05 - Tawaran

41 23 5
                                    

Hari masih berlanjut, kemarin adalah hari ulang tahun ibu Naladhipa, atau yang akrab dipanggil Ayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari masih berlanjut, kemarin adalah hari ulang tahun ibu Naladhipa, atau yang akrab dipanggil Ayu.

Ayudisa Zaelani, atau yang akrab disapa Ayu, adalah seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun. Ia dikaruniai 3 anak yang cantik dan ganteng. Ayu adalah sosok ibu yang penuh kasih sayang dan dedikasi dalam mengurus keluarganya.

Setiap harinya, Ayu sibuk mengurus rumah tangga dan memastikan segala kebutuhan keluarganya terpenuhi dengan baik. Ia menyiapkan sarapan, membereskan rumah, mencuci pakaian, dan memastikan anak-anaknya berangkat ke sekolah dengan aman. Meskipun kesibukannya padat, Ayu selalu meluangkan waktu untuk berkualitas bersama anak-anaknya.

Di sela-sela kesibukannya, Ayu juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitarnya. Ia sering membantu tetangga yang membutuhkan, baik dalam bentuk tenaga maupun materi. Ayu juga rutin mengikuti pengajian dan kegiatan keagamaan di masjid terdekat.

Bagi anak-anaknya, Ayu adalah sosok ibu yang sangat dicintai dan dihormati. Mereka selalu merasa aman dan nyaman berada di dekat Ayu. Anak-anak Ayu tumbuh menjadi pribadi yang baik, sopan, dan berbakti kepada orang tua.

Kafka Pratama Lintang adalah seorang pria yang dikenal dengan panggilan "Mas Kafka". Ia merupakan suami dari Ibu Naladhipa. Dari keterangan yang ada, Kafka diketahui memiliki sikap hati nurani yang baik.

Sebagai seorang suami, Kafka memiliki hubungan yang dekat dengan Ibu Naladhipa. Mereka tinggal bersama dan menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Kafka dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian dan kebijaksanaan dalam bersikap.

Namun, semenjak Kafka pergi ke desa, perilakunya berubah dari yang sebelumnya. Perubahan perilaku ini menjadi sesuatu yang berbeda dari kebiasaan Kafka yang dikenal memiliki hati nurani.

Kafka Pratama Lintang adalah seorang pria yang berasal dari kota Magelang. Sebagai seorang pria yang tumbuh di lingkungan perkotaan, Kafka memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda dengan kehidupan di desa.

Suatu hari, Kafka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke suatu daerah di Jawa Barat. Di sana, ia bertemu dengan seorang wanita Sunda yang bernama Ayudisa. Ayudisa adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga Sunda dan tinggal di daerah tersebut.

Pertemuan Kafka dan Ayudisa terjadi secara tidak sengaja, namun keduanya merasa tertarik satu sama lain. Mereka mulai menjalin komunikasi dan saling mengenal lebih dekat. Perbedaan latar belakang budaya antara Kafka yang berasal dari Magelang dan Ayudisa yang merupakan wanita Sunda, tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk saling memahami dan menjalin hubungan.

Dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya, Kafka dan Ayudisa semakin dekat. Mereka berbagi cerita, pengalaman, dan membangun rasa saling pengertian. Perlahan-lahan, Kafka mulai terpikat oleh pesona Ayudisa dan keunikan budaya Sunda yang dimilikinya.

Setelah menikah, Kafka dan Ayudisa hidup bersama di daerah desa Jawa Barat. Mereka saling menyesuaikan diri dengan budaya masing-masing dan menjalin hubungan yang harmonis.

Dalam perjalanan rumah tangga mereka, Kafka dan Ayudisa dikaruniai seorang tiga anak. Kehadiran anak tersebut semakin mempererat ikatan cinta dan kasih sayang di antara mereka.

⁠-☆-

S

uatu hari, Naladhipa sedang memeriksa ponselnya. Tiba-tiba, ia menerima sebuah pesan dari seseorang yang bernama Kayla.

Isi pesan itu berbunyi, "Nal, kalau gue tawarin boleh ga?"

Naladhipa mengernyit heran membaca pesan tersebut. Ia tidak mengerti maksud dari pesan itu. Naladhipa pun segera membalas pesan Kayla, "Maksud nya apa ya, Kayla? Aku tidak mengerti."

Naladhipa merasa bingung dengan isi pesan yang diterimanya. Ia mencoba mengingat-ingat apakah ada sesuatu yang Kayla tawarkan kepadanya sebelumnya, tetapi Naladhipa tidak dapat mengingatnya.

Beberapa saat kemudian, Kayla membalas pesan Naladhipa lagi, "Kebetulan gue ada sampingan kerjaan juga. Dan katanya gaji nya lumayan gede nal.. dan Lo bisa bantu ibu Lo di desa. Gue kasian liat Lo nal, apalagi lo anak pertama. Kalau misalnya Lo ga gamau juga gapapa, gue ga maksa. Cuman ini kesempatan buat Lo, Naladhipa. Ingat kesempatan tidak boleh 2 kali."

Naladhipa membaca pesan itu dengan seksama. Ia terkejut mengetahui bahwa Kayla tidak hanya mengajaknya liburan, tapi juga menawarkan pekerjaan sampingan yang gajinya lumayan besar.

Naladhipa membalas pesan Kayla dengan ragu-ragu, "Gimana ya, Kayla? Kamu tahu kalau misalnya aku ke kota untuk bekerja, ibu sama siapa? Yang bantuin ibu siapa, Kay? Apalagi ayah sekarang ga tentu baliknya, kadang seminggu 1 kali atau engga ga balik ke rumah."

Naladhipa melanjutkan, "Aku juga mau, tapi takut ga ada yang jagain ibu. Apalagi adikku masih kecil, Kay."

Naladhipa terlihat khawatir. Ia tidak ingin meninggalkan ibunya dan adiknya sendirian di desa. Meskipun tawaran pekerjaan dari Kayla terdengar menarik, Naladhipa merasa berat untuk meninggalkan keluarganya.

Kayla terdiam sejenak, mencoba memahami kekhawatiran Naladhipa. Ia tahu bahwa Naladhipa adalah anak pertama dan memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya.

Naladhipa menghela napas panjang, lalu membalas pesan Kayla, "Aku ngerti, Kay. Tapi ini bukan sekedar tawaran biasa. Ini menyangkut keluarga aku. Ibu sama adikku di desa, siapa yang bakal jagain mereka kalau aku pergi ke kota?" Lanjutnya.

"Barusan pas gue baru pulang kerja, ada yang deket sama kantor gue yang nerima tawaran. Gaji nya juga lumayan. Kalau lo udah ada duit, Lo bisa beliin hp buat ibu lo, Nal," bujuk Kayla.

Naladhipa tampak ragu-ragu. Ia tahu bahwa tawaran Kayla bisa membantunya secara finansial. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya terhadap keluarga.

"Aku ngerti kamu pengen bantu aku, Kay. Tapi aku ga bisa ninggalin ibu sama adek aku gitu aja. Mereka butuh aku. Apalagi ayah juga ga tentu baliknya," jelas Naladhipa.

Kayla mengangguk paham. Ia tahu bahwa Naladhipa memiliki prioritas utama untuk menjaga keluarganya.

"Oke, gue ngerti. Tapi setidaknya lo pikirin lagi ya, Nal. Ini kesempatan bagus buat lo. Gue yakin lo bisa atur semuanya," bujuk Kayla sekali lagi.

Naladhipa terdiam sejenak, lalu membalas, "Aku bakal pikirin lagi, Kay. Tapi aku ga janji bisa nerima tawaran kamu. Keluarga aku tetap jadi prioritas utama aku."

Kayla menghela napas, tapi ia mengerti keputusan Naladhipa. "Oke, Nal. Gue nunggu kabar lo ya. Semoga lo bisa nemuin solusi terbaik buat lo dan keluarga lo."

Naladhipa mengetik iya dan berjanji akan segera memberikan kabar kepada Kayla. Ia harus berpikir matang-matang sebelum membuat keputusan yang akan berdampak besar pada kehidupan keluarganya.

- 979 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 979 kata

Instragram : ( @ )
1. Bunngsmri
2. Iniakubunga1
3. Naladhipasffhn_

Naladhipa Saffanah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang