11 📖 🧸

968 90 9
                                    

Chiquita benar-benar tak diperbolehkan melakukan apapun yang ia inginkan, saudaranya sangat overprotective padanya.

"Kak adek bosen!" rengeknya pada Rami, ke 6 kakaknya dengan tegas akan menjaganya secara bergantian.

Rami memberikan camilan pada si bungsu, Chiquita menghela nafas ia bosan mengapa malah diberikan camilan?

"Kak Rami, aku bosen!!" ujarnya semakin kesal sembari menyingkirkan camilan itu dari tangannya.

Rami mengabaikannya lalu melirik kearah jam "nah bagiannya kak Rami selesai, adek sekarang waktunya kak Pharita, cepet sembuh Chiki" Rami mengusak rambut si bungsu yang sudah cemberut.

"Aghh nyebelin!!" ucapnya sambil menutup tubuhnya menggunakan selimut, ayolah Chiquita hanya terjatuh di tangga bukan kecelakaan besar.

Chiquita merasakan seseorang duduk di ranjangnya, Pharita dengan senyuman khas nya mendekati si bungsu dan mengelus pucuk kepalanya.

Chiquita yang sudah bete hanya diam saja saat Pharita mengelus kepalanya dan mencubit pipinya.

"Adek" Chiquita berdehem membuat Pharita semakin terkekeh gemas.

"Adek, cantiknya kak Rita?" Chiquita jengkel alisnya terlipat menatap kesal sang kakak.

Wajahnya persis angry birds Pharita tertawa keras sementara Chiquita semakin kesal.

"Apasih manggil manggil ngefans ya sama aku!" Chiquita dengan wajah kesalnya mencubit pelan lengan sang kakak.

Entah sudah keberapa kali Pharita dibuat tertawa oleh si bungsu, Chiquita bad mood adalah hal tergemas yang ia tau.

"Iya nih kakak ngefans sama Chiki, Chiki mau ngapain buat kakak?" Chiquita terlihat berfikir sebentar sebentar, ia merangkak mendekati Pharita dan mengecup kedua pipi kakaknya itu.

Pharita melebarkan senyumnya, ingatannya terlempar pada saat ia mendorong Chiquita ke arah tembok, sungguh Pharita sangat membenci dirinya yang egois itu, bahkan Chiquita saat itu tidak berani mengeluh atas tindakan kasarnya.

Pharita mengelus kepala sang adik, ia menatapnya penuh kasih sayang dan mengecup pipinya berkali-kali hingga Chiquita merengek kesal.

"Kak Rita sayang banget sama Chiki" Chiquita yang sedang menidurkan kepalanya di paha Pharita mendongak lalu tersenyum manis hingga giginya terlihat.

Ketukan di pintu mengganggu moment kedua saudara itu, Rora datang untuk bergantian menjaga sang adik, Chiquita memutar matanya malas, dirinya menjadi objek bergantian oleh kakaknya sendiri.

"Ihh udah dong, Chiki mau main" ucapnya sambil menggembungkan pipinya kesal, pasalnya jika sang kakak berada dikamarnya ia akan kesulitan bermain lego ataupun game karna kakaknya tak berhenti berbicara, dan Chiquita jelas harus merespon.

Rora menaiki ranjang Chiquita, memeluk sang adik dari samping lalu menghirup wangi parfumnya yang beraroma cherry.

"Main aja adek, kak Rora ga ganggu ko" ucapnya masih menempel pada sang adik.

Pharita menggeleng pelan, semoga dua termuda ini bisa tenang dikamar itu ia lalu berjalan keluar dan menutup pintu kamar Chiquita.

Chiquita benar-benar mengabaikan Rora yang menatapi dirinya yang sedang bermain ponsel.

"Jangan diliatin terus, aku tau ko aku cantik" ucapnya membuat Rora menatap Chiquita gemas.

Rora mengecup pipi adiknya sekilas "Canny nya kak Rora emang yang paling cantik" ucapnya berhasil membuat Chiquita merona.

Rora semakin tertawa karna kelakuan si bungsu yang sangat mengemaskan.

"Kakak keluar sana, adek mau tidur!" Chiquita mendorong tubuh tinggi Rora sambil berjalan dengan pincang.

~|Daily Life baemon|~ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang