Follow dulu ya guys sebelum baca thanks.
Jangan jadi silent reader ya,tekan tombol bintang dipojok kiri bawah dan koment banyak banyak ya gratis.
Langsung baca aja ya guys ngak pinter nulis deskripsi,yuuk guys langsung baca aja.
Nb.semua pict by Pin...
Saat kubuka mata yang pertama kulihat adalah kamarku. Bukannya semalam aku tidur dikamar Satya dan aku ingat jam 2 aku bangun buat nyiapin sarapan mas Galih trus Satya bangun minta nenen.Tapi ini kenapa sudah dikamar lagi yaa.Memikirkannya malahan buat aku pusing jadinya.
Kulirik jam yg menunjukkan pukul 5 pagi,aku bergegas untuk membersihkan diri dan langsung menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim.Ku buka kamar sebelah ternyata Satya masih tertidur pulas dikasurnya, kuberikan sebuah kecupan dipipi gembulnya sebelum aku beranjak kedapur.
Aku menyiapkan sarapan untuk Satya dan juga untukku.Hari ini bu Wati izin ngak dateng ,jadi mumpung Satya masih tidur aku harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah sebelum dia bangun.Hari ini aku masak bubur brokoli dan untukku kita berdua aku masak tumis genjer,tempe dan bakwan teri basah sekalian untuk Satya. Setelah berkutat satu jam lebih didapur,akhirnya semua masakan siap tinggal nuci semua perkakas dan bersih2.
Kurasakan sebuah tangan melingkar diperutku,wanginya sudah hafal dan ini adalah mas Galih.Tumben baru jam segini sudah dirumah,biasanya jam 8 baru pulang dari gudang.Aku enggan bertanya dan tetap meneruskan kegiatanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pict by Pinterest)
"Mas jangan ganggu,aku lagi buat susu ini."karena mas Galih ngak mau anteng,sedangkan aku lagi bawa teko berisi air panas.
Cup..
"Sayang maaf?"
"Maaf untuk apa?"tanyaku tampa dosa banget,padahal aku yg ngambek juga semalam aneh.
"Hadap sini mas mau ngomong bentar."aku membalik tubuhnya dan menaikannya diatas meja pantry.
"Mas!turunin ngak?"aku menatap mas Galih dengan tatapan garang.
"Enggak bentar aja mas mau ngomong sama kamu."
"Heeum mau ngomong apa??" Sambil aku memeluk tubuh kekar didepanku,walau sudah dari gudang tapi aroma tubuh mas Galih selalu buat aku tenang.
"Jadi mas mau jelasin sesuatu sama kamu,maaf kalau selama ini mas ngak pernah nyentuh kamu setelah abang lahir. Bukan karena mas ngak minat sama kamu atau sebagiannya, tapi mas takut nyakitin kamu."
"Masih selalu kebayang sakitnya kamu saat pertama kali jalan setelah selesai operasi,sakitnya saat pertama kali nyusuin abang, semuanya masih teringat jelas dalam otak.Makanya mas sebisa mungkin menahan diri buat ngak nyentuh kamu."
"Kamu ngak tahu gimana setiap hari mas nahan untuk ngak nyentuh kamu.Melihat kamu pakai daster setiap dirumah,apa lagi waktu abang nenen sudah pasti mas juga mupeng. Kalau sudah gitu kan pasti mas selalu minta kamu keluarkan dengan cara yg lain.Padahal mas pengin banget nyentuh kamu."
"Maaf sayang kalau selama ini mas ngak pernah bilang sama kamu.Mas tahu harusnya kita bicarakan ini dari awal,biar ngak salah paham seperti sekarang."kataku sambil memeluk pinggang ramping istriku,setelah beberapa bulan Satya lahir sekarang berat badannya sudah kembali normal.