dimata, namun siapa sangka didalam hatinya.. jauh sekali tampak dari luar bahwa ia sudah remuk cukup lama.

Menopang segala lara karena belenggu kebencian, amarah, dusta dan keserakahan. Membuatnya dingin yang tersorot dari netra tajamnya serta tutur katanya. Hanya sesekali ia akan nampak cerah. Ketika hanya ingin, seperti bertemu wanita bernama Sha, itu.

Setelah cukup lama berbincang dengan Daneswara. Penyandang pegantin baru itu memutuskan untuk pulang. Melihat suasana hati sepupunya yang tak cerah tapi juga tak mendung bukan sesuatu yang baik apabila ia terlalu lama di sana.

"Nanti aku coba tanyakan sama Raisa. Siapa tau dia kenal. Sungguh, malang sekali nasibmu, Nes.. Nes"

"Ck, jaga ucapanmu atau ku tendang dari sini!" Gerutu Daneswara.

Pintu besar itu langsung tertutup dengan cepat. Menceritakan kegundahannya pada Ridwan adalah kesalahan besar. Bukannya dapat pencerahan, malah dapat ejekan.

Hei, kau. Wanita yang misterius sekali. Padahal kita hanya bertemu sebentar. Kenapa senyummu selalu menghantuiku? Cicitnya lirih.

Hanya karena wanita yang tak diketahui asal-usulnya, mampu membuat Daneswara galau berkepanjangan.

***

"Gerah banget yaampun"

Alisha menghamburkan badannya. Tak disangka cuaca hari ini terik sekali. Padahal ia hanya keluar untuk membeli makan. Tapi panasnya menusuk sampai kulitnya terasa terbakar sekalipun sudah memakai pakaian panjang.

Ting!

Bunyi notif pesan dari hanphonenya

Cat Kuku💅
Kayaknya hari ini cerah
Gas kuyy ke pasar sore
Kangen cilok Mamang Asoy


Alisha
Asal mau jemput mah. Gas kuyy🚲

Cat Kuku💅
Apasih yang ngga buat si maniez satu ini😘

Alisha
Wah, aku tersanjung💃


Setelah membalas pesan Naila, ia segera beranjak ke meja belajarnya. Melahap dengan cepat makanan yang hanya berisikan nasi dan sayur seharga lima ribu.

Tatapannya nanar, ada sendu diujung matanya. Air matanya lolos, segera ia mengusapnya sebelum nafsu makannya hilang.

Alisha, kau itu kuat. Masa kaya gini aja tumbang. Ck ck, ini sama sekali bukan Alisha

Gumamnya sambil mengunyah makanannya. Memang beberapa hari terakhir ada saja hal-hal yang membuat gadis ceria ini menangis. Tapi secara mendadak, bayangan pria misterius waktu kondangan tempo hari muncul dipikirannya. Tatapan mata elang yang tajam. Hidung mancung dan tampan.

Ia menggelengkan kepalanya cepat "His, Alishaaaa.. Sadar dong. Kenapa jadi mikirin dia si?!!"

__________

Tbc 😍
Thanks

Seperempat AbadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang