Mataku menatap pemandangan di luar jendela kereta dengan tatapan kosong, hari ini aku sedang menuju ke sebuah tempat bernama Royal of Academy.
Meski aku menolak untuk pergi kesana, tetap saja ayah sialan itu menyeret ku ke kereta kuda dengan senyuman menyebalkan. Kau tau? Aku benci tempat dimana bangsawan sombong dan arogan berkumpul. Yah meski aku juga seorang bangsawan, lalu di Akademi dapat menggunakan sihir dan bebas dari kawasan orang tua.
Ini membuat ku khawatir, biasanya bangsawan yang sombong dan arogan itu akan bebas melakukan hal apapun. Bahkan tak peduli jika orang lain terkena dampaknya, aku membenci ini.
Ditambah, akademi ini adalah akademi internasional karena para bangsawan dari luar seperti putra mahkota, putri kerajaan, pangeran, dan lain-lain (malas nyebutin) juga masuk ke academy ini.
Namaku Arysa Archeron, seorang putri Marquis Archeron yang terkenal sebagai keluarga terkemuka dalam bidang sihir. Kadang keluarga Archeron diberi penghargaan sebagai keluarga magician kuno yang masih bertahan.
Saat aku terus melamun, pintu diketuk 3 kali. Dan sebuah suara memanggil namaku, pintu terbuka secara perlahan memperlihatkan seorang pria paruh baya dengan outfit Butler.
Aku segera turun sambil membawa barang-barang ku, meski tidak terlalu banyak yang ku bawa. Ayah tetap bersikukuh untuk menyuruhku membawa koper.
Dengan perasaan kesal, aku menatap gedung tinggi yang terlihat sangat kokoh meski sudah berdiri sekitar ribuan tahun. Angin berhembus dengan lembut, aku langsung berjalan melewati bangunan tinggi itu.
Tangan ku menyeret koper dengan malas, kaki ku terus melangkah menuju sebuah gedung yang terlihat seperti asrama. Aku membuka pintu dan masuk dengan tatapan malas, mataku menatap sekitar.
Lalu kembali berjalan menuju seseorang yang sedang duduk menunggu, rambut pendek sebahu berwarna blue Navy dengan kacamata tebal yang menempel.
Sesaat ia menatap ku sambil membenarkan kacamata nya, lalu melihat ke arah sebuah buku. Tak lama ia mengambil sebuah kunci berwarna Perak dan memberikan nya padaku.
"Kamar mu ada di lantai 4 no 334." ucap wanita itu sambil membenarkan kacamata nya, aku mengangguk ringan dan segera pergi.
Tidak ada yang menarik.
Aku melangkahkan kaki ku menuju lift terdekat, dan segera memencet tombol menuju lantai 4. Sambil menunggu, aku menatap pintu kaca di belakang ku.
Dari sini, aku dapat melihat betapa luasnya Academy ini. Aku harap aku tidak tersesat sungguh, pintu terbuka kaki ku kembali melangkah mencari nomor kamar yang tepat sambil menyeret koper yang sama sekali tidak berat.
Saat sudah sampai dikamar yang tepat, aku segera membuka pintu dengan kunci yang ku dapatkan dan masuk. Didalam ada banyak perabotan yang terlihat sangat rapi, tidak ada tanda-tanda disentuh oleh seseorang.
Aku langsung merapikan barang-barang ku dan bersiap untuk besok, karena besok adalah hari ujian penerimaan siswa baru. Tentu saja aku masih menjadi calon siswa tahun pertama, ada dua ujian yang akan mengetes kemampuan calon siswa-siswi baru.
Yang pertama, adalah ujian tulis. Disini para calon siswa-siswi tahun pertama akan dihadapkan berbagai pertanyaan yang sudah disiapkan oleh kepala sekolah secara langsung untuk melihat apakah mereka pantas menjadi murid di Royal Of Academy atau tidak.
Untuk para anggota bangsawan tingkat atas sudah mempelajari banyak hal terlebih dahulu, sebenarnya mereka dapat lulus dengan mudah karena mereka adalah bangsawan tingkat atas.
Berbeda dengan bangsawan rendah, mereka benar-benar wajib mengikuti ujian lisan untuk membuktikan apakah mereka benar-benar mengetahui tentang pengetahuan umum yang wajib diketahui bangsawan.