Setelah kejadian 1 minggu yang lalu pada seorang profesor yang kepalanya meledak, tidak ada hukuman yang menimpa kami.
Entah itu karena kami adalah murid yang 'spesial' atau karena kepala sekolah sendiri memang ingin menyingkirkan profesor itu dari dulu. Ntahlah, aku tidak peduli lagi.
Meski begitu, ada beberapa profesor yang enggan mengajar dan membenci kelas kami. Mereka menganggap kelas kami terlalu berbahaya, padahal yang berbahaya hanyalah anak bersurai hitam itu.
Kudengar namanya adalah Cedric Rven Vendya , dari rumor yang beredar dia adalah seorang pangeran ke 3 dari Kerajaan Vendya. Memang terasa tidak ada yang salah dari itu, tapi Kerajaan vendya adalah Kerajaan yang berbahaya.
Kerajaan vendya di nobatkan sebagai Kerajaan terkuat di posisi pertama karena orang-orang gila kekuatan dan berdarah dingin. Kepala ku mulai pusing memikirkan kemungkinan apa yang terjadi, apalagi Lynn yang sama berbahayanya dengan Cedric.
Apakah bendera kematian ku sudah dekat? Huhuhu...
Ada rumor mengerikan yang beredar tentang Cedric, hanya saja rumor itu berhasil di bungkam secara paksa oleh Kerajaan vendya langsung. Untungnya, aku masih mengingat dengan baik rumor itu.
Rumor itu beredar sekitar 2 tahun lalu, saat itu adalah masa dimana aku masih kabur dari guru etiket yang mengerikan. Dirumorkan, Cedric membantai orang-orang yang menentang nya.
Cedric bahkan hampir membunuh saudara-saudara nya yang lain, untungnya mereka selamat berkat dihentikan oleh Raja saat ini. Karena saudaranya adalah orang gila kekuatan, mereka tidak keberatan hampir mati.
"Ketua kelas Ketua kelas! Aku mau bertanya satu hal!" aku menghela nafas dan menatap Cavier dan adrien secara bergantian.
"Apa? Kalau itu pertanyaan tidak masuk akal, aku akan mengikat kalian di tiang dan membakarnya." ucap ku dengan nada datar."Uuuuu jahatnya~, ketua kelas mah ga bisa diajak bercanda!"
"Iya tuh, huuu~" perempatan muncul di wajah ku, mataku menatap mereka dengan nyalang seolah-olah akan melahap mereka jika mereka mengatakan hal aneh lagi."Jangan membuang-buang waktuku."
"Jika para profesor tidak datang mengajar kita, siapa yang akan mengajar kita?" oh pertanyaan yang masuk akal juga, aku berpikir keras sebentar."Menurut ku, ada beberapa profesor yang masih ingin mengajar kita meskipun ada suatu tragedi 1 minggu lalu. Salah satunya adalah wali kelas kita, yah mereka sangat tertarik untuk mengajar anak kelewatan unik di kelas Zyln ini. Yah siapapun itu apa peduli ku? " jawab ku sambil mengangkat bahu ku dengan acuh, Lynn mengangguk atas jawaban ku.
Adrien dan cavier saling pandang lalu mengangguk seolah-olah mengerti, aku yakin sebenarnya mereka bahkan tidak mengerti satu pun dari jawaban ku. Tapi yasudah lah, itu urusan mereka karena tidak mengerti.
Entah keberuntungan apa, aku dapat berteman dengan Lynn. Meskipun tidak terlalu dekat, setidaknya kami cukup dekat untuk dikatakan sebagai teman.
"Rys, mari kita menebak tugas apa yang akan diberikan mrs. Vlyna." aku tersenyum menanggapi Lynn, aku berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Aku pikir itu adalah tugas kelompok? Ntahlah itu hanya firasat ku." ucap ku lalu menatap mata obsidian lynn."Ku rasa tugas mencari hal penting?" entah perasaan ku saja atau memang kenyataan, Lynn tersenyum mengerikan saat berkata begitu. Firasat ku kok buruk ya? Semoga saja ga bener.
Pintu terbuka, kelas yang awalnya seperti pasar berubah menjadi sepi layaknya berada di kuburan. Aku membenarkan posisi duduk ku sambil menatap mrs. Vlyna yang datang dengan senyuman hangatnya.
Tidak ada buku atau kertas yang di bawa oleh mrs. Vlyna, menelan saliva ku dengan gugup. Aku mulai menerka-nerka apa yang akan dilakukan profesor.
"Nah anak-anak! Saya dengan perasaan bahagia akan menyampaikan tugas pertama kalian! Yeyy!!" mrs. Vlyna kemudian bertepuk tangan seolah-olah itu sangat menyenangkan.