Setelah kejadian yang tidak diinginkan terjadi, aku kembali ke kamar ku dengan perasaan yang campur aduk. Entah itu malu, gelisah atau sedih.
Pertemuan antara aku dan lynn terlalu aneh, jika dia bilang aku bahkan tidak terdeksi apa yang sebenarnya terjadi? Aku menggelengkan kepala ku pelan, tidak mungkin kan aku menjadi setan?
Mengusir semua pikiran aneh, aku memilih untuk tidur sekarang besok adalah hari dimana ujian pertama berlangsung. Aku harus cukup tidur sekarang, anehnya aku tidak lapar dari siang tadi.
..
....
......Sesudah tidur dengan sangat nyenyak, meski hanya tidur 3 jam saja. Aku tampak sangat segar sekarang setelah berdandan sedikit, segera kakiku melangkah menuju ruang khusus ujian pertama.
Di persimpangan jalan, aku melihat orang yang sangat ingin aku hindari.
Dellona, putri pertama grand Duke Ryhphole. Aku berhenti dan menyelinap untuk melihat apa yang terjadi.Sial, aku penasaran. Aku memicing kan mataku, Dellona terlihat sedang mencaci maki seorang gadis muda yang terlihat cantik dengan surai emasnya yang berkilau.
Dengan kejam, Dellona menyiram nya dengan jus yang ia bawa. Kudengar gadis yang sedang dibully itu bernama Berlinda anak angkat Baron Cohnvent.
Punya masalah apa anak itu dengan anak angkat Baron Cohnvent? Menghela nafas pelan, aku memutuskan untuk tidak terlibat dan pergi menjauh. Meski Berlinda terlihat menyedihkan dengan rambut dan pakaian yang basah kuyup.
Berlinda terlihat seperti tikus yang basah kuyup, mendengus pelan aku segera berjalan menjauh. Didepan banyak orang yang berkerumun hingga membuat kepala ku pusing, jadi aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang sepi.
Banyak siswa berkerumun untuk menunggu giliran mereka ujian, karena aku berada di ruang 2 dan pada jam 10.25 aku bisa santai karena ini baru jam 09.44.
Kaki ku berhenti melangkah ketika melihat sesosok makhluk astral sedang bersandar di dinding pojok, matanya menatap malas sekitar nya. Surai hitam legam nya yang panjang di ikat menjadi satu dengan rapi.
Rasanya aku agak iri melihat wajah nya yang sangat Cantik, dengan tatapan kosong aku menghampiri nya tanpa menyapa. Aku masih canggung dengannya setelah kejadian kemarin, dan juga aku agak trauma kalau-kalau aku tiba-tiba di serang.
Suasana hening nan canggung menyapa kami, aku menatap lurus kedepan tanpa melihatnya. Tangan ku memainkan surai dark blonde milikku dengan gelisah, aku benci suasana canggung. Tapi, apa yang harus aku katakan??.
Helaan nafas keluar dari mulutku, aku menatap gadis bersurai hitam legam itu dengan gugup. Apa yang harus aku ucapkan?
"Halo, kita bertemu lagi."
Argh!!! Kenapa aku malah mengeluarkan ucapan itu?? Aku merutuki diriku sendiri karena telah mengucapkan hal aneh pada orang.
Yah setidaknya, lynn itu bukan orang. Dia setan. Aku tersenyum canggung padanya dan ia hanya menatap ku datar lalu kembali menatap malas ke kerumunan orang-orang.
"Sudah kubilang, senyuman mu mirip seperti orang menahan berak."
Bangsat, nahan berak? Aku menahan rasa kesal yang sudah memuncak di pikiran ku. Aku ingin sekali memukuli nya, aku menatap lurus kerumunan sambil membayangkan aku memukuli lynn.
Sepertinya menyenangkan, atensi kami tiba-tiba berpusat pada suara yang memanggil nama kami satu persatu. Itu berarti, ini sudah giliran ku.
Aku berjalan melewati lynn yang hendak menuju ke ruangan yang berbeda, yah setidaknya kami tidak dalam satu ruangan. Mencoba untuk tidak gugup, aku menghela nafas berkali-kali.