CHAPTER 4

16 5 0
                                    

Haloooo!! jangan lupa vote dan komen yaaa!

follow igkuu: - butterfly_naaaaaaa
                            - wattpad_annaaa

Aksa
by Uswatun Hasanah

Happy reading

Suasana kota itu terasa dingin, langit perlahan mulai gelap, menandakan bahwa hujan sebentar lagi akan turun membasahi kota.

"Sa," panggil Aca.

"Kenapa? hmm?" jawab Aksa.

"Dingin, kayaknya mau hujan deh," ucap Aca.

"Masukin tangan lo ke saku jaket gue," ucap Aksa, Aca pun memasuki tangannya ke saku jaket milik Aksa.

"Sa, gue mau nanya," ujar Aca.

"Nanya apa?" balas Aksa.

"Kenapa lo kayak gini ke gue? maksud gue, kenapa sikap lo kayak seakan-akan suka sama gue?" tanya Aca.

"Ya emang," jawab Aksa.

"Hah? Maksudnya?" beo Aca

Aksa tersenyum di balik helm full face nya, "Nanti gue bakal jawab, tunggu waktu yang tepat," jawab Aksa.

Tak terasa, ternyata sekarang mereka sudah berada di depan rumah Aca.

"Makasih ya, Sa," ucap Aca.

"Iyaa, sama-sama," jawab Aksa, "Yaudah gue balik dulu, mau ke markas," sambung Aksa.

"Iyaa," jawab Aca.

Aksa pun melajukan motornya menuju markas. Di perjalanan, tiba-tiba hujan turun membasahi kota dengan sangat lebat, mau tak mau Aksa menepi di halte terdekat.

"Sialan, hujan lagi," umpat Aksa.

Di sisi lain, Aca yang sudah berganti pakaian, dan melihat hujan yang turun dari jendela kamarnya. Ia merasa khawatir pada Aksa, ia takut Aksa akan kehujanan karena mengantarkannya pulang tadi.

"Hujan lagi, Aksa gimana ya? dia kehujanan nggak ya?" gumam Aca, "Biarin deh, siapa suruh dia ngajak pulang bareng, kalo nggak ngajak, pasti dia nggak kehujanan," ngomel Aca.

10 menit kemudian, hujan pun mulai mereda, dan Aksa segera melanjutkan perjalanannya. Sebelum ke markas, Aksa mampir ke minimarket untuk membeli cemilan. Setelah merasa cukup dengan cemilan yang banyaknya 1 troli, Aksa pun membayar ke kasir dan menuju ke markas.

Markas, seperti rumah pada umumnya, ada kamar, dapur, kamar mandi, dan ruang tv, markas adalah tempat bersantai, beristirahat dan tempat menuangkan keluh kesah para anggota Black Moon, Black Moon bagaikan rumah kedua bagi mereka, tetapi bagi ketuanya, black moon adalah rumah pertama, karena rumah yang sebelumnya sudah roboh dan hancur.

"Yud, diem mulu lo, nggak capek, apa?" tanya Fauzan heran.

Yudha melirik Fauzan lalu bergidik bahunya mengabaikan pertanyaan Fauzan.

"Kacang mahal, kacang mahal," sindir Fauzan.

Aksa memasuki markas dengan dia kresek besar di tangannya dan meletakkan kresek itu atas meja depan sofa panjang.

AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang