Chapter 7 - Royal Dinner

14 1 0
                                    

"Jadi kau sedang menjalankan residensi di bidang anak?" tanya uncle George.

"Aku sedang ambil cuti satu tahun," jawab Beau ragu, seolah dia tidak yakin dengan jawabannya. Segala sesuatu yang ditanyakan keluarga Fred membuat Beau ragu dengan semua jawaban yang dia berikan—termasuk ketika mereka bertanya usianya, yang jelas membuatnya terlihat bodoh karena sempat kebingungan. Beau gugup, itu masalahnya.

Sang raja belum datang, padahal mereka semua sudah berkumpul di ruang makan mewah di Buckingham Palace—tempat dimana sang raja tinggal. Beau dibuat terkesima begitu masuk ke dalam istana. Tapi rasa kagumnya cepat kembali beralih ke rasa gugup ketika bertemu dengan keluarga besar Fred. Tidak banyak. Hanya ada uncle George sekeluarga, dan aunt Victoria sekeluarga. Mereka semua bersikap ramah, terlebih Matilda. Tapi Beau bisa merasakan kalau mereka hanya berpura-pura. Mereka tidak sesenang itu Fred membawa kekasih yang bukan dari kalangan keluarga kerajaan. Berada di antara mereka, Beau benar-benar merasa seperti orang luar yang tidak pantas berada di tempat ini.

"Sudah kutelfon, dia sedang di perjalanan," bisik Fred kembali berdiri di sisi Beau yang semakin kikuk berbicara dengan uncle George dan istrinya. Beau menoleh sejenak lalu mengangguk kaku. Lima belas menit yang lalu Beau masih menunggu Jim datang, tapi sekarang dia tidak lagi berharap. Dia tidak yakin Jim bisa menyelamatkannya dari kecanggungan ini. Dia tidak yakin Jim bisa membuatnya merasa lebih diterima. Lagipula siapa itu Jim? Beau akhirnya sadar Jim hanya sebuah karakter yang ada di kepalanya, yang terbentuk dari cerita-cerita yang Fred berikan. Mendengar suaranya saja belum pernah. Bagaimana bisa Beau berharap pada seseorang yang tak dikenalnya?

Tak lama kemudian salah satu penjaga istana yang berdiri di pintu ruang makan membuat pengumuman kalau sang raja akan segera tiba. Beau menelan ludahnya tegang. Ingin rasanya dia menggenggam tangan Fred, tapi mereka sudah membuat kesepakatan untuk tidak menunjukan sedikit pun afeksi di depan keluarga Fred. Paling tidak sampai Beau sudah merasa lebih nyaman.

Semua anggota keluarga menempati kursi masing-masing di meja panjang yang sudah tertata rapi. Satu kursi di ujung meja diperuntukan untuk King William. Fred duduk di sisi kanannya, lalu Beau disampingnya. Kursi di hadapan Fred dibiarkan kosong—kemungkinan besar untuk Jim.

Sesaat sebelum sang raja masuk ke dalam ruangan, semua anggota keluarga Fred serentak berdiri. Beau menyusul satu detik lebih lambat. Dia meluruskan roknya, memastikan pakaiannya rapi di hadapan raja. Sesaat lagi dia akan bertemu raja Inggris—bertemu kakeknya Fred. Dia yang akan menentukan sekiranya hubungan Beau dan Fred bisa dilanjutkan atau tidak. Fred berkali-kali meyakinkan Beau kalau keputusan itu sepenuhnya ada di tangan mereka. Kakeknya tidak berhak melakukan apapun. Fred bebas menentukan pasangan hidupnya. Tapi Beau tau itu tidak sepenuhnya benar. Bagaimana pun Fred adalah seorang penerus kerajaan dan menentukan pasangan hidup adalah satu dari ratusan keputusan yang dipegang King William. Sebagaimana pun Fred mau membantah, kalau kakeknya tidak setuju dengan hubungan mereka, tidak banyak yang bisa mereka lakukan.

Itu sebabnya Beau tidak bisa tenang.

Ketika sang raja muncul, semua serentak memberi hormat. Beau sudah latihan sebelumnya, tapi tetap saja curtsy-nya buruk. Wajah sang raja terlihat kaku—sama sekali tidak ramah. Ketika mata mereka bertemu saat Fred mengenalkan dirinya, Beau berusaha tersenyum, tapi King William tidak merespon. Detik itu juga Beau menyesali keputusannya datang kemari. Tidak seharusnya dia sepercaya diri ini bertemu dengan keluarga kerajaan—di dalam istana! Tidak seharusnya dia mengenakan pakaian ini. Warna kuningnya terlalu terang, terlalu mencolok. Ingin rasanya dia berlari ke kamar mandi, sekedar untuk memeriksa penampilannya. Atau lebih baik; kabur dan tidak pernah kembali lagi.

King William duduk di kursinya, dan semua serentak ikut duduk. Lagi-lagi Beau sedikit terlambat. Dia ingin menoleh dan menatap wajah Fred sekedar untuk memberinya kepercayaan diri, tapi Beau takut kalau menatap Fred di depan sang raja masuk ke dalam kategori afeksi yang berlebihan. Beau tidak tau harus berbuat apa.

King William memulai makan malamnya, yang menjadi pertanda kalau mereka semua sudah boleh mulai menyantap hidangan. Ada banyak pilihan sendok dan garpu di hadapannya, untungnya Beau tau harus memulai dari yang mana. Dia menyesap sup makanan pembuka seperti sedang dihukum—kaku dan tidak berani menatap siapa pun. King William mulai mengajak Fred bicara dan Beau cemas kalau sang raja akan mengajaknya bicara, meskipun itu tujuan utama dia jauh-jauh datang ke Inggris. Beau hanya ingin menghilang dan tidak lagi menempatkan dirinya di situasi seperti ini.

Sampai akhirnya pintu ruangan kembali terbuka. Semua serentak menoleh ke asal suara dengan kening mengerut, karena normalnya tidak ada yang boleh masuk tanpa permisi di saat sang raja sudah di dalam. Tapi wajah mereka otomatis berubah bosan melihat siapa yang datang. Mereka tidak lagi heran.

Prince James of Wales memang selalu datang terlambat.

The Royal RogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang