1:5

23 9 2
                                    

Tok... tok....tok

Suara ketukan pintu terdengar, Dava pun langsung melepaskan ciuman panas mereka.

"Maaf" ucap Dava pelan, Naziya menundukkan kepalanya malu.

Dava juga merutuki dirinya sendiri, kenapa istrinya itu begitu cantik, dan Dava tidak tahan ingin menghabisi sekarang. untung saja dia sempat mengunci pintu tadi. Kalau tidak habislah riwayatnya.

Dava membuka knop pintu dan mendapati sosok Billa di sana.

"Kenapa bukanya lama?" tanya Billa sambil menatap elang sang adik.

"ye, suka-suka lah" jawab Dava.

"Ya udah sana iyaa, pengantin Baruuu" Ucap Billa sambil tersenyum jail.

"kakak ada keperluan apa ke sini?" tanya Dava to the poin. Karena jujur saja kakaknya itu sangat menggangu aktivitasnya.

Bukannya menjawab pertanyaan Dava, Billa palah pergi meninggalkan adik bungsunya begitu Saja.

"Gaje" ucap Dava.

Dava segera kembali ke dalam kamar, tak lupa mengunci pintu.

Dava duduk di samping Naziya, yang terlihat masih malu-malu.

"Kamu kenapa nggak mau di Adain resepsi?" Tanya Dava.

Iya, Naziya memang hanya meminta acara pernikahan mereka di buat sesederhana mungkin.

"buang-buang duit, mending di tabung buat masa depan" jawab Naziya pelan.

"Oke"

Selanjutnya hanya ada keheningan di antara mereka, sedangkan Naziya hanya memandang kosong ke arah jendela, dia teringat mendiang kedua orang tuanya, andai saja ada ayahnya yang menjadi wali nikah, andai masih ada ibunya yang memberikan pemahaman kepadanya mengenai pentingnya peran sebagai seorang istri, Naziya sudah menahan air matanya sejak kemarin. pasti kedua orang tuanya akan bahagia melihat putri kesayangannya menikah muda dengan seorang pria mapan, Gus pemilik pondok pesantren terkenal di Jawa Timur.

tanpa dia sadari air matanya mengalir membasahi pipi mulusnya, sekuat apapun dia menahan mengingat ayah dan ibu membuatnya benar-benar lemah.

Suara isakan kecil terdengar di sampingnya, Dava menoleh mendapati sang istri dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata.

Dava menghela nafas panjang, dia tau apa yang sekarang istrinya rasakan, sakit itulah yang dirasakan Dava saat ini.

Dava ingin memeluk gadis yang kini telah sah menjadi istrinya, tapi dia takut Naziya palah menolak dan merasa tidak nyaman.

'tok,,tok,,tok'

Suara ketokan pintu kembali terdengar, Dava menghela nafas panjang menduga jikalau Billa yang datang dan akan mengganggunya kembali.

Dava berjalan agak malas membuka pintu, dan mendapati sang umi tengah tersenyum padanya.

   🍒

"Ganti baju dulu ya, nggak usah mandi gapapa, di suruh kumpul di bawah sama umi" ucap Dava di samping Naziya.

Ziya yang tengah melamun kembali menunduk kepalanya, melihat itu Dava terkikik geli, tingkah istrinya itu sangatlah lucu.

"Kamu ganti bajunya di kamar mandi" ucap Dava, Naziya pun segera mengambil bajunya di almari dan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

"Jangan lama-lama " ingat Dava.

Dava merebahkan tubuhnya di kasur, dia sangat bahagia karena berhasil menikahi wanita yang berhasil memenuhi isi kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang