☆
Naladhipa terbangun dari tidurnya saat alarm berbunyi. Ia membuka mata perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang mulai menyeruak masuk melalui jendela kamarnya. Sejenak ia terdiam, mengumpulkan kesadarannya sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidur.
Naladhipa melakukan rutinitas paginya, mulai dari membersihkan diri, berpakaian rapi, dan bersiap untuk memulai aktivitas hari ini. Ia memeriksa jadwal kegiatannya, mengingat apa saja yang perlu dilakukan hari ini.
Naladhipa baru saja tiba di ruang makan saat ia mendengar suara seseorang yang terdengar percaya diri.
"Lo udah bangun? Cobain masakan gue deh. Dijamin nagih," ujar seorang anggota keluarga Naladhipa dengan nada yang sedikit kepedean.
Naladhipa menoleh dan mendapati salah satu sahabat nya, Kayla, sedang menyodorkan sepiring masakan yang tampak lezat.
"Wah, tumben pagi-pagi udah masak. Oke deh, aku coba," kata Naladhipa sambil tersenyum dan mengambil sedikit masakan itu.
Naladhipa mencicipi masakan Kayla dengan hati-hati. Ia mengunyah perlahan, merasakan kombinasi rasa yang unik dan lezat.
"Wah, enak banget nih! Beneran nagih nih masakannya," puji Naladhipa tulus.
Kayla tampak senang mendengar pujian itu. Ia tersenyum lebar, merasa bangga dengan hasil masakannya.
"Kan gue bilang juga apa. Emang masakan gue yang paling enak di sini," ujarnya dengan nada sedikit menyombongkan diri.
Naladhipa hanya tersenyum maklum melihat tingkah sahabatnya itu. Ia melanjutkan sarapannya sambil sesekali memuji masakan kayla lagi.
Setelah sarapan, Naladhipa dan Kayla bergegas keluar dari rumah untuk memulai aktivitas hari ini. Tanpa basa-basi, mereka berjalan menuju kendaraan Kayla.
Kayla menghampiri mobilnya yang terparkir di halaman. Ia membuka pintu dan segera masuk ke dalam. Sebelum menyalakan mesin, Kayla memeriksa kembali jadwal kegiatannya hari ini.
"Udah, Lo tenang aja jangan gugup. Kalau ada susah di kerjaan Lo itu nal, sms gue aja," ucap Kayla sambil membuka pintu mobil Kayla dan menaruh tas kerjaan di kursi belakang.
"Iya, makasih Kay. Gue pasti bakal inget itu," balas Naladhipa.
Kayla menepuk pelan bahu Naladhipa, berusaha menenangkannya.
"Jangan khawatir, Lo pasti bisa kok. Inget, kita tim yang solid. Jadi kalau ada apa-apa, jangan sungkan buat minta bantuan," ujar Kayla dengan nada meyakinkan.
Naladhipa mengangguk, merasa lebih tenang sekarang. Ia tahu bahwa ia memiliki Sahabat yang suportif dan siap membantu jika diperlukan.
☆
Terdengar suara buku yang terjatuh. "Eh-eh, maaf, kamu gapapa kan?" ujar Naladhipa, yang tampaknya tidak sengaja menabrak seseorang.
Orang yang ditabrak itu menggeleng tanpa bersuara, sambil menatap Naladhipa yang mengambil buku yang terjatuh. "Ini, buku nya. Maaf ya, aku ga sengaja," kata Naladhipa.
Orang itu lalu menoleh ke arah Naladhipa dan tampaknya akan mengatakan sesuatu, mungkin memanggil namanya "Jiyi?-".
Jiyi tersentak saat memanggil, "Kamu apa kabar? Ala." Wajahnya tampak tak kalah rupawan.
"Kapan pulang ke Indonesia?" tanya naladhipa.
Naladhipa tampak terkejut melihat Jiyi. Mereka sepertinya saling mengenal dengan baik, mungkin teman lama atau pacar yang sudah lama tidak bertemu.
Naladhipa terlihat antusias menyambut Jiyi dan menanyakan kapan dia akan pulang ke Indonesia. Ini menunjukkan bahwa jiyi mungkin sedang berada di luar negeri untuk sementara waktu.
Setelah naladhipa menanyakan kapan jiyi akan pulang ke Indonesia, mereka terdiam. Suasana menjadi sunyi dan sepi di antara mereka.
Jiyi dan Naladhipa saling menatap satu sama lain dalam keheningan. Dalam tatapan itu, tampaknya mereka mengingat kembali masa lalu yang pernah mereka lalui bersama.
Mungkin ada kenangan-kenangan yang tergali dari pertemuan tak terduga ini. Entah apa yang telah terjadi di antara mereka di masa lalu, namun tatapan mereka seolah-olah menyiratkan adanya sesuatu yang belum terselesaikan.
Keheningan yang menyelimuti mereka sepertinya penuh dengan berbagai emosi yang tak terungkap. Masa lalu yang mereka bagi bersama kini seolah muncul kembali, membuat suasana menjadi sarat dengan ketegangan dan kerinduan.
"Mm.. Maaf, aku harus bekerja-" kata Naladhipa, tampaknya merasa tidak nyaman dengan suasana yang canggung di antara mereka.
"Kapan kita bisa bertemu lagi, Ala?" tanya Jiyi, terdengar ada nada harapan dalam suaranya.
Namun, Naladhipa menjawab dengan kata-kata yang membuat Jiyi kaget, "Aku tidak tahu. Mungkin aku tidak bisa bertemu denganmu."
Jiyi pasti merasa terkejut dan kecewa mendengar jawaban Naladhipa. Mereka tampaknya memiliki hubungan yang rumit di masa lalu, dan sekarang Naladhipa sepertinya enggan untuk bertemu lagi.
Suasana menjadi semakin canggung dan tegang. Naladhipa sepertinya ingin segera pergi, sementara Jiyi mungkin masih berharap untuk bisa bertemu lagi dan menyelesaikan sesuatu yang tertinggal di antara mereka.
Entah mengapa, Hati ini tidak pernah berubah. Ala.
Lengkapnya Ada Di KaryaKarsa
☆
- 709 kata
Instragram : ( @ )
1. Bunngsmri
2. Iniakubunga1
3. Naladhipasffhn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Naladhipa Saffanah
Fiksi Remaja"Jika aku bukan terlahir dari keluarga dokter, Maka pastikan bahwa aku adalah seorang dokter pertama di Keluargaku" -Naladhipa Shaffanah Pratama Naladhipa adalah seorang gadis desa yang kurang mampu dengan cita-cita menjadi dokter. Meskipun mengha...