Jangan lupa vote dulu🤺
Happy reading‼️
***
Hari mulai sore, bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pembelajaran hari ini telah selesai. Para murid berhamburan menuju ke gerbang sekolah. Begitu pun dengan Inessa, dirinya keluar dari area sekolah dan berdiri di samping depan gerbang. Ia sedang menunggu kakaknya untuk menjemput dirinya.
Kedua teman baru Inessa sudah pulang terlebih dulu, mereka berdua membawa sepeda motor ke sekolah. Tadinya ia ingin ikut pulang bareng, tetapi ia dan kedua teman barunya tersebut tidak ada yang searah jalan pulang.
Tak perlu menunggu lama, kini pandangan Inessa melihat kakaknya dari arah selatan yang akan menghampiri dirinya.
Syukurlah, sekarang Luna tidak telat lagi untuk menjemput dirinya dan cuaca hari ini pun sangat mendukung, tidak hujan.
Inessa menerima uluran helm yang kakaknya berikan, ia memakainya dan langsung naik ke motor tersebut.
Angin sepoi-sepoi menerpanya, ia sangat menikmati perjalanan pulang kali ini. Tak tau mengapa hari ini ia merasa senang, entah mungkin karena ia memiliki dua teman baru atau mungkin karena kakaknya yang tepat untuk menjemput dirinya.
Di sepanjang jalan, tak ada percakapan, mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Inessa yang melamun dan melihat ke sisi bahu jalan. Serta Luna yang sedang fokus mengendarai motornya itu.
***
"Nes waktu gue jemput lu kemarin, cowo yg sama lu di halte itu siapa?" Tanya Luna sambil bermain gadget tanpa melihat ke adiknya tersebut.
Kini, Luna serta Inessa sedang berada di kamar mereka berdua. Posisi keduanya tengkurap di kasur mereka masing-masing. Meski keduanya satu kamar tidur, tetapi mereka berbeda tempat tidur.
Tempat tidur mereka bertingkat, Inessa kebagian tempat tidur yang berada di atas, sedangkan Luna yang di bawah.
"Gue juga ga tau," jawab Inessa mengangkat bahunya. Sama halnya dengan Luna, Inessa pun sedang bermain gadgetnya.
"Kok ga tau sih? Jujur aja"
Inessa menyimpan gadgetnya tersebut di atas kasur dan turun dari tempat tidurnya. Ia menuruni tangga dengan hati-hati. Walaupun ia sudah tak asing lagi untuk naik-turun tangga tersebut, tetapi dirinya harus berhati-hati juga.
Saat Inessa sudah turun ke bawah, Luna mengganti posisinya, ia menyilakan kakinya di atas kasur. Sementara, Inessa duduk di pinggiran kasur.
"Emang gue beneran ga tau kak, dia kemarin tiba-tiba muncul pas gue lagi nungguin lu. Ga lama dia nyamperin gue, lu dateng deh. Tapi dia kayaknya panitia MPLS deh, soalnya waktu itu dia pake name tag gitu," tutur Inessa.
"Ohhh gitu, hati-hati deh lu, takut dia mau berbuat jahat ke lu," pesan Luna, ia menatap mata Inessa. "Tapi kemarin dia ga ngapain-ngapain lu kan?" Lanjut Luna dengan serius dan memegang kedua pundak Inessa.
Inessa mengambil kedua tangan Luna di pundaknya. "Apasih kak, tenang aja, gue ga kenapa-kenapa kok," ucap Inessa sembari tertawa.
"Syukur deh kalo lu ga kenapa-kenapa. Mulai sekarang lu harus lebih berhati-hati lagi dengan orang asing, kan sekarang udah banyak lho berita kriminal," ujar Luna.
"Iya kak, siap. Gue akan selalu berhati-hati pada setiap orang, baik itu orang asing ataupun orang yang gue udah kenal," timpal Inessa.
Pintu kamar mereka terbuka, menampilkan seorang anak laki-laki yang berdiri. Rian, ia pelakunya.
"Kak ayo makan malam dulu," ajak Rian.
Ternyata kedatangan Rian ke sini untuk mengajak kedua kakaknya makan malam bersama.
"Iya dek, ayo," ucap Luna.
Luna dan Inessa berdiri meninggalkan kasur, lalu mereka bertiga beriringan menuju ke tempat makan.
Di sana, sudah terdapat ayah dan ibu mereka yang telah makan terlebih dahulu.
Mereka duduk di kursi mereka masing-masing dan mengambil nasi serta lauk yang akan mereka santap pada malam hari ini.
Kegiatan makan malam hari ini telah selesai, mereka berkumpul di depan televisi dan menonton tayangan sinetron.
Keluarga mereka bisa dikatakan harmonis, tidak pernah terjadi pertengkaran yang cukup besar diantara mereka. Hanya pertengkaran kecil antara kakak dan adik, itu hal yang biasa bukan?
"Nes gimana sekolah tadi? Kamu udah punya temen baru belum?" Tanya Bu Yuri.
"Udah bu, aku udah punya dua temen," jawab Inessa sambil tangan kanannya membentuk angka dua dan menatap ibunya.
"Wahh syukur deh kalo udah punya temen," ujar Bu Yuri dan tersenyum tipis pada anaknya itu.
***
To be continued...–sabtu, 4 mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Arah Angin
Teen FictionInessa Adelina, perempuan yang tergolong cantik. Ia memiliki daya tariknya tersendiri. Kali ini, ia telah memasuki masa SMA. Inessa terlahir dari keluarga sederhana, tetapi hal tersebut tidak membuat ia malu. Ia mensyukuri segala hal yang terjadi d...