Hari yang melelahkan

1 0 0
                                    

"Khuk— TOLONG!! TOLONG AMPUNI NYAWA SAYA!! A–ah...Nona— Khaaaaa"
Seorang wanita dengan outfit maid yang dilumuri darah segar berteriak ketakutan, matanya bergetar menatap sesosok anak kecil yang tampak sangat manis.

Wanita itu berteriak layaknya orang gila, beberapa kali pun wanita itu bersujud meminta ampun. Anak kecil itu tersenyum manis menanggapi, tangan mungilnya mengusap boneka yang terlihat sama-sama manis di pelukan nya.

"Kakak tidak mau main dengan saya? Kenapa? Apa saya telah melakukan kesalahan?" manik lavender yang tampak sangat kosong itu menatap wanita di depannya dengan penuh tanya.

Wanita itu semakin mengeluarkan air mata, tubuhnya bergetar ketakutan. Bercak darah terlihat dimana-mana, potongan tubuh berceceran di lantai. Siapapun yang melihatnya akan lari ketakutan, potongan tubuh itu kemudian menyatu membentuk manusia normal.

"Saya siap bermain dengan anda." potongan tubuh yang sudah menjadi bentuk manusia berbicara dengan sopan pada gadis kecil itu, sebuah senyuman terbit di wajah manis itu.
"Saya ingin kakak itu bermain boneka juga dengan saya!"

"T–TIDAAKK!! KHAAAA!!!"

Suara jeritan ketakutan bergema di mansion yang suram itu, tidak ada yang membantu nya. Semua orang menutup mata atas kejadian ini demi keselamatan masing-masing, seorang wanita cantik memeluk gadis kecil bersurai dark blonde tadi dari belakang.

Tangannya bergerak mengusap kepala gadis kecil itu, manik merah darahnya menatap sekitar dengan senang. Beberapa kali, ia mengucapkan kata pujian pada putri kecilnya.

"Apa kau senang putriku? Jangan pernah takut untuk melakukan ini lagi ya~" wanita itu yang memiliki surai hitam pekat berbisik di telinga gadis kecil itu.

"Iya ma, saya...se..nang.." gadis kecil itu kemudian tersenyum aneh.

Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar, seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan masuk tergesa-gesa. Manik lavender nya menatap putri nya yang bersama wanita gila.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRI KU ELIZABETH!!"

❢◥ ▬▬▬▬▬▬ ◆ ▬▬▬▬▬▬ ◤❢

"Khuk! Hah..hah..apa itu tadi?" aku mengusap keringat yang membanjiri wajahku, mataku menatap ke arah jam. Masih jam 02.35.
Lagi-lagi aku memimpikan hal aneh itu, aku menjadi sangat gelisah memikirkan nya.

Siapa Elizabeth dan siapa gadis kecil itu? Terlalu banyak teka teki dari mimpiku, ayah bahkan tidak mau berkomentar terhadap mimpiku.
Aku bahkan kesulitan mengingat masa kecil ku, apa yang sebenarnya terjadi?

Kepalaku berdenyut memikirkan hal aneh, aku langsung bangkit dari duduk dan pergi mandi untuk menyegarkan kepala.

Selesai mandi, aku duduk di balkon kamar menatap kosong ke arah langit malam yang terlihat sangat indah.  Bintang tampak bersinar dengan terang, cahaya bulan menyinari dengan lembut.

Aku juga telah mengganti gaun tidur dengan pakaian paling nyaman dipakai, yakni pakaian yang sering kupakai saat latihan pedang. Aku langsung duduk di atas pagar penyangga balkon sambil mengayunkan kedua kakiku.

Menutup mata sambil membiarkan angin menyapu pelan wajahku, aku berharap tidak ada kejadian aneh lagi. Aku hanya butuh kedamaian dan kesunyian...

...

....

Ugh, lupakan apa yang kukatakan sebelumnya. Padahal masih pagi tapi sudah diisi dengan berbagai kehidupan, pertama aku ditunjuk sebagai ketua kelas.

Kedua, hari ini aku sangat-sangat tertekan.

"THEODOR!! TIDURLAH DI KURSI MU JANGAN DI DINDING!! MAU KOSPLEY CICAK LOE!!"

"MELVINA JANGAN LONCAT-LONCAT DI JENDELA!! MAU MOKAD LOE?! SEKALIAN AJA TERJUN BEBAS!"

"ADA YANG LIAT FLIN SAMA LINA?!! ARGHHH ILANG KEMANA DAH TUH DUA BOCAH!!"

"CAVIER!! ADRIEN! JANGAN GELUT DIKELASS!!, KALAU BISA DILAPANGAN AJA SONO, LUAS NOH!"

"Plis kepala ku cenat-cenut menghadapi bocah-bocah ini." aku memijit pangkal hidung ku setelah menghadapi cobaan berat di pagi hari. Mataku menatap Lynn yang tampak tertidur pulas di tempat duduknya tanpa terganggu, ni anak udah mokad ya?

"ADRRIEEENNNN!! JANGAN MAEN LEMPAR BOLA API!! DUEL AJA LOE BERDUA!!" Aku berteriak marah pada dua bocah yang sedari tadi gelut, dalam sekejap aku sudah akrab dengan makhluk di kelas ini.
"MAAFF SENGAJAA!!"
"ADRIEEENN!!"

Sesungguhnya, kelas Zyln isinya orang-orang gak waras.

Aku? Iya jadi ikutan g waras nih.

Rasanya aku seperti mengasuh anak kecil, aku menatap sekitar dan menemukan Dolores yang lagi santuy baca buku di atas tumpukan barang yang disusun oleh Trio HilNoA.

Ya Tuhan, salah apa aku sekelas dengan anak-anak ini?

"Hahaha, jangan teriak mulu nanti tenggorokan nya sakit lho." Louis menatap ku dengan senyuman khas nya, aku menatap nya dengan lelah.
"Jangan kau juga Louis." aku berkata dengan nada memohon, namun ya takdir berkata lain.
"Hehe, maaf ya ketua kelas!" Louis langsung berlari ke arah tumpukan itu dan menghancurkan nya.

Trio HilNoA yang marah langsung mengejar Louis yang terlihat senang dan tidak merasa bersalah, aku menghela nafas lelah untuk ke sekian kalinya. Profesor...lain kali tolong jangan datang terlambat atau membiarkan kelas mu kosong...
"KEJAR LOUIS!!"
"HANTAM! HANTAM! HANTAM!"
Dolores tertelan di dalam tumpukan barang-barang yang jatuh.

Pintu tiba-tiba terbuka dan semua orang kembali ke tempat masing-masing seolah-olah tidak terjadi apapun, di depan terlihat seorang profesor dengan 2 siswa-siswi yang tampak familiar.

Eh? Bukankah itu flin dan Lina? Aku menatap tajam saudara kembar itu, yang di tatap berpura-pura tidak melihat. Profesor tampak sangat menyepelekan kelas ini karena diisi oleh beberapa rakyat jelata, dan bangsawan yang kurang terkenal.

Aku merasa kesal dengan tingkah profesor itu, ingin sekali ku tampol pake kursi. Seorang pria tampan muncul dari jendela dengan seragam academy, matanya menatap kelasnya tanpa ekspresi.

Tanpa sepatah kata apapun ia duduk di kursi kosong, oh jadi tempat duduk yang kosong itu miliknya. Sial, beban ku nambah sebiji. Oh Tuhan~ ingin ku resign~ dari academy ini~

"KENAPA KAU TERLAMBAT?! INI SUDAH HAMPIR SIANG! DASAR ORANG RENDAHAN!!" Profesor itu terus mengoceh tidak jelas, aku menatap nya dengan lelah.

Orang yang terlambat tadi hanya diam di tempat duduknya seolah tidak tertarik, matanya yang berwarna merah darah tiba-tiba menatap profesor itu dengan tajam.

Yang ditatap langsung membeku, aku kebingungan dengan hal ini. Profesor itu mulai bicara dengan gugup dan marah, dan... Duar

Kepala Profesor itu meledak dalam sekejap, nafasku tercekat melihat darah menyembur dari sana. Yang telah membunuh profesor itu tampak menatap ke arah langit, siswa kelas zyln bersorak melihat profesor itu telah koit.

Flin dan lina menyeringai, mereka segera membawa mayat itu keluar. Aku menghela nafas lelah, mataku menatap pria itu dengan tajam. Tapi nyatanya, dia hanya memandang ku dengan malas.

"Wa.ah.."
Hah? Dia ngomong apa sih? Waah? Ini lagi, isi kelas berisik nya minta ampun. Kan aku jadi gak bisa denger, mana Lynn tidur dengan sangat nyenyak.

Aku menatapnya dengan bingung, kami mengulangi hal yang sama hingga laki-laki itu kesal. Maaf, aku budeg. Dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri ku.

Aku melihat nya dengan rumit, saat itu juga aku terdiam membeku. Jarinya mengusap pipiku, matanya masih menatap ku dengan tajam.
"Ada darah di wajah mu." oh...ohhhh!!
Bentar, aku masih ngelag.

Bersambung...

r᥆ᥡᥲᥣ ᥆𝖿 ᥲᥴᥲძᥱmᥡTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang