Kebetulan

6 1 0
                                    

Seperti janji yang sudah di buat. Alisha dan Naila akhirnya mengunjungi pasar sore. Nampak banyak pedagang kaki lima yang berjualan. Pasar sore yang hanya dibuka dari jam satu siang sampai jam lima sore ini tidak bisa dilewatkan oleh mereka berdua. Mengingat padatnya jam kerja, kapan lagi long weekend dijumpai oleh budak cuan?

Mata Alisha berbinar, dia menemukan pedagang ikan cupang.

"Pak, yang ini berapaan?" Tunjuk Alisha.

"Sepuluh ribu aja Neng"

Alisha merogoh tas slempangnya. Mencari keberadaan dompet biru muda. "Ini ya Pak uangnya"

Setelah membayar, akhirnya ikan cupang sudah sah menjadi miliknya. Ah, ia mendapatkan anggota keluarga baru.

Suasana yang ramai, cuaca cerah yang mendukung, sedikit memudarkan rasa penat yang menganggu. Hidup di kota yang lumayan tersohor membuatnya harus pandai membawa diri. Mengingat, tidak ada satu orang pun saudaranya yang tinggal di sini. Jadi, kesepian bukanlah sesuatu yang harus diratapi.

"Sha, kita kesana yuk!" Titah Naila menggandeng lengan Alisha.

"Kemana?" Tanyanya bingung.

Bukanya menjawab. Naila tetap memaksa Alisha untuk mengikutinya. Tanpa aba-aba, Naila mendudukan Alisha di karpet yang sudah disediakan oleh penjual.

"Bu, sate ayam 2 porsi ya.. Minumnya air es  aja!"

"Siap Mbak Naila, pake lontong semua kan?"

"Tentunya buuu.. "

Setelah memesan, Naila langsung menghampiri Alisha.

"Laper banget Na?"

Naila mengangguk cepat. "Belum makan dari pagi akutuuu.. " Sambil mengelus perut ratanya.

Tak selang lama, pesanan mereka datang. Aroma sate dengan dibaluri bumbu kacang kian menggoda selera. "Silahkan Mba Naila, Mba Alisha"

"Makasih ya bu" Balas Alisha ramah dan Naila hanya menunjukkan dua jempolnya sebagai jawaban.

Enak!

Satu kata yang mampu menggambarkan rasa sate yang sedang mereka makan. Tempat makan langgangan dari zaman kuliah yang tidak pernah berubah rasanya. Ramai, tentunya selain enak, Bu Ijah juga sangat ramah ke pembeli. Salah satu kunci marketing agar pelanggan repeat order.

"Nailaaaa..!!" Teriakan seseorang dari seberang.

Si empunya nama pun menoleh. Menyipitkan matanya sejenak. "Huwaaa.. Ka Ica!!" ia pun melambaikan tangannya. "Siniiii..!"

Akhirnya wanita dengan balutan hoodie maroon itu mendekat dengan seorang pria yang  mengekorinya. Yap, mereka berempat duduk bersama.

"Aura pengantin baru memang beda ya Jeng" Ledek Naila.

Raisa memutar bola matanya jengah. "Huft, apanya yang beda. Yang ada badan remek tiap hari"

"Yaampun, Ka Ridwan gempur Ka Ica tiap hari???" Lirikkan tajam ke arah Ridwan sedangkan Alisha masih sibuk mengunyah sate yang ia makan. Lagi pula itu tidak penting baginya. Apalagi urusan ranjang orang lain.

Ridwan mendelik. Seakan tidak terima dengan tuduhan Naila. Namun dengan cepat ia merubah ekspresinya dengan senyuman jahil. "Ya iya dong, biar kamu cepet dipanggil Aunty. Yakan sayang?" Ridwan mengedipkan satu matanya genit. Raisa segera mengibaskan tangannya tanda tak setuju.

Naila bergidik geli.

Alisha mendongak ragu. "Bu Raisa sama Pak Ridwan mau saya pesankan sate?"

Raisa tersenyum. "Sha, ini kan diluar kantor. Jangan panggil bu ah. Akutu ngga setua itu. Panggil Ka aja ya, begitupun ke Ridwan"

"Eh, Iya Bu- eh Ka. Jadi Ka Raisa sama Ka Ridwan mau saya pesankan apa?" Jawab Alisha kikuk.

"Mm, satu sate ayam sama satu sate kambing. Minumnya es teh aja Sha"

Alisha mengangguk paham. Segera ia bergegas ke arah Bu Ijah untuk memesan.

Kening Ridwan mengerut. Seperti ada yang aneh. Mukanya kaya ngga asing, ketemu di mana ya? Terus siapa tadi.. Sha?

Menyadari suaminya sedang memikirkan sesuatu. Raisha menyikut lengan Ridwan. "Masa kamu ngga inget si Yang. Dia itu Alisha, teman Naila sekaligus karyawan di kantor paman Edwar"

"Kan pas resepsi juga kita datang. Ck, memang udah berumur jadi pelupa" Tukas Naila.

"Berumur kaya gini juga tetep ganteng kan. Buktinya macan galak ini kepincut tuh" Sergah Ridwan membela diri.

"Ooo.. Jadi kamu ngatain aku macan galak?! Awas aja kamu Mas, ngga ada jatah buat seminggu ke depan!"

"Loh kok jadi aku yang dimarahi si, kan Naila dulu yang ngejek aku berumur " Rengek Ridwan.

Naila menyikut lengan Ridwan. "Mampus ngga dapet jatah seminggu.. Hahaha"

Menggoyangkan tangan Raisha seperti anak kecil meminta dibelikan jajan. Ridwan memelas dengan mengerucutkan bibirnya. "Kan kita baru nikah, masa aku udah harus puasa seminggu?!" Gerutunya kesal.

***

Setelah menghabiskan acara makan bersama, kini Alisha sudah berada dikediaman kosnya. Cahaya matahari sore yang menyelinap dibalik jendela kamarnya. Sungguh hari yang cerah. Ia segera memindahkan ikan cupang ke dalam toples kaca yang berbentuk bundar.

"Selamat datang! Semoga kita bisa berteman dengan baik ya!" Serunya.

Sirip dan ekor panjang berwarna merah kebiruan itu lantas memikat hari Alisha.

Setelah puas memandangi ikan cupang, ia bergegas untuk membereskan segala bentuk kerusuhan yang Naila perbuat sebelum pulang

"Sha, mampir bentar ya. Kebelet ini. Janji deh ngga bakal bikin rusuh!" Pinta Naila saat mengantar Alisha pulang.

Alisha hanya menggangguk. Sorot matanya mengikuti Naila yang bergegas ke kamar mandi.

Tapi apa yang terjadi sebenarnya berbanding terbalik dengan apa yang dijanjikan. Tiba-tiba pacar Naila menelpon untuk mengajak jalan. Rasanya kurang pas kalau libur panjang tapi tidak kencan. Pastinya dengan raut wajah memohon, akhirnya Naila meminjam baju sekaligus make upnya untuk kencan.

Membereskan dengan telaten sampai kamarnya sudah kembali rapih. Menghempaskan tubusnya ke kasur. Sedikit meringkuk karena lelah.

"Ka, Alisha kangen"

Tuturnya sedih sambil memeluk bingkai foto. Memperlihatkan dua anak kecil, laki-laki yang sedang merangkul perempuan disebelahnya.

Kini kedua netranya mulai memejam dan mulai merasuki alam mimpi.

_______

Mamang Danes ada di next chapter
Pantengin terus guys
Thanks💖


Seperempat AbadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang