Gomen-nasai
Jeosonghamnida
Maafkan diriku ini
🙇🏻♀️🙇🏻♀️🙇🏻♀️🙇🏻♀️
🙏🏻🙏🏻🙏🏻
***
***
Yazan menuruni mobil yang ditumpanginya menuju sekolah, dia meloncat saat menuruni mobil dan itu membuat anak tuyul itu hampir nyungsep mencium tanah. Beruntung, Yazan mampu menahannya dengan kedua tangannya. Abang hampir saja mengumpat saat melihat adiknya itu hampir mencium tanah karena tingkah pecicilan tuyul coklat itu.
Yazan berdiri, dia menepuk kedua tangannya yang kotor. Lalu berbalik badan dan menutup pintu mobil semampu yang Yazan bisa. Lalu dia mundur beberapa langkah, kemudian dia melambai pada Abang.
"Dadah Abang..." Anak itu melambai ceria ke arah Abang. "Jangan lupa jemput Njan, ya..."
Pria di dalam mobil mendengus. "Cerewet lu." Sungut Abang. Lalu Abang memilih meninggalkan halaman sekolah dan akan kembali saat Yazan pulang sekolah.
Yazan melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Anak itu hari ini sedikit terlambat, ini hari pertama dirinya sekolah setelah mengalami sakit. Dia melangkah dengan ceria sambil bersenandung dan melompat-lompat kecil saat berjalan. Anak itu begitu lucu jika dipandang hanya sesaat. Tapi berbeda dengan pandangan Abang terhadapnya. Yazan bukan anak biasa pada umumnya. Apalagi teman-temannya. Mereka semua sama, mereka semua mirip. Seperti monster. Menyeramkan.
"Halo teman-teman..." Sapa Yazan saat anak itu baru saja masuk selangkah dari ambang pintu. Dia melambai gembira dan disambut antusias oleh teman-temannya.
"Omo?" Pekik Injun sambil meletakkan kedua telapak tangannya di pipinya dengan mulut dan mata yang membulat. 😱
Semua temannya berlari mengejar Yazan lalu mereka bertujuh saling berpelukan seperti Teletubbies. Berpelukan secara melingkar dan saling bersorak sambil melompat-lompat dengan arah yang memutar seperti sedang selebrasi kemenangan.
"Yeay, Yeay... Yeay, Yeay..." Sorak Sorai gembira dan serempak itu mendominasi seisi ruangan membuat anak disekitar mereka memandang keheranan.
Padahal Yazan hanya izin sakit beberapa hari tapi pertemuan mereka seperti anak yang sudah lama terpisahkan selama bertahun-tahun dan baru bertemu kembali setelah sekian lamanya.
Itu yang ada dipikiran Gigi sekarang. Anak itu menggeleng sambil bersedekap dada. Lalu dia mendengus. "Seperti anak kecil saja."
Sementara sekelompok bakwan sayur masih saling berpelukan dengan melompat-lompat kecil dan sambil berputar. Mereka bertujuh begitu asik dan bahagia sendiri, bahkan Iyel yang mampu melihat "mereka" pun saking bahagianya ketika Yazan kembali dia tidak menyadari keberadaan "temannya" itu yang kini ada diantara mereka bertujuh, sosok besar yang sedang bertepuk tangan dan tertawa kegirangan ala bangsanya. Dia bertepuk tangan dengan jemarinya yang keriting, badannya memutar mengikuti arah putaran ketujuh kurcaci warna-warni tersebut. Dia juga merasa senang saat mengetahui Yazan kembali ke sekolah padahal dia tahu betul Yazan tidak menyadarinya keberadaannya sama sekali disaat pertama kali mereka bertemu.