PROLOG

834 90 2
                                    

ANNYEONG(灬º‿º灬)♡
JANGAN LUPA VOTE, COMENT AND FOLLOW!

Happy reading ! !


Cahaya bulan menerangi gelapnya malam ini. Disebuah kamar seorang gadis sedang mengecek barang-barangnya.

"Uang, baju, dalaman, kal- oh! Dimana kalungku" gumamnya menatap sekeliling, matanya melihat kilauan diatas ranjang. Segera dia mendekat, mengambil barang paling berharga dalam hidupnya, kalung pemberian ibunya.

"Selesai!" Ucapnya setelah memasukan kalungnya ke dalam tas. Jika kalian pikir dia akan berkemah, piknik atau semacamnya, kalian salah besar. Dia akan kabur. YA KABUR!

Menggunakan kain hitam sebagai penutup wajah, dia mulai keluar dari kamarnya, tidak lupa tasnya dia genggam erat. Melihat situasi, dia berbalik menutup pintu, kemudian berjalan pelan menuju belakang kediaman.

"Ini tengah malam, prajurit pasti mengantuk dan lengah kan?" Gumamnya pelan sambil terus berjalan waspada. Takut ketahuan.

Sampai akhirnya dia tiba dibelakang kediaman ini, pintu itu ada didepannya, pintu keluar dari kediaman setan ini.

Satu langkah saja, hanya satu langkah lagi menuju kebebasan. Tiba-tiba suara berat seseorang terdengar dari arah belakang.

"Mau kemana?"

Gadis itu terdiam kaku. Dia ketahuan? Alasan apa yang sekiranya dapat membuat dia lolos dari sinii?

Menelan ludah kasar gadis itu berbalik, lalu menunduk. Tak mampu menatap mata tajam didepannya.

"Ku tanya sekali lagi. Mau kemana kau?" Tanyanya datar, tatapan tajamnya terus menghunus gadis di depannya.

"Sa-saya akan membuang sampah.." jawab gadis itu gugup.

"Malam-malam begini?" Nadanya terdengar mengejek. Ya siapa yang percaya. Saat orang-orang tidur dengan nyaman, kau malah membuang sampah.

"Y-ya tadinya saya akan membuangnya pagi hari. Tapi karena bau, saya membuangnya sekarang." Alasan yang masuk akal. Mungkin jika orang biasa akan percaya-percaya saja, tapi tidak dengan manusia didepannya ini.

"Sampah bau apa yang kau masukan kedalam tas bagusmu? Bukan kah sayang sekali tas sebagus itu harus menyimpan sampah di dalamnya?" Tanyanya menyeringai. Gadis itu terjebak, memang benar tas yang dia genggam ini masih bagus, ya karena masih baru! Tas nya masih mengkilau.

Gadis itu terdiam. Dia tidak punya alasan lagi.

"Mengapa diam?"

"Maaf yang mulia, hamba bersalah.." gadis itu menunduk dalam, mengaku salah.

"Ya kau memang salah." Suara itu tidak berubah, masih datar. Hanya saja ada kemarahan didalamnya.

"Ikut aku!" Perintah orang yang gadis itu sebut sebagai 'yang mulia'

"Baik yang mulia" jawabnya patuh.

Orang yang disebut yang mulia itu berbalik, hendak kembali masuk kedalam kediaman.

Tapi lain kata, lain tindakan. Gadis yang dia suruh mengikutinya malah berbalik berlawanan, menuju pintu keluar.

Mengaku salah bukan berarti kalah kan?

Gadis itu berlari cepat, membuka pintu yang untungnya tidak dikunci.

Belum dua langkah dia berlari keluar, lengannya ditarik hingga menubruk dada keras seseorang.

"Uhh..." Ah sial. dia tertangkap, tubuhnya didekap erat dari belakang. Tangan kekar itu melilit perutnya.

"Kau, menguji kesabaran ku.." bisiknya marah ditelinga gadis itu. Hawa panas yang keluar dari hembusan nafas orang dibelakangnya membuat gadis itu merinding.

Sekejap mata, kaki gadis itu tak menapak ditanah. Dia digendong. Ah lebih tepat nya dipanggul masuk kedalam kediaman.

"Yang mulia! Turunkan saya!" Gadis itu memberontak. Untung saja lorong sepi jadi tidak ada yang mendengar keributan yang diciptakan dua manusia ini.

"Diam atau aku perkosa?" Mendengarnya seketika gadis itu berhenti memberontak. Takut.

"Padahal aku lebih senang jika kau memilih opsi kedua."

"Yang mulia mengatakan sesuatu?" Tanya gadis itu saat mendengar lirihan tak jelas orang yang memanggulnya.

"Tidak."

Gadis itu diam. Kepalanya mulai pusing. Ya siapa yang tidak pusing saat kalian dipanggul layaknya karung beras. Tangannya mengerat pada tas yang masih berada digenggamannya.

Mereka mulai menaiki tangga, berjalan keatas. Sang gadis tidak tau dia akan dibawa kemana. Kepalanya terlalu pusing!

Setelah sekian menit akhirnya mereka tiba didepan pintu besar berwarna hitam dan emas. Melangkah masuk, sang gadis ditidurkan diranjang besar diruangan ini. Gadis itu belum menyadari bahaya mengintainya, dia sibuk memijit pelipisnya, pusing.

Dirasa kepalanya mulai membaik, dia mulai mengedarkan pandangan.

Inikan kamar putra mahkota!

Hendak bangkit. Tapi dengan cepat tubuh seseorang lebih dulu menindihnya, membawa kepalanya ke leher sang gadis, mendusel disana.

Gadis itu terkejut. "Yang mulia tolong menyingkir!" Ucapnya mendorong bahu orang diatasnya.

Bukannya terdorong, dia malah mendekap erat. Takut kehilangan.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA!" Habis sudah kesabaran gadis itu.

"Panggil aku seperti biasa" pinta orang yang disebut putra mahkota.

"Tidak!" Gadis itu menolak

"Whitney..." panggil putra mahkota serak.

"Siapa yang mengizinkan mu pergi hm?" Lanjutnya bertanya.

"Orang-orang mengataka-"

"Dengar cintaku...jika dengan membunuh seluruh manusia dimuka bumi adalah jalan untuk bisa bersamamu. Aku dengan senang hati melakukannya sampai tak ada yang tersisa, hanya ada aku dan kamu." Selanya, berbisik ditelinga sang gadis. Matanya berkilat campur aduk. Cinta dan obsessi.

Sedangkan gadis itu hanya diam mematung. Merinding sekujur tubuh datang saat lelaki yang mendekapnya itu mengecup basah lehernya.

"Kamu milikku, hanya milikku." Kata-kata mutlak itu berhasil membuat gadis itu sadar bahwa sejauh manapun dia berlari. Lelaki ini akan tetap mengejarnya sampai ujung dunia sekalipun.

"SIAL, CERITA NYA TIDAK SEPERTI INI!!!"

_________________________________________

PENDEK YA??? HEHE.

Secrets of extra charactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang