"Nah, Dava, Abi, umi,,, kenalin ini Ziya, yang pernah Billa ceritakan ke kalian..Ziya itu yang baju biru namanya Dava, yang katanya kamu pengen kenal tadi"
Ziya cengo mendengar ucapan Billa, begitu pun Dava.
Dava cengo di tempatnya ketika kakaknya Billa bilang bahwa gadis berjilbab biru bilang ingin mengenalnya. Dava melirik gadis itu sebentar dia terlihat mengerjakan matanya.
Dava hanya menanggapinya dengan senyum canggung, menarik nafasnya sejenak hingga akhirnya tatapan matanya tidak sengaja bertatapan dengan mata cantik Ziya. mereka bertatapan sejenak hingga akhirnya sama-sama saling melempar pandangannya.
'Astagfirullah'
Ucap Dava dalam hati.
"Udah Salting nya kalian berdua" ucap Billa, terlihat senang menggoda Dava dan Ziya.
"Dava, Ziya cantik nggak nak?" tanya umi Fatimah.
"Cantik, eh" jawab Dava keceplosan. Dava merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa dirinya keceplosan di depan Billa dan uminya.
"Ziya emang cantik kok, baik, rajin, mandiri, idaman pokoknya" ucap Billa.
Naziya hanya diam di tempatnya, 'apa-apaan coba teh billa' ucapnya dalam hati.
Disisi lain Dava tersenyum tipis, sangat tipis. hingga tidak ada yang menyadarinya kecuali dirinya sendiri.
mereka pun menghabiskan waktunya dengan mengobrol.
"Dava waktu kecil palah pernah nyebur ke selokan, di tolongin sama akang-akang nggak mau katanya mau berenang" cerita umi Fatimah.
Dava yang menjadi sumber pembicaraan pun hanya terdiam pasrah.
Ziya menyunggingkan senyumnya simpul, diam-diam dia merasa iri terhadap kebahagiaan keluarga yang sekarang ada di depannya. Ziya Rindu kasih sayang ayah dan ibunya. Ibu yang selalu menasehatinya ketika ia salah dan Ayah yang selalu menjadi sumber cerita pertamanya ketika dia rapuh.
Naziya menahan air matanya yang sudah membendung, menahan nafasnya agar air matanya tidak keluar. namun, disisi lain Dava menyadari perubahan raut muka Naziya, gadis itu terlihat menahan air matanya.
'Astagfirullah, lirik lagiii sabar atuh Dava' ucapnya dalam hati.
"ini Naziya sendiri yang buat kuenya?" tanya abi Reyhan. suami dari umi Fatimah.
"iya, Ziya buat sendiri" jawabnya menundukkan wajahnya.
"siapa yang ngajarin?" tanya umi Fatimah.
"Almarhumah ibu saya yang ngajarin" jawab Naziya lagi.
Umi Fatimah terdiam sejenak, baru tahu kalau ibunda dari Naziya telah tiada.
🍒
'oekk...oekk..oekk'
Billa yang sedang kerepotan menyajikan makanan untuk orang tuanya pun menarik nafasnya sejenak ketika mendengar suara tangis anak semata wayangnya. Billa segera menghampiri Shanum.
"Ziyaaa, kamu tolong bawa shanum jalan-jalan ya, biar teteh nyiapin makan siang dulu" ucap Billa sambil menyodorkan Shanum ke gendongannya.
"tapi Ziya belum pernah ngajak Shanum teh" sahut Naziya, dia takut jika Shanum malah semakin rewel jika dia yang mengajak.
"Nggak kok, Shanum anaknya pinter, pasti nggak rewel di gendong sama teteh cantik" sahut Billa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky
Teen FictionTentang bumi yg setia menunggu mataharinya. Tentang awan yg selalu setia menghiasi langit ~Naziyya Aurora~ Ada Rasa yang amat dalam,,menyatakan Rindu. dari Negeri di atas awan. ~Dava Akmal Syaqib~