Prolog

30.7K 990 16
                                    

Warning: Typo(s) bertebaran!

Prolog

Gadis itu melangkah terburu-buru. Dilihatnya pintu gerbang sekolah yang ternyata sudah ditutup oleh satpam sekolah. Sarah menggerutu pelan sambil mengacak rambutnya frustasi. Baru hari pertama masuk sekolah dan kini di hari pertamanya memberikan momen yang sangat buruk. Seharusnya awal masuk sekolah -apalagi murid baru seperti dirinya- harus memberikan momen yang baik seperti: Pakaian yang bersih dan lengkap, serta tidak telat masuk sekolah!

Ugh, ini semua gara-gara Bang Satria yang ngendarain motornya lama banget. Mana tadi mereka harus mampir di pom bensin karena, bensin motor Bang Satria sudah menipis. Ah, hari yang sial! Batin Sarah.

"Pak tolong buka dong pintu pagarnya, kan saya telat lima menit doang, Pak." Ujar Sarah sambil memasang wajah melas.

Pak satpam yang bernama Sukijan itu membenarkan kumis palsunya sambil menggeleng tegas bahwa ia tidak akan membuka pintu gerbang bagi orang yang telat masuk. Bagaimana bisa gadis di depannya berkata bahwa ia telat lima menit, padahal yang kenyataannya gadis di hadapannya itu telat lima belas menit.

"Pak, tolongin saya dong, masa Bapak tidak kasihan sama saya. Ini hari pertama saya masuk sekolah, loh."

Pak Sukijan menggeleng tegas. "Tidak bisa! Kamu tidak tahu ya kalau masuk sekolah pukul 07.00 dan gerbang pada jam tujuh sudah di tutup!"

Sarah menghela nafasnya dengan kasar. Lihat saja Bang Sat bila dia sudah pulang, dia akan menyobek wajah tampan milik abangnya itu agar wajah tampannya tidak terlihat lagi.

Pak Sukijan tersenyum tipis lalu meninggalkan Sarah yang menatapnya dengan kesal. Siapa yang gak kesal kalau ia ditinggalkan sendiri oleh Pak Sukijan dan ia tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke kelas dan mengikuti jam pelajaran di hari pertamanya masuk sekolah.

Ah, kalau begini kesempatan masuk sekolah sudah tidak ada lagi. Tidak mungkin, kan aku terus-terusan mengemis sama Pak Sukijan untuk membiarkanku masuk kelas? Lebih baik jalan-jalan aja deh. Batinnya sambil tersenyum cerah.

Sambil bersiul ria, gadis itu melangkah menuju halte untuk menunggu angkot. Saat dia menunggu angkot, ia berpikir sejenak akan kemana ia akan pergi?

Taman, mungkin taman yang letaknya berada di tengah kota itu sangat menyenangkan sambil makan es krim atau jajanan lainnya yang tersedia di sana sampai jam pulang sekolah selesai. Karena mana mungkin ia pulang cepat, yang ada Bundanya akan memarahinya jika ia tidak masuk sekolah apalagi alasannya karena telat sekolah ia tidak masuk. Jadi mau tidak mau Sarah harus menunggu di taman tersebut sampai jam pulang sekolah.

Sarah mengernyit heran menatap motor sport berhenti di depannya. Terbesit rasa takut melanda dirinya, Sarah menatap pemilik motor yang sedang membuka helm-nya itu dengan pandangan waspada.

Jangan-jangan ini penculik?

Sarah menelan ludahnya dengan susah payah, bagaimana pria tinggi di hadapannya ini benar-benar berniat untuk menculiknya? Ah, membayangnya saja membuat tubuhnya bergidik ngeri apalagi di halte ini hanya dirinya serta pria dengan motor sport berwarna merah itu.

Pria yang ada di hadapannya itu turun dari motornya lalu menatap Sarah dengan pandangan yang sulit diartikan. Sarah menggigit bibir bawahnya dengan gugup, jantungnya berdebar dengan kencang karena ia takut pria yang ada di hadapannya ini ada niat untuk menculiknya.

My Charming Teacher (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang