⁴⋆.☪︎˚。 ⍴ᥲіᥒ𝗍іᥒg ・゚✯ ⋆

20 5 0
                                    

Sekarang Willa paham, dia sedang memasuki buku sejarah yang dia ambil dari perpustakaan kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Willa paham, dia sedang memasuki buku sejarah yang dia ambil dari perpustakaan kemarin. Namun, yang membuatnya bingung adalah, dia memasuki tubuh siapa saat ini? Kenapa tidak ada satupun clue, yang ia dapat? Bahkan nama sendiri saja dia tidak tahu.

Dan lagi, apa motif Duke jerrick menolongnya, dan memberinya tempat tinggal? Ini sangat mencurigakan, bukan? Lebih sialnya lagi, Willa hanya membaca setengah dari buku yang begitu tebal itu.

"Pasti sejarahnya sangat panjang," gumam Willa.

Setelah Alen dan Nina pergi. Willa ditinggal sendirian di kamarnya. Dia baru sadar sekarang! Kamarnya terlihat elegan dengan nuansa emas dan hitam yang menambah kesan mewah. Bahkan ruangan ini cukup besar, cukup untuk Willa berguling-guling nanti.

Willa kembali bercermin, berdecak kagum melihat kecantikan wajah ini. Jika dilihat-lihat wajahnya yang sekarang ini, mirip dengan wajahnya di dunia dulu, yang membedakan hanyalah usia.

"Wajah ini terlihat lebih anggun dan cantik. Namun, wajah ku yang dulu terlihat lebih menggemaskan dengan pipi yang chubby!" Dia bermonolog sendiri.

Willa terkekeh sendiri, "Tunggu..., Kenapa aku harus memakai pakaian ini? Memangnya aku ingin kemana?"

"Kau harus ikut kelas tata krama bangsawan," sahut Duke jerrick yang baru saja masuk.

"Eh, Duke jerrick. salam, semoga Dewi Me- Me-"

"Metis."

"Ah iya! Semoga Dewi Metis selalu melindungi dan memberkahi anda." Willa sedikit membungkukkan tubuhnya. Dengan senyuman manis. Merasa bangga karena sudah bisa memberikan hormat dengan benar, mungkin?

Jerrick hanya mengangguk singkat. "Pelayan akan menjemput mu."

"Baiklah." Setelah Duke jerrick pergi, Willa menghela nafas lega. Sebenarnya dia agak takut dengan jerrick, karena wajahnya yang datar dan tatapan nya itu sangat mengintimidasi!

─ ⊹ ⊱ ☆ ⊰ ⊹ ─

Setelah Selesai mengikuti kelas tata Krama tadi, Willa memilih untuk berjalan-jalan seorang diri. Padahal Nina dan Alen sudah menyerahkan diri untuk menemani Willa berjalan, tetapi Willa menolak.

Dia berjalan pelan mengikuti panjang lorong istana ini. Lorong ini sangat minim pencahayaan, hanya ada obor yang tersangkut di tepi dinding.

"Terlihat begitu kuno, pasti banyak sekali sejarah disini. Aku tidak sabar ingin tahu banyak tentang sejarah di dunia ini." Willa mengelus dinding yang terbuat dari emas.

"Jika dijual, ini pasti akan sangat mahal. Dan aku pastikan, 10 Lamborghini pun bisa terbeli." Willa terkikik kecil.

Dia kembali berjalan dengan senyuman kecil. Sejujurnya dia merasa ada yang mengikutinya dari tadi, namun dia memilih abai. Dan terus berjalan di lorong yang minim cahaya ini.

Manik abu-abu Willa menangkap satu bingkai lukisan sedang, yang terpasang rapi di dinding. "Wanita ini sangat cantik. tapi, siapa dia?" tanya Willa menatap wajah yang berada di lukisan tersebut.

 tapi, siapa dia?" tanya Willa menatap wajah yang berada di lukisan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Willa terangkat hendak menyentuh lukisan itu. Namun, "Jangan sentuh apapun, disini." Suara bariton jerrick mengejutkan Willa, membuat bulu kuduknya berdiri.

"Duke, aku-saya tersesat."

Jerrick menaikkan sebelah alisnya. Membuat Willa menghela nafas, dan menunduk. "Maaf Duke, tadi saya hanya ingin sekedar berjalan-jalan saja, dan melihat isi istana ini. Namun saya melangkah masuk ke lorong, hingga saya tersesat."

Jerrick tak membalas ucapan Willa, dia malah melangkah ke depan. Dengan was-was Willa melangkah ke belakang Hingga tubuhnya menubruk dinding, Dan tidak ada celah lagi untuk mundur. Jerrick hanya menatap datar Willa yang terlihat agak ketakutan.

"Aku tidak akan menyakiti mu, atau mungkin belum," ucap Jerrick datar. Dia meraih tangan Willa, dan menggenggam tangan halus itu. Willa tersentak, saat tangannya di genggam oleh tangan besar jerrick.

"Jangan berani lepaskan tangan mu." Jerrick menatap Willa tajam. Membuat nyali Willa menciut.

"Tutup matamu." Tanpa membantah lagi, Willa langsung menutup matanya. Seperkian detik ia merasakan tubuhnya ditarik paksa oleh sesuatu.

Perlahan manik abu-abu itu terbuka. Betapa terkejutnya dia saat sudah berada di kamarnya sendiri. Willa mencari keberadaan jerrick, namun tidak ada.

"Apakah itu adalah, tele- tele- ahh sudahlah! Sepertinya aku harus berguru dengan Duke jerrick!"

─ ⊹ ⊱ ☆ ⊰ ⊹ ─

"Jerrick? Kau dimana?" Suara lembut dan indah, mengalun merdu ditelinga Willa. Willa yang saat ini sedang berada di perpustakaan istana, mendengar suara seorang gadis memanggil Jerrick.

Dengan rasa penasaran, Willa sedikit menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Dia menatap seorang gadis yang sangat mirip dengan jerrick. Gadis itu terlihat sangat cantik, bahkan cara berjalannya begitu anggun.

"Siapa dia?

"Itu adalah Nona Vallen. Kekasih Duke jerrick, Nona." jawab Nina yang setia berdiri di belakang Willa. Alen hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap tingkah laku Willa yang berbanding balik dengan seorang bangsawan.

"Jadi benar ya, jika wajahnya mirip. Itu tandanya jodoh." Willa bergumam. Maniknya bertubrukan dengan manik Vallen yang sedang melewati perpustakaan. Vallen menatap sinis Willa. Sedangkan Willa mengerjap bingung.

"Apa salah ku?"

Jangan lupa vote dan komen yaa🪄⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote dan komen yaa🪄⭐

Return of the goddess(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang