Friend-Shit

28.9K 555 8
                                    

One Shoot 1

Aku balik lagi nih dgn oneshoot. Kagen tydack yah?

Happy reading luvie👄









Hembusan nafas hangat yang teratur itu terasa menggelitik, membangunkan—ah tidak, menyadarkan wanita itu agar segera membuka kedua netranya lebar-lebar.

Lagi, nafas hangat yang menyapu kulit tengkuk wanita itu masih teratur. Tidak dengan otak wanita itu yang berusaha mencerna situasi saat ini dengan liar.

Tidak lama tentunya, hanya dalam hitungan tiga detik. Wanita itu tidak lagi memusingkan siapa orang yang memiliki lengan kekar kurang ajar yang kini sedang menangkup payudaranya dan memeluk tubuh telanjangnya erat di balik selimut.

Wanita itu tidak panik, apalagi mendrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu tidak panik, apalagi mendrama. Jelas Karine sudah terbiasa mendapati dirinya seperti ini di pagi hari dalam satu tahun terakhir dengan pria kurang ajar yang sama.

Pria telanjang yang masih tertidur lelap itu adalah Nick. Nicholas Midas , tetangga depan rumahnya. Anak dari bestie ter-bestie Maminya.

Juga adalah teman mainnya sejak rahim sampai kini menjadi teman ranjang. Karine sejujurnya meringis dalam hati dengan pertemanan  mereka ini. 

Berhasil menyatukan nyawa, Karine menghempaskan jari-jemari yang lekat melingkupi gunung kesayangannya itu dengan kuat.

Oh astaga, wanita itu menghembuskan nafas dengan kasar. Mendelik ke belakangnya.

Meski berhasil melepaskan payudaranya yang disandera, dia kembali harus melepas pelukan tangan bak lilitan ular itu. Sialan.

"Nick!" Karine menggeram.

"Gue gak lagi masukin lo Rin, ngapain lo desah?" Pria itu akhirnya bergumam kecil, mengendurkan pelukannya dan bergerak tidur terlentang.

Percayalah, wanita manapun yang mendengar suara serak berat yang khas itu pasti akan tergoda. Ya, kecuali Karine. Wanita itu malah semakin kesal dengan tingkah pria tiga puluh tahun itu.

Tanpa aba-aba pun Karine sudah melayangkan pukulan kerasnya pada perut dengan cetakan kotak-kotak itu. Tidak peduli pria itu terpekik hingga kedua matanya terbelalak lebar.

"Rin! Masih pagi! Jangan buat gue maksa lo morning sex ya!" Pria itu bersungut menatap Karine yang sudah beranjak bangun. Membiarkan pria itu hanya menonton tubuh telanjangnya.

Karine yang mendengar itu mendengus. Benar, pria itu kemarin membahas tentang morning sex itu dengan menggebu-gebu. Namun siapa yang peduli?

"Gak usah mimpi! Bangun gak lo!? Pulang sana anjing." Karine melirik sinis pria yang menatapnya dengan lekat itu.

 ONE SHOOT Pt. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang