3 📖🍫

760 64 16
                                    

Jennie memasuki rumahnya, moodnya benar-benar kacau.

Chiquita berlari dengan semangat kearah Jennie namun baru chiquita berdiri didepannya Jennie sudah menatapnya tajam.

"Mami! Canny kangen banget sama mami" Jennie menghela nafas mencoba memenangkan diri.

"Chiquita minggir" Chiquita melongo lantas dirinya menyingkir dari hadapan Jennie.

Kai datang langsung memeluk putri kecilnya "Canny putrinya papa, apa kabar sayang?" Chiquita tersenyum lalu mengangguk "Canny oke papi, papi sendiri gimana?"

Kai terkekeh gemas mengelus surai panjang anak gadisnya "papi ada apa sama mami?" ucapnya masih menepel pada Kai.

Kai hanya tersenyum tipis lantas mengecup pucuk kepala anaknya lalu menggandeng tangan mungil Chiquita.

Setelah membawa Chiquita untuk duduk Kai menatap lekat wajah anaknya "Adek sendiri dirumah?"

Chiquita mengangguk pelan ke 3 kakaknya berada dirumah sakit sedangkan 3 lainnya masih di sekolah, Chiquita merasa tak enak badan jadi dirinya tidak bersekolah.

"Aku mau nyusul kakak tadi tapi tiba-tiba mami sama papi pulang" Kai masih menyimak ucapan anak bungsunya.

"Canny mau ice cream?" Chiquita yang mendengar kata ice cream lantas bersemangat mengangguk matanya berbinar.

Kai tertawa lalu membawa Chiquita kw pelukannya sekali lagi "Adek ganti baju ya, kita beli ice cream"

"Ay ay kapten!" ucap Chiquita memberi hormat dan membungkus membuat Kai semakin melebarkan senyuman dibibirnya.

Rora dan Rami saling melirik tajam Ahyeon yang melihatnya memutar matanya malas.

Rami dan Rora baru saja bertengkar karna hal kecil, menyebabkan Pharita memarahi mereka.

Pasalnya mereka bertengkar karna Rora dengan jahilnya mengejek sangat kakak yang terlihat keluar dari gerbang sekolah bersama seorang laki-laki.

"Apa liat-liat!" Rora mengeluarkan wajah julid nya Rami sangat menyebalkan.

"Siapa yang ngeliatin kakak sih? pd banget" ucapnya menyenggol pundak Rami hingga membuat gadis jangkung itu oleng.

"Kurang ajar, Aurora!!" Rora berlari ke belakang tubuh Asa dan Ruka yang baru saja pulang dari rumah sakit, membuat kedua kakaknya itu menatap malas mereka.

"Apalagi sih? kalian ini selalu aja ribut" Ruka menahan Rami yang ingin menjambak Rora, sedangkan Rora menjulurkan lidahnya meledek Rami.

Asa menatap tajam Rora yang seketika ciut, Asa sangat menyeramkan.

"Aurora itu ga sopan, minta maaf sama Rami" Ruka menarik tangan Rora untuk menghadap Rami.

Jika sang kakak sudah memanggilnya 'Aurora' pertanda bahwa Rora dalam bahaya, karna kakaknya akan memarahinya.

"Ga mau! tadi aja kak Rami nyubit tangan aku, sakit tau!" ucapnya menunjukan lengannya yang memerah.

Sekarang Rami lah yang dalam keadaan berbahaya lantas dirinya melotot menatap Rora.

~|Daily Life baemon|~ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang